Mohon tunggu...
Heznie Wulandari
Heznie Wulandari Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Heznie Wulandari, S.Pd || Guru biasa yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Hal Kecil dan Sederhana Ini Harus Diajarkan pada Anak

3 Januari 2024   15:32 Diperbarui: 3 Januari 2024   17:11 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar anak salim pada orang tua (sumber:istock)

Sebagai orang tua, orang dewasa, guru sebagai stakeholder pendidikan, kita tentu perlu memahami dengan baik tentang pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat mengatasi masalah pendidikan dan pembelajaran  yang terjadi selama pembelajaran berlangsung, ataupun masalah pergaulan dan lingkungannya kelak.

Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri, namun sebagian perubahan-perubahan yang terjadi  pada diri seseorang merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangannya. Seifert dan Haffnung membedakan tiga tipe (domain) perkembangan, yaitu perkembangan fisik, yaitu perkembangan seseorang yang mencakup pertumbuhan biologisnya. Misalnya pertumbuhan otak, otot, tulang, serta penuaan dengan berkurangnya ketajaman mata dalam melihat dan berkurangnya kekuatan otot. Yang kedua adalah perkembangan kognitif, yaitu perkembangan seseorang yang mencakup perubahan-perubahan dalam cara berpikir, kemampuan berbahasa yang terjadi melalui proses belajar. Yang terakhir adalah perkembangan psikososial, yaitu perkembangan seseorang yang berkaitan dengan perubahan-perubahan emosi dan identitas pribadi individu, yaitu bagaimana seseorang berhubungan dengan keluarga, teman-teman dan guru-gurunya.

Anak merupakan aset, pewaris dan generasi penerus bangsa. Kita sebagai orang tua maupun pendidik harus menanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di negara kita. Yakni norma agama, norma kesopanan , norma kesusilaan, dan norma hukum. Hal-hal dasar tersebut bisa kita ajarkan kepada anak atau peserta didik karena masa usia sekolah adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasanya nanti.  

Lalu Hal Dasar Apa Yang Harus di Ajarkan Pada Anak?

  •  Menghormati Orang Yang Lebih Tua dan Menyayangi Yang Lebih Muda

Mengajarkan anak untuk menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda bisa kita ajarkan dengan cara memberitahukan bahwa orang yang lebih tua adalah orang yang usianya jauh lebih tua darinya harus kita hormati. Baik di sekolah maupun di rumah. Bila di rumah anak berhadapan dengan orang tua, paman, bibi, kakek, nenek, kakak dan tetangga yang usianya lebih tua. Bila di sekolah anak berhadapan dengan guru, kepala sekolah, penjaga sekolah, dan kakak kelas. Cara mengajarkan anak pada poin ini adalah dengan cara mencium tangan mereka, mendengarkan ketika mereka berbicara, menasehati, dan menjawab dengan kalmat yang baik ketika memang diperlukan untuk menjawab. Pun menyayangi yang lebih muda, kita bisa mengajarkan pada anak bahwa orang yang usianya lebih muda darinya adalah adik, harus disayang, tidak boleh menyakiti karena mereka jauh lebih muda.

Ketika kita mengajarkan hal demikian pada anak sejak dini, kasus perundungan yang belakangan marak terjadi di sekolah dapat diminimalisir bahkan bisa tidak terjadi karena mereka saling menghormati dan menyayangi.

  • Bersikap Jujur

Bersikap jujur artinya mengajarkan anak untuk memilih tidak berkata bohong, mencuri, berbuat curang, atau menipu dengan cara apapun. Kita mengajarkan anak untuk bersikap jujur agar anak mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Sebagai orang tua kita pun harus mencontohkan sikap jujur, karena anak adalah peniru ulung. Ia akan mencontoh apa yang ia lihat. Contohnya kita mengajarkan anak untuk menepati janji. Artinya ketika kita berjanji kita harus menepatinya.  

  • Menaati Peraturan

Orang tua hendaknya membuat peraturan di rumah. Membuat peraturan sangat penting dilakukan oleh orang tua, karena jika tidak ada peraturan sulit untuk mengajarkan disiplin pada anak. Ajarkan anak untuk menaati peraturan. Baik di sekolah, rumah ataupun lingkungan tempat anak biasa menghabiskan waktu. Peraturan akan membuat anak menjadi orang yang disiplin dan bertanggung jawab akan hal yang akan dlakukannya.   Mengajarkan anak menaati peraturan adalah dengan mencontohkannya. Misalnya dengan bangun pagi tepat waktu. Dengan orang tua mencontohkan hal-hal sederhana dan konsisten serta disiplin, anak akan menaati dan terbiasa melakukannya.

