Mohon tunggu...
hanif lutfillah
hanif lutfillah Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Mahasiswa

Hanif

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Manajemen Kelas Inklusi

10 Juli 2021   10:45 Diperbarui: 10 Juli 2021   13:38 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pengawasan (Cotrolling)

Langkah-langkah dasar proses pengawasan: Menetapkan standar dan metode mengukur prestasi kerja; menetapkan standar dimulai dari menetapkan tujuan atau sasaran secara spesifik dan mudah diukur.

Evaluasi

Arti dari evaluasi adalah penaksiran, penilaian, perkiraan keadaan dan penentuan nilai. Penilaian jika dikaitkan dengan substansi kegiatan administrasi pendidikan (khususnya proses pembelajaran) maka aka nada penilaian (1) formatif, (2) sub sumatif, (3) sumatif.

Strategi manajemen kelas dalam pembelajaran daring sekolah inklusi

  • Kegiatan awal
  • Perencanaan pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran, dan tentunya sangat menentukan tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri. Perlunya menyiapkan Rencana Pembelajaran atau lesson plan sebenarnya sudah disadari oleh para guru, namun persoalannya adalah tingkat kepedulian para guru untuk menyajikan pembelajaran yang baik dan sistematis, serta tingkat keahlian mereka pada disiplin keilmuan masingmasing yang belum memadai untuk dapat merancang suatu konsep pembelajaran (Jufri, 2016). Guru yang baik berusaha sedapat mungkin agar pengajarannya berhasil. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu ialah bahwa sebelum masuk ke dalam kelas, guru senantiasa membuat perencanaan pembelajaran sebelumnya.
  • Memanusiakan hubungan
  • Sekolah semai merupakan sekolah dasar inklusi yang memiliki konsep pendidikan humanis, dimana implementasi proses belajar mengajar dilakukan dengan mengenali karakteristik siswa, membamngun komunikasi yang baik, dan cara mengajar guru dengan cinta dan kasih sayang. Sikap ramah guru inimenjadikan sekolah semai dikenal sebagai sekolah yang humanis dan ramah anak. Dalam pembelajaran jarak jauh praktik memanusiakan hubungan dilakukan dengan cara membangun relasi positif yang saling mendukung dan memahami antara guru, siswa dan orang tua. Di awal pembelajaran guru melakukan pengumpulan informasi mengenai kesiapan orang tua dengan berkomunikasi melalui whatsapp. Selain itu dalam memberikan tugas guru juga menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa berkebutuhan khusus yang mengarah pada produktivitas, kemandirian, dan penggalian potensi dengan durasi waktu yang luwes. Berikut contoh form yang dilakukan dalam membangun relasi positif dalam pembelajaran jarak jauh era pandemic Covid-19 dengan orang tua dan siswa berkebutuhan khusus.
  • Memahami Konsep
  • Pemahaman konsep sangatlah penting pada proses pembelajaran. Fungsi dari pemahaman konsep sendiri memainkan peranan penting terutama dalam pembelajaran karena pemahaman merupakan kemampuan mendasar yang harus dimiliki siswa dalam belajar konsep-konsep muatan pelajaran yang lebih lanjut. karena dengan penguasaan terhadap banyak konsep, memungkinkan seseorang dapat memecahkan masalah dengan lebih baik, sebab untuk memecahkan masalah perlu aturanaturan, dan aturan-aturan tersebut didasarkan pada konsep-konsep yang dimiliki. Konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk dapat mengelompokkan objek atau kejadian dan menerangkan apakah objek atau kejadian itu merupakan contoh atau bukan contoh dari ide tersebut (Aledya, 2019).

Memahami Konsep

  • Kegiatan membangun keberlanjutan di sekolah semai dilakukan dengan memberikan beragam aktivitas yang mengarah pada stimulasi serta umpan terhadap perkembangan siswa berkebutuhan khusustidak berhenti pada sekali stimulasi dan tidak berkesinambungan. Akan tetapi bagaimana siswa berkebutuhan khusus semakin terarah dan terasah skill dan potensinya sehingga melahirkan karya dan karakteristik serta keunikan yang dimilikinya. Selain itu, juga dilakukan refleksi bersama orang tua siswa berkebutuhan khusus. Menurut Hermawan adanya refleksi ini dapat mengungkapkan wawasan baru dan pemahaman tentang apa yang dilakukan guru dan orang tua serta dapat mengungkapkan pilihan, kemungkinan dan jalan untuk tindakan positif dan berkelanjutan (Hermawan, 2019).
  • Memilih Tantangan
  • Pada tahap ini, siswa berkebutuhan khusus tentunya sudah tuntas terhadap respon dirinya dan sudah memiliki ketertarikan terhadap aktivitas tertentu serta bersifat kontinyu. Dari sinilah harapan siswa berkebutuhan khusus mampu bereksistensi dan beraktualisasi berbekal bakat yang dimiliki. Dalam proses penelitian, sering peneliti temukan siswa bekebutuhan khusus memiliki ketertarikan terhadap satu obyek tertentu yang diamatinya setiap waktu. Dari kebiasaan tersebut, baik guru ataupun orang tua dapat mengarahkan dan mengembangkan ketertarikan siswa berkebutuhan khusus tersebut. Sangat memungkinkan bakat dan minat yang dimiliki siswa berkebutuhan khusus tersebut tidak jauh dari keseharian yang diamatinya. Sehingga yang dilakukan di sekolah ini dengan memberikan ragam aktivitas pembelajaran yang menarik dan menantang sesuai kondisi siswa berkebutuhan khusus dengan jam belajar yang luwes dan fleksibel.
  • Memberdayakan Konteks
  • Beragamnya kondisi siswa berkebutuhan khusus tentu berdampak pada beragam kebutuhan dan tahapan pencapaian bagi masing-masing siswa berkebutuhan khusus. Bagi siswa berkebutuhan khusus yang sudah tuntas tahapan kemandiriannya, penggalian terhadap potensi dan ketertarikan terhadap aktivitas tertentu sangat membantu untuk mengenali passion dan bakat yang dimiliki anak berkebutuhan khusus tersebut. Dengan stimulus dan pendampingan serta support yang tepat diharapkan siswa berkebutuhan khusus tersebut mampu untuk survive dikemudian hari tanpa ketergantungan terhadap pihak lain baik secara materi maupun non materi.
  • Kegiatan Akhir
  • Kunjungan merupakan salah satu layanan pendukung dari kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan guru dengan mengunjungi orang tua/tempat tinggal siswa. Hal ini dilakukan karena rumah sebagai tempat pendidikan pertama bagi siswa hendaknya dapat memberikan peranan yang baik untuk perkembangan siswa (Handayani & Hidayat, 2017). Kunjungan atau home visit sebagai upaya untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan anak atau individu yang menjadi tanggung jawab sekolah. Di tingkat sekolah dasar kunjungan dilakukan oleh guru kelas ataupun guru pendamping. Dengan adanya home visit diharapkan dapat memperoleh berbagai informasi atau data yang dapat digunakan untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar sekaligus memberikan dukungan, support pada orang tua (dan anggota keluarga lainnya) untuk bersedia berkolaborasi bersama dalam memenuhi kebutuhan anak atau individu agar dapat berkembang secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ahsani, E. L. F. (2020). Strategi Orang Tua dalam Mengajar dan Mendidik

Anak dalam Pembelajaran At The Home Masa Pandemi Covid-19. 3

(1), 37–46.

Aledya, V. (2019). Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Pada

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun