Mohon tunggu...
Hanifa SilviAzri
Hanifa SilviAzri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa psikologi, penulis, tutor bahasa Inggris, dan pegiat kuliner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pojok Bermain Edukatif, Upaya Menekan Penggunaan Gadget pada Anak

2 Agustus 2022   07:50 Diperbarui: 2 Agustus 2022   07:58 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelajaran daring yang telah berlangsung di semua kalangan pelajar selama lebih dari dua tahun membuat masyarakat termasuk anak-anak menjadi terbiasa dengan penggunaan gadget yang masif. Hampir seluruh kalangan masyarakat, tak terkecuali anak-anak yang masih berusia 3 tahun, setidaknya mengetahui cara mengoperasikan gadget. 

Bahkan, beberapa orang tua secara sengaja memberikan gadget kepada balitanya agar mereka bisa melakukan aktivitas lain tanpa terganggu oleh suara tangisan. Memang, gadget dapat bersifat menghibur, edukatif, dan informatif. Beberapa hal yang belum sempat diajarkan orang tua seringkali lebih dulu dipahami anak berkat adanya gadget. Namun, jika melihat realitanya, gadget juga membawa lebih banyak pengaruh buruk. 

Beberapa anak menggunakan gadget untuk bermain game, yang memang bisa melatih pola pikir anak dalam menyusun strategi dan bekerja sama. Sayangnya, kebanyakan game menampilkan secara vulgar kekerasan dan ketelanjangan. 

Besar frekuensi bermain game juga mengakibatkan anak menjadi temperamental, bersikap individualis dan anti-sosial. Beberapa anak yang lainnya hanya mengakses platform media sosial seperti Youtube, maupun Tiktok dan Instagram. 

Beberapa tayangan yang ada di sana bisa bersifat edukatif, akan tetapi, jika hal ini dilakukan secara terus menerus, akan menyita waktu anak yang seharusnya digunakan untuk mengembangkan kemampuan yang sesuai dengan usia mereka. 

Anak hanya akan bersikap pasif dalam menonton tayangan yang ada di berbagai platform tersebut. Padahal, tugas perkembangan di usia mereka sangatlah banyak, seperti ketrampilan fisik, sosial, dan kognitif. 

Untuk mengatasi hal tersebut, mahasiswa psikologi KKN TIM 2 Universitas Diponegoro Semarang menginisiasi disediakannya fasilitas pojok bermain untuk anak-anak di Kantor Kelurahan  Sidorejo Lor Salatiga. Hal ini sesuai dengan arahan dari Sekretaris Kelurahan Sidorejo Lor, Ibu Yeyen. 

Tak hanya untuk mengimbangi penggunaan gadget pada anak, pojok bermain ini juga merupakan salah satu upaya mempersiapkan anak-anak untuk kembali mengikuti pembelajaran tatap muka agar anak siap untuk kembali bergerak aktif baik secara individu maupun kelompok. 

Alasan pengadaan pojok bermain di Kantor Kelurahan Sidorejo Lor adalah banyaknya Sekolah Dasar, PAUD, dan Taman Kanak-Kanak di sekitarnya. Pojok bermain ini juga diperuntukkan bagi masyarakat yang datang ke kantor kelurahan untuk mendapatkan pelayanan dengan membawa anak-anak. 

Selain itu, adanya keterlibatan lembaga masyarakat dalam pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak merupakan salah satu indikator kota layak anak, dimana Salatiga baru saja tervalidasi menjadi salah satunya. Untuk memenuhi indikator ini, kantor-kantor pelayanan masyarakat haruslah bersifat ramah bagi anak-anak. 

Mainan yang disediakan di dalam pojok bermain ini juga beragam dan disesuaikan dengan kemampuan anak yang perlu dikembangkan seperti alat mewarnai dan puzzle block untuk mengasah kreativitas, timbangan untuk mengembangkan kemampuan kognitif,  bola basket dan playmat untuk melatih kemampuan motorik kasar, serta puzzle untuk melatih kemampuan motorik halus. 

Selain itu, dengan bermain bersama teman-teman mereka, anak-anak berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan kerja sama mereka.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun