Mohon tunggu...
Hanif Gustav
Hanif Gustav Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Hanif Gustav Mahasiswa tingkat 3 spesialisasi Akuntansi Kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara ( PKN STAN ) hanifgustav16.blogspot.com twitter : @hanif_gustav | IG : @hanifgustav

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Revolusi Mindset

27 Juni 2016   21:42 Diperbarui: 27 Juni 2016   21:50 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal yang sama berlaku bukan cuma sama cinta-cintaan aja. Sama teman dan sahabat juga begitu. Coba lihat sekeliling kalian. Anggaplah kalin punya satu perkumpulan, yang isinya 10 orang. Kalian sendiri pasti cuma bisa baik terhadap orang tertentu dalam perkumpulan itu. Susah rasanya membagi kebaikan secara seimbang kepada 10 orang sekaligus. Benarkan?

Toh faktanya, mau sebaik apapun kalian, pasti ada satu atau dua orang yang membicarakan kalian dari belakang. Hahaha lucu sekali karena kalian yang mati-matian membuat "mindset" menjadi orang baik, tetapi "mindset" orang lain juga mati-matian menjelekkan kalian. Ini hidup. Ini realitanya. Gausah diperdebatkan, cukup dibaca dan diamati sendiri.

Aku yakin sekali bahwa baik itu relatif. Kebaikan kalian kepada orang lain, belum tentu baik bagi orang lain yang melihatnya. Kita hidup pada zaman dimana kebaikan itu bersyarat. Males juga sih kalo bahas ke arah politik masalah ginian, tapi emang di dunia politik kita kenal istilah "politik balas budi". Noh, budi aja harus dibalas, apalagi baik? Hehehe

Lah terus kalo gitu kita harus apa? Tidak ada, begitu kata Kerang Ajaib di serial Spongebob.

Sekarang dari dua ilustrasi di atas, yuk kita perbaiki lagi mindset kita. Di sini, aku ga bicara bahwa jadi baik itu jelek, tetapi ada yang lebih baik daripada jadi baik. Yaitu jadi lebih bermanfaat.

Rasulullah juga bersabda bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat di antara kalian. Koreksi aku jika aku salah, tetapi di pernyataan Rasulullah 1500 tahun yang lalu itu, Rasulullah tidak menyebutkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang baik. Benarkan?

Coba kita aplikasikan mindset "orang bermanfaat" ini pada kasus di atas dan sama sama kita lihat perbedaannya.

Kalian dulu main cinta-cintaan sama mantan kalian. Selama masa asyik-asyiknya itu kalian memberikan sesuatu yang bermanfaat. Apalah itu bisa ilmu, bisa uang tabungan, bisa perhiasan bisa juga kenangan buruk. Karena kenangan buruk juga bermanfaat buat mantan kalian agar ga salah pilih orang yang baru nanti. Nah, apa yang pernah kalian lakukan itu dan jika nilainya bermanfaat, aku yakin pasti akan selalu diingat, walaupun yang dikasih itu manfaat yang jelek sekalipun. Seenggaknya jika yang kalian lakukan itu keburukan, mantan kalian mungkin akan bilang "untung dulu aku sama si A dan belajar dari sifatnya si A. Sehingga aku sekarang ama si B yang sifatnya jauh lebih baik". Hahahah padahal mantan kalian juga ga ada baiknya jika bicara seperti itu, Well, nah keliatan kan bedanya?

Sekarang coba ilustrasikan mindset "bermanfaat" pada kasus kedua. Pada kasus kedua lebih gamblang lagi. Misalnya di tongkrongan, kalian biasanya jadi tukang anter jemput, ter-bully, atau donatur uang dan rokok. Wuih dijamin pasti dikangenin ama temen kalian walaupun kalian bukan orang yang baik-baik amat. Karena kalian orang yang bermanfaat dan mereka pada berebut mengambil manfaat dari kalian, ya emang itu tujuannya. Dinikmati aja, toh seenggaknya ga ada omongan dari belakang. Jikapun ada pasti itu isinya kerinduan sama kalian. Cie dirinduin ama tongkrongan.

Anyway, kasus di atas itu based on my own experience. Jadi ya aku bisa bilang bahwa keabsahannya itu absah banget. Jika kalian tanya kapan aku merevolusi mindset, jawabanku pas tau kebenaran. Kebenaran apaan? Nanti juga kalian akan mengetahui sendiri kebenaran apaan yang dimaksud di sini. Jika boleh berpesan, aku berpesan agar kalian jangan menaruh 100% kepercayaan kalian pada apapun kecuali rukun Islam, rukun iman dan syariat-syariat Islam, karena aku Islam. Bagi yang bukan Islam silahkan menyesuaikan. Karena kepercayaan itu mahal sob harganya. Jika sembarang menaruh kepercayaan apalagi sampai 100% kepada apapun itu, lo palingan cuma dapet dua hal. Pelajaran hidup atau teman hidup.

Kesimpulannya apa? Cobalah untuk berhenti untuk mati-matian menanamkan mindset "orang baik". Tapi coba deh untuk mulai menggunakan mindset "orang yang bermanfaat". Faktanya orang baik belum tentu bermanfaat, tetapi orang bermanfaat pasti baik. Tidak ada kebaikan yang abadi di dunia ini dan jika kalian masih tidak percaya, lihatlah kisah Rasulullah. Kurang baik apa coba Rasulullah itu, manusia terbaik di dunia ini. Toh tetap aja ada yang gasuka sama Beliau. Apalagi kita yang manusia biasa-biasa aja ini. Iya kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun