Mohon tunggu...
Hani Fauziyah
Hani Fauziyah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa sambil bekerja

Hallo, Nama Saya Hani Fauziyah Rusyanti. Saya adalah Mahasiswa semester 3 dari Universitas Pamulang dan bekerja sebagai guru di SDN BABAT II

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembelajaran Berbasis Proyek di Sekolah Dasar dengan Mengaitkan Kehidupan Sehari-hari Anak dalam Proses Pembelajarannya

29 September 2024   07:42 Diperbarui: 29 September 2024   09:03 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil karya anak sdn babat II

Sumber gambar milik sendiri, Hasil karya dari anak murid SDN BABAT
Sumber gambar milik sendiri, Hasil karya dari anak murid SDN BABAT
Pendidikan di sekolah dasar tentunya merupakan pondasi utama bagi anak dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan kehidupan di dunia nyata atau sehari hari dalam kehidupannya. Pada tahap ini, anak-anak tidak hanya belajar melalui buku teks, tetapi juga dari pengalaman dan lingkungan sekitar. Salah satu metode yang sangat relevan dan efektif dalam mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari anak-anak adalah Project Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis proyek.

PBL memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk belajar melalui eksplorasi, kolaborasi, dan penyelesaian masalah nyata. Misalnya, dalam konteks kehidupan sehari-hari, proyek seperti "Mengenal Kebutuhan Pokok Sehari-hari" atau "Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah" dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan berbagai konsep akademik seperti matematika, sains, dan sosial. Ketika anak-anak diajak untuk melakukan proyek yang berhubungan dengan aktivitas sehari-hari mereka, mereka lebih mudah memahami materi karena merasa relevan dengan kehidupan mereka.

Proses belajar tidak lagi hanya berfokus pada hafalan, tetapi lebih pada bagaimana mereka memecahkan masalah, bekerja dalam tim, dan mengomunikasikan hasil pekerjaan mereka. Misalnya, saat belajar tentang lingkungan, siswa dapat diajak melakukan observasi di sekitar sekolah, mendokumentasikan polusi atau kebersihan lingkungan, dan merancang proyek untuk meningkatkan kebersihan tersebut. Hal ini tidak hanya melatih kemampuan berpikir kritis dan kreatif, tetapi juga menanamkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.

Melalui PBL, guru juga dapat membantu anak-anak belajar keterampilan hidup yang penting, seperti pengelolaan waktu, tanggung jawab pribadi, dan kemampuan berkomunikasi. Anak-anak di usia SD cenderung masih dalam tahap mengembangkan kemampuan sosial dan emosional mereka, dan proyek kelompok memberikan mereka ruang untuk belajar bekerjasama, berbagi peran, dan menyelesaikan konflik.

Selain itu, PBL mengajarkan pentingnya proses. Anak-anak diajarkan untuk tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga untuk menikmati dan menghargai proses pembelajaran. Mereka belajar bahwa kesalahan adalah bagian dari proses, dan bahwa keberhasilan adalah hasil dari upaya dan kolaborasi. Dalam proyek berbasis kehidupan sehari-hari, hal ini sangat terlihat ketika anak-anak belajar dari pengalaman mereka sendiri dan saling berbagi wawasan.

Secara keseluruhan, pembelajaran berbasis proyek yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari anak-anak di SD dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan bermakna. Dengan demikian, anak-anak akan tumbuh tidak hanya dengan pengetahuan akademis, tetapi juga dengan keterampilan hidup yang siap mereka aplikasikan di dunia nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun