19. Pada satu waktu, pasukan PETA yang terdiri dari orang Indonesia besarnya dua kali lipat dibanding seluruh pasukan Tentara Jepang, namun mereka (Perwira Indonesia) tidak menyadari hal ini. Mereka juga menguasai 2/5 persenjataan di Jawa.
20. Setelah Jepang menyerah pada sekutu, terdapat perintah resmi dari pihak Jepang untuk membubarkan seluruh tentara PETA di Jawa dan Bali pada 16 Agustus 1945.
21. Pada 17 Agustus 1945, Soekarno membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia di halaman kecil kediaman Soekarno di Jakarta. Namun, dengan keterbatasan media informasi, tidak banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui hal ini, termasuk para tentara PETA.
22. Soeharto bergabung dengan PETA selama 22 bulan (1 tahun 10 bulan), sebelum akhirnya PETA dibubarkan.
23. Soeharto tidak dikenal di luar PETA, bahkan di PETA sendiri ia bukanlah sosok terkenal, mengingat Jepang hanya membolehkan terjadinya kontak minimal di antara kesatuan PETA.
Menurut David Jenkins, Soeharto hanyalah seorang pemain kecil pada awal perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Namun, Soeharto telah dan terus bergerak tak terbendung menuju pusat kekuasaan, bersamaan dengan kombinasi dalam dirinya, berupa ketekunan, kecapakan, pertimbangan, keadaan, dan keberuntungan tiada henti.
Puncaknya adalah kemunculan Soeharto pada peritiwa traumatis pada akhir tahun 1965.
Sebenarnya masih banyak lagi poin penting yang saya dapatkan pada buku "Soeharto di Bawah Militerisme Jepang" ini.
Namun, menurut saya, setidaknya 23 poin di atas adalah gambaran besar dari ratusan halaman dalam buku tersebut.
SEMOGA BERMANFAAT, TERIMA KASIH & SAMPAI JUMPA!