Masyarakat terdahulu adalah salah satu pembentuk kebudayaan yang kemudian menciptakan tradisi yang kemudian diwariskan secara turun temurun oleh generasi berikutnya. Tradisi nyadran juga merupakan realitas sosial yang telah ada sejak dulu.Â
Bagi masyarakat Jurangjero selain untuk menjaga tradisi, mereka memiliki keyakinan bahwa dengan melaksanakan tradisi itu merupakan hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dari kepercayaan itu secara tidak langsung terbentuk konstruksi pemikiran yang dibangun masyarakat yang tidak boleh ditinggalkan.
Dalam kaitannya tentang kebiasaan masyarakat yang secara continu melaksanakan tradisi tersebut setiap tahunnya tentu banyak menimbulkan sebuah kebiasaan yang terus-menerus pula. Kebiasaan yang secara terus menerus dilakukan tentu akan berpengaruh pada pola perilaku yang dilakukan masyarakat Jurangjero.Â
Perilaku sosial banyak dilandasi oleh berbagai macam faktor baik internal maupun eksternal misalnya faktor lingkungan dan situasi sosial budaya. Perilaku sosial yang terdapat dalam tradisi nyadran misalnya perilaku bersedekah, saling menghormati, perilaku gotong royong. Selain itu, partisipasi warga dalam acara tersebut merupakan salah satu bentuk dari eksistensi diri.
Referensi
Koentjaraningrat.1984.Kebudayaan Jawa.Jakarta:PT Balai Pustaka
Samuel, Hanneman.2012.Peter L Berger : Sebuah Pengantar Ringkas.Depok:Kepik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H