Pendidikan Lanjutan dan Karier Internasional*
Yani juga memperluas pengetahuan dan kemampuannya dengan mengikuti pendidikan militer di luar negeri. Salah satu pendidikan yang diikutinya adalah di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat. Pendidikan ini membekalinya dengan strategi dan taktik militer modern.
 Peran sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat
Pada tahun 1962, Yani diangkat sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat, menggantikan Jenderal Nasution. Dalam posisi ini, ia berperan penting dalam modernisasi Angkatan Darat dan memperkuat pertahanan nasional.
 Tragedi G30S dan Kematian
Pada 1 Oktober 1965, Jenderal Achmad Yani menjadi salah satu korban dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S), sebuah kudeta yang dilancarkan oleh kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai "Gerakan 30 September". Ia dibunuh di kediamannya dan jasadnya ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta.
 Penghargaan dan Warisan
Jenderal Achmad Yani dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi atas jasanya yang luar biasa dalam membela dan mempertahankan kedaulatan bangsa Indonesia. Namanya diabadikan sebagai nama jalan, gedung, dan fasilitas umum lainnya di berbagai kota di Indonesia.
Jenderal Achmad Yani dikenang sebagai sosok yang berani, disiplin, dan berintegritas tinggi. Warisannya dalam perjuangan kemerdekaan dan pertahanan negara tetap menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa.
 Nilai-nilai Keberanian
1. Keberanian Melawan Penjajah : Achmad Yani dikenal karena perannya yang besar dalam melawan penjajah, terutama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari Belanda. Saat Belanda melancarkan Agresi Militer II pada tahun 1948, Yani memimpin pasukan dalam berbagai pertempuran penting, termasuk Pertempuran Lengkong.