Mohon tunggu...
Hanifa Rufaidah
Hanifa Rufaidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya tertarik dalam menulis cerita fiksi maupun artikel populer dengan beragam konten. Saya menyukai musik, seni, sastra, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Makna Lirik Lagu "Dunia Tipu-Tipu" Karya Yura Yunita dari Kacamata Semiotika

31 Mei 2023   08:11 Diperbarui: 31 Mei 2023   09:46 1353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yura Yunita adalah penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia. Musisi yang lahir di Bandung, 9 Juni 1991 ini bernama asli Yunita Rachman. Tumbuh di keluarga yang mencintai dunia musik, Yura memiliki hobi bernyanyi dan bermain sejak kecil. Yura sudah memulai karier musiknya sejak tahun 2011 di ajang pencarian bakat Indonesian Idol Season 7 hingga merilis single-single hits, seperti "Cinta dan Rahasia" bersama Glenn Fredly, "Berawal dari Tatap", serta dua single terbarunya, yaitu "Tutur Batin" dan "Dunia Tipu-Tipu". Kedua single terakhirnya termasuk ke dalam album ketiganya yang bertajuk "Tutur Batin" dengan 11 trek lagu di dalamnya. Album yang rilis pada 22 Oktober 2021 berhasil masuk nominasi Karya Produksi Terbaik dan memenangi penghargaan Artis Solo Wanita Pop Terbaik di Anugerah Musik Indonesia 2022.

Khusus pada lagu "Dunia Tipu-Tipu", lagu ini menceritakan tentang perasaan Yura terhadap orang-orang terdekatnya. Lagu ini berisi pesan dan rasa terima kasih Yura untuk orang-orang yang selalu ada untuknya dan selalu di dekatnya. Dalam lagu tersebut, Yura menyampaikan bahwa jika bersama mereka, ia akan baik-baik saja meskipun berada di "dunia tipu-tipu" sekalipun. Dengan makna lagu yang mendalam, makna lirik lagu "Dunia Tipu-Tipu" juga dapat dilihat dari sudut pandang Semiotika dengan teori Roland Barthes.

Secara singkat, Semiotika adalah cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang tanda. Tanda merupakan sesuatu yang mempunyai makna lain dari sesuatu yang lain. Tujuan analisis Semiotika adalah untuk menemukan makna, termasuk hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah tanda karena konteks dari sebuah tanda dapat berubah-ubah tergantung pada penggunaannya (Nugraha, 2016). Roland Barthes merupakan salah satu tokoh yang identik dengan semiotika. Teori yang digagasnya disebut "order of signification" yang memiliki dua tahapan signifikasi, yaitu denotasi dan konotasi (Aritonang dan Doho, 2019). Denotasi sebagai makna yang digambarkan sebagai tanda sebuah objek, sedangkan konotasi adalah cara menggambarkan makna tersebut. Adapun mitos merupakan bagaimana budaya menjelaskan dan memahami aspek realitas atau fenomena alam (Nastiti, dkk., 2022, hlm 36).


Lirik Lagu "Dunia Tipu-Tipu" - Yura Yunita

Analisis Semiotika Roland Barthes

Di dunia tipu-tipu

Kamu tempat aku bertumpu

Baik, jahat, abu-abu

Tapi warnamu putih untukku


Makna denotasi pada bait pertama lagu tersebut adalah "di dunia yang penuh tipuan, kamu adalah tempatku bergantung. Meskipun di dunia ini penuh kejahatan dan keabu-abuan, tetapi bagiku kamu adalah putih". Makna konotatif pada bait tersebut menunjukkan bahwa di dunia tipu-tipu yang dikonotasikan sebagai dunia yang banyak kebohongan, kepalsuan, dan manipulasi menjadikan "kamu" sebagai tempat penyanyi bergantung secara emosional; "kamu" adalah penyemangatku. Kata "jahat" dan "abu-abu" dikonotasikan sebagai hal yang buruk dan hal yang ambigu/tidak jelas dan dapat dikaitkan dengan kompleksitas moral kehidupan, antara baik atau jahat; antara hitam, putih, atau abu-abu. Jadi, makna konotatif yang dapat disimpulkan adalah meskipun di dunia tersebut banyak keburukan, banyak ketidakjelasan, tetapi "kamu" adalah sebuah kebaikan untuk penyanyi. Mitos dalam lirik lagu tersebut menunjukkan realitas dunia yang penuh ketidakjujuran dan manipulasi dalam berbagai aspek kehidupan. "Kamu tempat aku bertumpu" menunjukkan mitos bahwa manusia sebagai makhluk sosial akan selalu membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan emosional, material, dan berbagai hal lainnya. Namun, moralitas manusia tidak bisa diukur dengan sekadar "hitam" dan "putih", "baik" dan "jahat". Semua manusia pernah berbuat salah atau buruk, tetapi selalu ada "warna putih" yang diasosiasikan sebagai kebaikan di dalam hatinya.

Hanya kamu yang mengerti

Gelombang kepala ini

Makna denotatif pada lirik di atas adalah hanya "kamu" yang dapat mengerti dan memahami pikiran atau isi kepala penyanyi. Makna konotasinya adalah "kamu" menjadi satu-satunya yang dapat memahami sifat, perilaku, serta emosi penyanyi. Hal tersebut menunjukkan kedekatan antara "kamu" dengan penyanyi secara eksklusif. Mitos pada lirik ini dapat diinterpretasikan bahwa tidak semua manusia dapat memahami manusia lainnya. Namun, manusia memiliki orang-orang terdekat dan terpilih yang bisa berkomunikasi dengannya secara mendalam.

Puja-puji tanpa kata

Mata kita yang bicara

Selalu nyaman bersama

Janji takkan ke mana-mana

Pada lirik tersebut memiliki makna denotasi bahwa antara "kamu" dengan penyanyi dapat memberikan pujian dan penghormatan tanpa melalui kata-kata, tetapi hanya tatapan mata yang menjadi media pengekspresian emosi antara keduanya. "Kamu" dengan penyanyi selalu merasa nyaman jika bersama dan penyanyi meminta "kamu" untuk tidak akan pergi darinya dan tetap bersama-sama. Makna konotatif dalam lirik tersebut menunjukkan bahwa terdapat kedekatan yang intim secara emosional antara "kamu" dengan penyanyi sehingga untuk berkomunikasi tidak perlu melalui ungkapan, tetapi kalian sudah dapat memahami perasaan masing-masing. Hal ini juga menunjukkan keterikatan yang erat dari kenyamanan yang dirasakan serta kepercayaan yang telah dibangun satu sama lain. Mitos pada lirik "puja-puji tanpa kata" adalah suatu tindakan memuja dan memuji seseorang melalui non-verbal, seperti terhadap dewa atau sesuatu yang magis. Artinya, perasaan terhadap seseorang tersebut sangat mendalam dan rasa hormatnya sungguh tinggi.

Di dunia tipu tipu

Ku bisa rasa nyata denganmu

Tanpa banyak una-inu

Ku bisa rasa aman selalu

Makna denotatif dari bait di atas adalah di dunia yang banyak tipuan ini, penyanyi bisa merasakan kenyataan dalam menjalani kehidupan tanpa banyak keragu-raguan bersama "kamu" karena penyanyi selalu merasa aman jika bersama "kamu". Makna konotatif yang dapat diinterpretasikan adalah di dunia yang banyak kepalsuan dan manipulasi, penyanyi bisa merasa lebih utuh karena bersama "kamu" tidak ada kepalsuan tersebut. Baris terakhir juga menunjukkan bahwa "kamu" menjadi tempat berlindung penyanyi sehingga penyanyi bisa merasakan keamanan dari "kamu". Mitos yang terbangun dari lirik di atas adalah seseorang bisa menjadi dirinya sendiri jika bersama seseorang yang dekat dengannya dan dapat dipercaya. Seorang manusia selalu mencari tempat perlindungan dari sesuatu atau seseorang untuk menghilangkan rasa ketidakamanan yang dirasakannya.

Lelucon aneh tiap hari

Ku tertawa tanpa tapi

Tetaplah seperti ini

Makna denotasi pada lirik lagu di atas adalah penyanyi selalu tertawa tanpa ada hambatan ketika "kamu" melontarkan candaan setiap hari dan penyanyi berharap kepada "kamu" agar tetap menjadi sosok yang demikian dan tidak berubah. Makna konotatif dalam lirik tersebut menunjukkan bahwa penyanyi dapat menikmati momen-momen kecil seperti tertawa terhadap candaan aneh dari "kamu". Penyanyi menghargai setiap keadaan bersama "kamu" dan ia tidak ingin ada yang berubah.

Lagu "Dunia Tipu-Tipu" dapat diinterpretasikan dalam berbagai makna karena lagu ini menceritakan orang-orang terdekat kita. Lagu ini tidak hanya tentang pasangan kekasih, tetapi juga dapat merujuk pada keluarga, sahabat, atau orang-orang yang berharga bagi kita. Dalam lagu ini, Yura mengungkapkan perasaannya terhadap mereka dengan menghargai setiap waktu kebersamaan yang bisa ia rasakan bersama mereka. Yura menyampaikan pesan bahwa orang-orang tersebutlah yang membuat ia merasa nyaman, aman, dan bahagia karena mereka adalah tempat bergantung, berbagi cerita, serta berkeluh kesah.

Referensi:

Aritonang, D. A., & Doho, Y. D. B. (2019). ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES TERHADAP LIRIK LAGU BAND NOAH "PUISI ADINDA". Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis, 4(2), 77-103.

Nastiti, N. E., Fauziah, H., & Syafikarani, A. (2022). Analisis Semiotika IklanGojek Edisi Ramadhan 2021 Di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal NawalaVisual, 4(1), 34--40. https://doi.org/10.35886/nawalavisual.v4i1.261

Nugraha, R. P. (2016). KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM LIRIK LAGU (ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE PADA LIRIK LAGU "BENDERA") . Jurnal Ilmu Ekonomi dan Sosial, 5(3), 290-303.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun