empayannya belum penuh, maka gadis itu kembali lagi untuk menimba air alangkah terkejutnya ketika dia pergi, ia melihat tiga orang pemuda mengambil air untuk membasuh wajahnya ~ prasetyoSaat ini aku belum menemukan banyak cara untuk mencintaimu
cukup aku tahu, kalau aku punya perasaan itu
tapi tahukah engkau sayangku, aku mencintai rasa yang membuncah dalam diriku
bukan sosok yang hadir di mataku, maaf sayangku
mungkin inilah sensasi dan aku senang perasaan ini kutujukan untukmu
Engkau yang kunamai pinus tak sedikitpun meminta jawab, mengapa pinus??
sedangkan orang-orang disekitarku menimbang-nimbanya dengan pemahaman mereka
aku tahu pinusku, kata sayang seperti obat yang meberi efek over dosis aku takut nantinya hanya akan melukaimu, jika memberimu itu
mungkin aku terlalu konservatif mengenai perasaanku, resiko yang harus kuterima
Maafkan aku kalau aku tak bisa memberikan apapun untukmu
ingatkah engkau dengan kalimat itu, kau memanggilku bodoh saat itu
tersenyum lalu berkata, kau memberiku kebahagiaan
aku menikmati bagaimana rasanya terkena rayuan
dan saat itu kau menikmati tawa yang kugaungkan
Jika mencinta itu menyakitkan seperti yang kebanyakan orang katakan
maka aku berharap bisa terluka untukmu dan merasai derita
mungkin aku akan menyesal, tapi itu kan kudapati belakangan
aku mencintaimu itu saja, kita lihat saja nanti
hujan tak dapat melunturkan cintaku padamu
Pinusku aku belum sempat berterima kasih, untuk kepercayaanmu
banyak yang datang memujamu, kau malah memilihku
kenapa, kau tidak suka dengan pilihanku? tanyamu sedikit kesal
jika aku tidak menyukai diriku sendiri, apa mungkin akan ada yang mencintaiku?
aku hanya sedikit takut pinusku, takut tak tahu bagaimana cara memujamu
Sudahlah jangan dipuja katamu, kita jalan beriringan saja
kali ini aku tidak tertawa, aku berpura-pura tidak mendengarnya
ini hanya permulaan aku akan lebih menyakitimu nanti
jika demikian kau akan lebih tersakiti dari diriku
semoga kesempatan itu hadir dalam jejak ruang dan waktu kita
Pinusku, jika sakit itu terma yang sebenarnya
aku merasa ragu, aku akan merindukanmu nanti dan ini adalah penyakit
itu mungkin saja wajar, karena itu kubiarkan diriku tenggelam untukmu
sekarang aku yakin dengan frase yang dapat kau lihat dengan mata tertutup
pada jejak ruang dan waktu ini, rasa sakitku akan ada engkau disana
LANJUTAN PUISI DI ATAS(#2)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H