  • Mengucapkan Kata-Kata Ajaib (permisi, maaf, tolong, terima kasih)

Mengucapkan kata permisi, maaf, tolong dan terima kasih tidak akan membuat kita rendah. Ajarkan pada anak untuk mengucapkan empat kata ajaib tersebut karena kata-kata tersebut akan menumbuhkan sikap sopan santun anak terhadap orang lain. Ajarkan anak untuk mengucapkan permisi ketika akan mengambil benda yang berada di dekat orang lain, melewati orang yang sedang duduk, atau hendak memotong jalan.

Mengajarkan kata maaf ketika anak melakukan kesalahan dan ketika sudah menyita perhatian orang lain. Meminta maaf juga mengajarkan anak mengakui kesalahan, sehingga ketika anak mengakui kesalahan, ada upayanya untuk memperbaiki kesalahannya.

Kemudian ajarkan pada anak untuk mengucapkan kata tolong ketika ia akan meminta bantuan kepada orang lain. Mengucapkan kata tolong juga bentuk menghargai dan memotivasi orang yang kita mintai bantuan untuk melakukan hal yang kita butuhkan. 

Dan terakhir adalah kata terima kasih. Dengan mengajarkan anak mengucapkan terima kasih ketika telah di bantu atau di tolong, akan membuat orang lain merasa dihargai, dan membuat mereka tidak segan lagi untuk melakukannya ketika anak meminta pertolongan kembali. 

  • Membuang Sampah Pada Tempatnya

Sejak dini anak perlu diajarkan dampak yang bisa terjadi  jika anak membuang sampah sembarangan, sehingga anak peka dan mempunyai rasa kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. Contoh kecilnya adalah dengan membuang sampah pada tempatnya. Sediakan tempat sampah di tiap sudut agar terlihat oleh anak an orang tua harus mencontohkan agar anak dapat meniru kebiasaan baik yang dicontohkan orang tuanya.

  • Mengajarkan Budaya Antri

Antri adalah suatu keadaan dimana seseorang menunggu untuk dilayani sesuai kedatangannya. Hal ini biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari seperti menunggu loket tiket bioskop, kereta, bank, pintu tol dan lain-lain. Atau kegiatan anak sehari-hari seperti mengantri membayar makanan di kantin sekolah atau mini market.  Mengajarkan anak budaya antri dapat mengajarkan hal positif pada anak, yaitu belajar sabar dalam hal menunggu dan belajar rasa malu ketika anak menyerobot antrian.

  • Mengembalikan Barang Pada Tempatnya 

Ketika anak selesai belajar atau bermain, ajarkan anak untuk mengembalikan alat tulis atau mainannya ke tempat semula. Hal tersebut melatih anak untuk bertanggung jawab pada barang miliknya. Pun ketika di sekolah, ajarkan anak untuk mengembalikan barang atau benda milik temannya ketika selesai meminjam. 

  • Tidak Berkata Kasar Pada Siapapun

Orang tua memiliki peran besar dalam membimbing anak untuk tidak berkata kasar pada siapapun. Ajarkan pada anak untuk tidak berkata kasar, dan orang tua harus memberikan pemahaman dan penjelasan bahwa kata-kata tersebut tidak baik untuk diucapkan, dan berikan contoh dampak ketika anak berkata kasar.

Mengajarkan etika anak saat makan  adalah salah satu bentuk menumbuhkan karakter pada anak agar anak siap bersosialisasi dengan orang lain. Cuci tangan sebelum makan, makan harus duduk, tidak mengecap, berdoa sebelum makan, ambil makan secukupnya, tidak berkomentar negatif terhadap makanan yang disajikan, merapikan kembali piring di meja makan. Hal-hal yang demikian merupakan salah satu cara agar anak menghargai orang lain, karena ada beberapa orang yang merasa jijik dan kehilangan nafsu makannya ketika mendengar orang lain mengecap ketika makan. 

  • Belajar Berbagi

Mengajarkan anak untuk berbagi sejak dini memiliki dampak positif dalam perkembangan sosial dan emosi anak, banyak sekali manfaat dari mengajarkan konsep berbagi ini. Salah satunya adalah mengembangkan kemampuan empati pada anak.  Contoh mengajarkan anak berbagi dalam kehidupan sehari-hari misalnya dengan berbagi bekal makanan kepada teman yang tidak membawa bekal, memberi makan pengemis, memberi uang kepada pengamen, dan lain-lain. Ajarkan anak bahwa berbagi merupakan bentuk tolong menolong kepada sesama.

 

Demikianlah hal-hal kecil yang dapat orang tua dan guru tanamkan pada anak sejak dini.  Hal kecil, namun berdampak besar untuk mereka ketika sudah dewasa nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun