Mohon tunggu...
Hanif Larasati Khoirunnisa
Hanif Larasati Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa dalam aksara

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Indonesia Darurat!

19 Januari 2016   22:49 Diperbarui: 15 Juli 2016   10:50 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/03/13632647681771922808.jpg"][/caption]Membaca adalah jendela dunia.

Itulah bunyi pepatah dan hal itu benar adanya.

Tahukah anda dengan membaca, otak manusia terasah secara terus menerus, sebab ketika membaca otak bekerja dan saraf-sarafnya saling mengaitkan informasi-informasi. Dengan membaca seseorang akan memiliki wawasan yang luas dan memori yang kuat.

Namun, bagaimana minat baca masyarakat Indonesia saat ini?

Jika dilihat kondisi sekarang, minat baca masyarakat Indonesia tergolong sangat rendah. Berdasarkan data UNESCO, persentase minat baca Indonesia sebesar 0,01 presen. Dengan demikian dari 1000 orang hanya 1 orang saja yang memiliki minat baca. Benar-benar miris, bukan?

 

Tak usah jauh menelisik pada masyarakat Eropa seperti Inggris, Prancis, Jerman, atau bahkan di Amerika, di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) saja, kebiasaan membaca dan menulis juga terbilang rendah. Indonesia menempati urutan ketiga terbawah di kawasan ASEAN, atau berada di atas Kamboja dan Laos.

Berdasarkan indeks nasional, tingkat minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01. Sedangkan rata-data indeks tingkat membaca di negara-negara maju berkisar antara 0,45 hingga 0,62.

 Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia sangat berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan, artinya bagaimana mungkin mengharapkan generasi mendatang untuk menjadi teladan bagi anak cucu jika membudayakan membaca saja tak bisa, apalagi sampai mengharapkan untuk bisa menjadi Bangsa yang berkualitas. Tentu hal ini perlu kita benahi dan sikapi bersama.

Masyarakat bersama pemerintah harus bersama-sama meningkatkan minat baca. Sejatinya pemerintah Indonesia memiliki kemampuan untuk memproduksi buku-buku sebagai sumber bacaan masyarakat Indonesia. Indonesia juga memiliki banyak ilmuwan, tokoh, dan penulis yang berbakat. Namun, lagi-lagi kebiasaan baca masyarakat Indonesia itu rendah.

Masyarakat Indonesia banyak menganggap buku adalah sesuatu yang kurang penting bagi hidupnya. Selain itu, banyak orang yang menganggap membeli buku salah satu hal yang membuang uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun