Pada tahun 2020 ini merupakan awal terjadinya penyebaran Virus Corona Virus Disease atau Covid-19. Pertama kali ditemukan virus ini di Kota Wuhan, China pada bulan Desember 2019 dan pada awal Januari 2020 virus ini masuk ke Indonesia.Â
Penyebaran virus ini terungkap setelah adanya  laporan warga negara jepang yang dinyatakan positif covid. Yang baru saja berkunjung ke Indonesia. Lalu pada awal Maret 2020 pernyataan penyebaran virus Covid diumumkan di Indonesia.Â
Dengan adanya hal tersebut pemerintah Indonesia mengeluarkan pernyataan Darurat Kesehatan dan segera mengambil berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai di terapkan sebagai langkah awal dalam pemutusan mata rantai penularan.Â
Kebijakan tersebut seperti melakukan Pembelajaran jarak jauh, bekerja dari rumah (WFH) dan tidak mengdakan kegiatan yang sifatnya melibatkan banyak orang dan terjadi kerumunan.
Sejak adanya kondisi Pandemi  ini berbagai dampak mulai dirasakan di berbagai bidang. Dampak terparah di rasakan di bidang ekonomi.  Kondisi perekonomian di Indonesia pada saat ini  sangat rendah dibandingkan tingkat perekonomian sebelum adanya pandemi. Kondisi perekonomian saat ini mengalami minus dan resesi disepanjang tahun 2020.Â
Akibat dari pandemi ini terjadi Inflasi terendah selama tahuntahun yang telah berjalan. Inflasi pada tahun 2020 mencapai 1,68%. Selain itu, nilai tukar terhadap rupiah melemah sebanyak 2,66% ke level Rp 14.525 per dolar Amerika. Lalu pada akhir 2020, IHSG melemah ke 57,1 poin atau 0,95% ke posisi 5.979,07.Â
Dampak terparah yaitu utang Pemerintah 2020 menduduki peringkat 154 Â diantara 187 negara di dunia. Berdasarkan data World Economic Outlook database 2020 milik IMF, dengan capaian sekitar 38% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Berdasarkan keadaaan tersebut jumlah penduduk miskin di Indonesia tembus 27,55 Juta Jiwa atau setara dengan 10,19% total penduduk Indonesia.Â
Dengan rincian sebagaian besar terjadi di pedesaan sebesar 13,20% dan di wilayah perkotaan hanya sebesar 7,88%. Efek lain dari adanya pandemi ini yaitu terjadi PHK besar-besaran yang dikarenakan banyaknya perusahaan yang terpaksa gulung tikar karena adanya pemerosotan nilai produksi.Â
Akibatnya sekitar 2,56 Juta orang menjadi pengangguran dimasa pandemi. Berbagai dampak yang bisa dirasakan oleh negara maupun yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia sendiri. Dengan menyikapi hal tersebut perlu dilakukan recovery atau pemulihan bagi negara ini.Â
Recovery sendiri sangat diperlukan mengingat kondisi perekonomian yang sangat porak poranda saat ini. Selain itu, recovery juga perlu dilakukan untuk menyusun kembali perekonomian untuk pembangkitan ekonomi Indonesia secara perlahan. Mulai dari tatanan dan pembukaan kembali lapangan pekerjaan untuk menekan angka pengangguran dan memberi pemasukan secara perlahan terhadap negara. Â
Langkah awal upaya pembangkitan ekonomi Indonesia ini bisa dilakukan melalui penggerakan UMKM masyarakat. Sebagai awal upaya pembangkitan UMKM ini diharapkan agar keadaan ekonomi berangsur meningkat dan dapat memberikan lapangan pekerjaan baru, sehingga angka pengangguran di Indonesia dapat ditekan secara perlahan.Â
Melalui pengembangan kreativitas dan inovasi ini  diharapkan dapat membuka peluang bagi masyarakat terutama pada generasi milenial ini.Â
Berbagai pelatihan dan pengembangan sebagai upaya meningkatkan kreativitas dan inovasi pada generasi muda harus dilakukan. Selain itu, kita juga harus memanfaatkan tren sebagai peluang dalam menghasilkan barang/jasa yang memiliki nilai yang tinggi. Â Namun, adanya kendala dalam permodalan dan minimnya tingkat pengetahuan serta keahlian menjadi salah satu penyebab sulitnya perkembangan untuk menjadikan UMKM lebih berkembang lagi.Â
Dengan itu, dukungan dari pemerintah sangatkah penting untuk menjadikan UMKM di Indonesia ini mengalami peningkatan dan dapat menembus hingga ke pasar mancanegara. Upaya yang perlu dilakukan selain pelatihan yaitu memberikan bantuan  financial dan kemudahan pengurusan ijin usaha.Â
Sebagai contoh adanya produk rumahan atau homemade tas dari pandan kering yang dianyam atau produk deco ini merupakan salah satu produk yang dapat dikembangkan dan masih banyak lagi produk-produk UMKM yang harus dikembangkan,
 Sehingga nantinya para pegiat UMKM dapat terus melakukan kreativitas dan inovasi terhadap produknya sehingga dapat menembus pasar mancanegara dan dapat menjadi penggebrak ekonomi Indonesia pasca pandemi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H