Mohon tunggu...
Hanif Larasati Khoirunnisa
Hanif Larasati Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa dalam aksara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berbudaya dengan Mengkaji Makna dalam Tembang Jawa

21 Oktober 2015   05:59 Diperbarui: 21 Oktober 2015   07:44 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk lirik keempat “mlaku timik-timik” yang berarti daripada kita naik andong atau becak yang membebani orang lain, lebih baik kita jalan pelan-pelan. Dengan mengarungi kehidupan dengan kerja keras kita sendiri, meskipun pelan bahkan tertatih. Namun itulah perjuangan. Selain itu, filosofi ini menjadikan mandiri dalam melakukan suatu pekerjaan. Kita mengerahkan segala kemampuan yang kita miliki dalam memperjuangkan apa yang impikan dan apa yang menjadi tanggung jawab kita. Kita tak hanya bergantung kepada orang lain. Sebagai makhluk sosial kita pasti membutuhkan orang lain, tetapi tentunya dalam batas-batas tertentu dan kondisi yang tepat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menjadi manusia yang berbudaya dapat dilakukan melalui menelaah nilai-nilai yang terkandung dalam setiap peristiwa. Dengan nilai-nilai tersebut, seharusnya kita mampu mengimplementasikanmnya dalam diri dan kehidupan kita agar mampu menjadi kebiasaan atau budaya positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun