Di era reformasi dan globalisasi  musuh kita tak lagi berwujud penjajah dalam arti sebenarnya seperti yang tersebut sebelumnya. Penjajah yang kini menjadi musuh bersama anak bangsa telah bertransformasi dalam banyak wajah; kebodohan, kemiskinan, ketidakadilan, korupsi, suap, kesewenang-wenangan, dan semacamnya telah mengerogoti sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Mereka semua adalah musuh nyata yang harus kita perangi sekarang juga dan pendidikan adalah senjata yang paling ampuh tiada duanya !
"Akar pendidikan pahit, tapi buahnya manis"
(Aristoteles)
Peradaban Dibangun dan Dirawat dengan Pendidikan
Dalam paparan sebelumnya penulis memberikan beberapa contoh peradaban dunia yang bisa dibangun dengan maju lewat pendidikan yang diberikan kepada para anak bangsanya. Sebaliknya jauhnya dari pendidikan dan ilmu pengetahuan pula yang pada akhirnya menjadi sebab runtuhnya bangunan peradaban suatu negara.
Peradaban besar dunia selalu dibangun di atas dasar ilmu pengetahuan yang mapan pada masanya, hal ini menunjukkan betapa pendidikan mendapatkan tempat yang teramat istimewa. Peradaban Romawi, Persia, Yunani, Mesir, Cina sampai peradaban Islam ketika masa jayanya yang melahirkan nama-nama legenda seperti Aristoteles, Plato, Socrates, Descrates, Ibnu Khaldun, Ibnu Sina, Al Farabi, Al Khawarizmi, dll adalah peradaban yang menjadikan basis pendidikan dan ilmu pengetahuan sebagai pijakan.
Demikian halnya ketika era kebangkitan peradaban di barat mulai menggeliat sedang disaat yang bersamaan reduplah peradaban islam yang selama berabad-abad menyinari dunia. Kiblat keilmuan pun mulai bergeser ke Eropa dan Amerika, nama-nama ilmuan dan cendekiawan mereka yang kini ramai menghiasi buku-buku sekolah, diktat-diktat kuliah maupun pustaka lainnya. Bagi yang pernah belajar ilmu eksak siapa yang tidak mengenal nama-nama seperti Einstein, Newton, Archimedes, Maxwell, Faraday, Coulomb, Joule, Rankine, Carnot, dlsb?
Demikianlah, peradaban selalu dibangun dan kemudian dirawat dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Siapa yang ingin membangun peradaban maka bangunlah dahulu sistem pendidikan yang berkemajuan, pendidikan yang akan mengentaskan orang-orang yang bernaung di bawahnya dari ketertinggalan dan keterbelakangan.
"Arah yang diberikan pendidikan adalah untuk mengawali hidup seseorang yang akan menentukan masa depannya."
(Plato)
Epilog
Sebagaimana judul tulisan ini, Hari Pendidikan Nasional adalah saat yang tepat untuk dijadikan momentum bersama memaknai kembali arti pendidikan yang hakiki. Pendidikan bukan hanya bertujuan untuk menjadikan seseorang berpengetahuan tinggi namun juga memiliki keadaban yang lebih tinggi lagi.
"Educating the mind without educating the heart is no educating at all" (Aristotle)
Pendidikan juga bukan hanya menjadi tanggung jawab parsial anak bangsa yang bergelar dosen, guru, ustadz dan ustadzah, melainkan juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh tumpah darah Indonesia. Menjadi pendidik adalah tugas mulia yang bisa dilakukan siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Lebih jauh, mendidik adalah tanggung jawab semua manusia terdidik, apapun profesi dan latar belakang agama, suku, dan ras nya.
Selamat Hari Pendidikan Nasional !
Selamat mendidik, dididik, menjadi dan menghasilkan generasi terdidik !