Mohon tunggu...
Hanif Gustav
Hanif Gustav Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Hanif Gustav Mahasiswa tingkat 3 spesialisasi Akuntansi Kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara ( PKN STAN ) hanifgustav16.blogspot.com twitter : @hanif_gustav | IG : @hanifgustav

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Revolusi Mindset

27 Juni 2016   21:42 Diperbarui: 27 Juni 2016   21:50 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Udah lama banget ga post di sini. Pas dibuka isinya banyak sekali laba-laba dan telah usang. Yah rutinitas sebagai mahasiswa tingkat akhir sukses banget menyita waktu, tenaga, pikiran dan... uang.

Pada kesempatan kali ini, aku mencoba membagikan sedikit filosofi berdasarkan pengalaman pribadi yang aku jalani sendiri. Barang kali bisa diambil pelajaran buat rekan-rekan agar lebih berhati-hati dalam memilih keputusan di masa depan.

Revolusi. Pertama kali terlintas di benak akan revolusi ya pasti perubahan secara signifikan. Perubahan yang di maksud pasti perubahan ke arah yang lebih baik. Sedangkan mindset itu pola pikir kalian yang menentukan bagaimana kalian bersikap, bertindak dan berbicara. Ya bisa dibilang mindset itu pemikiran yang fundamental, semacam ideologi yang dijunjung. Bicara soal mindset, pasti sensitiv sekali. Tidak jarang terjadi konflik karena perbedaan mindset ini. Karena mindset itu bisa dibentuk sejak dari kecil atau tumbuh sendiri karena pelajaran hidup.

Kita pasti pernah mati-matian berusaha untuk menjadi orang baik. Itu karena mindset kalian berbicara bahwa jadi orang baik itu pasti baik. Tapi apa yang bisa kita dapatkan ketika menjadi orang baik? Pertanyaan ini silahkan di jawab atas perspektif masing-masing saja. Cobalah untuk sekali lagi melihat ke belakang dan sadari sesuatu. 

Pasti kita pernah berusaha baik ke orang lain tapi kebaikan itu dibalas dengan sesuatu yang kita anggap tidak baik. Ya itu resiko jika menjadi orang baik, sering tersakiti. Banyak kutipan-kutipan berserakan di internet mengenai orang baik ada yang masuk akal ada yang sekedar bualan. Jika kita berlaku baik pada orang lain, apa pernah kita berharap agar dibalas dengan kebaikan juga?

 Yuklah mari dipikirkan sekali lagi. Karena mindset kalian memberitahukan "Jadilah baik, niscaya kalian akan diperlakukan dengan baik pula". Tidak ada yang salah dengan mindset demikian, tetapi pasti ada yang salah jika harapan mindset kalian tidak sama dengan realita yang kalian dapatkan. Ah bukankah orang selalu bilang realita itu suka mengecewakan?

Pasti ada hikmahnya di balik peristiwa yang terjadi, Mau pahit, mau manis, itu bagian dari hidup. Kadang memang kita terperangkap dalam mindset yang kita ciptakan sendiri, sehingga kadang kita lupa bahwa orang lain juga punya mindset sendiri dalam hidupnya. Dulu juga aku selalu "dipaksa" untuk menjadi baik oleh orang yang sekarang dengan gampang bilang aku ini tidak baik. ah aku akan coba untuk memperjelas apa itu mindset akan sesuatu yang disebut "baik", perhatikan ilustrasi berikut.

Bagi kalian yang pernah main cinta-cintaan. Coba aku tanya, apa kalian dulu ga pernah berusaha untuk selalu berlaku, bertindak, berbicara dan terlihat baik untuk pasangan/mantan kalian? Ya tergantung juga jika pasangan kalian senang dikasari, maka itu pilihan mereka juga. Coba bagi kalian yang sekarang sudah memiliki mantan, diinget-inget lagi. Gimana dulu kalian melakukan apa saja yang terbaik bukan sekedar baik, demi mantan kalian dulu. Coba sekarang lihat kelakuan mantan kalian. Jika ada orang yang bertanya dengan mantan kalian apakah kamu dulu orang yang baik, maka aku berani jamin, 51% mantan kalian bakalan bilang kalian kurang atau bahkan tidak baik.

Nah, dapat ga point nya? Jika belum izinkan aku jelaskan point yang aku maksudkan dari ilustrasi di atas.

Pointnya itu kalian tidak bisa selamanya dianggap baik. Tidak peduli mau sebaik apapun yang kalian lakukan ke orang lain terutama mantan kekasih, jika kalian ada buruknya, maka hilanglah kebaikan yang kalian lakukan itu. Ironis? Memang. Bukankah kata orang nila setitik rusak susu sebelanga?

Nah itu mindset kalian yang berusaha baik, tetapi dibalas dengan sesuatu yang tidak baik. Siapa yang salah? Dua-duanya. Dalam kasus di atas, kalian salah karena berusaha baik agar menyenangkan orang yang dulu kalian sayang. Sedangkan dia juga salah karena menghilangkan kebaikan yang kalian lakukan. Aah... kalo bahas masalah ginian itu sensitiv. Tidak ada yang mau mengaku salah padahal ini adalah permainan dua orang, dimana tidak mungkin ada asap jika tidak ada api. Coba sebagai penutup kasus di atas, tanya ama mantan kalian. Iseng-iseng aja. Coba tanya apa aja yang udah kalian lewati dan kemana janji manis itu dulu. Menurut pengamatanku, mantan kalian itu pasti bakalan "amnesia" atau berusaha untuk "amnesia". Alih-alih mau inget kebaikan kalian, inget ama ucapan mereka sendiri aja, mereka tidak bisa. Lucu kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun