Mohon tunggu...
Hanifa Rahma Fatiha Azzahra
Hanifa Rahma Fatiha Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi - UIN Sunan Kalijaga

Berusaha berbagi tulisan yang bernilai guna. IG: @hanifa.nipeh

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Banyak Banget Hoax di Intenet, Kita Harus Apa?

8 November 2023   22:46 Diperbarui: 9 November 2023   02:15 1726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkan kalian merasa tertipu dengan beragam informasi yang tersebar di internet? Atau kalian pernah membaca berita dan membagikannya kepada kerabat, tetapi tidak mengetahui bahwa berita yang dibagikan ternyata bohong?

Yaps, di era revolusi industri 4.0 ini, banyak sekali informasi yang tersebar di internet. Kita terlalu banyak mengonsumsi informasi, yang kita sendiri terkadang tidak menyadari bahwa berita yang kita konsumsi bisa jadi benar atau malah berita bohong.

Banyak sekali informasi yang disajikan di internet yang hanya sepotong-sepotong saja informasinya. Ditambah lagi, hadirnya Artificial Intelligence (AI) yang membuat kita bingung apakah sebuah gambar berita di internet ini sungguh betulan atau rekayasa AI?

Definisi Hoaks

Menurut Cambridge Dictionary, Hoax adalah rencana untuk menipu seseorang, seperti memberi tahu polisi bahwa ada bom di suatu tempat padahal sebenarnya tidak ada, atau suatu tipuan. Hoax juga merupakan sebuah rencana untuk menipu sekelompok besar orang.

Sedangkan menurut kamus Meriam webster, Hoax merupakan suatu tindakan yang dimaksudkan untuk mengelabui atau menipu agar mempercayai atau menerima sesuatu yang palsu dan sering kali tidak masuk akal.

Berdasarkan dua definisi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa hoax adalah sebuah rencana yang dilakukan individu maupun kelompok untuk mengelabui atau menipu individu atau kelompok lainnya agar mempercayai atau menerima sesuatu yang palsu, bohong, dan tidak masuk akal.

Ada 2 tipe penyebar hoax di dunia ini. Yang pertama, dia menyebarkan berita bohong, tetapi dia tidak tahu bahwa berita yang dia bagikan adalah berita bohong, yakni misinformasi. Misalnya, membagikan foto, kutipan, atau tanggal yang tidak akurat secara online karena dia yakin itu benar.

Sumber: Pexels.
Sumber: Pexels.

Kedua, dia sudah tahu bahwa berita ini bohong, tetapi dia tetap menyebarkan berita tersebut dengan tujuan tertentu, yakni disinformasi. Misalnya saja berita palsu dan propaganda politik.

Misinformasi dan disinformasi dapat menyebar di sebagian besar platform online yang memiliki alat komunikasi. seperti media sosial dan platform berbagi video, permainan, forum, bagian komentar, email, bahkan aplikasi perpesanan.

Maka dari itu, kita perlu berhati-hati dalam menggunakan media sosial untuk mendapatkan informasi. Selain itu kita juga perlu mengenali ciri-ciri bahwa berita tersebut termasuk misinformasi dan disinformasi.

Ciri-ciri bahwa suatu berita atau informasi yang keliru, yaitu berita disebarkan oleh sumber yang tidak kredibel, mengatasnamakan media besar, memanipulasi berita, bersifat tendensius atau memihak, dan menghasut.

Lalu, bagaimana cara kita mengetahui bahwa sebuah informasi tersebut termasuk fakta atau hoaks? 

Pertama, jangan langsung membagikan berita jika kita tidak yakin atau ragu. Penting untuk mengetahui bahwa tidak semua yang kita lihat di internet adalah nyata. Kita perlu waspada untuk selalu memeriksanya sebelum membagikannya.

Kedua, lakukan pengecekan sendiri. Selalu periksa sumber dan tanggal informasinya. Apakah itu berasal dari organisasi terkemuka yang pernah mereka dengar? Mungkinkah gambar atau video tersebut telah diedit?

Kita juga perlu untuk memeriksa sumber berbeda seperti berita lain atau situs pengecekan fakta seperti cek fakta dan bandingkan informasinya. Pikirkan juga apakah hal tersebut bertentangan dengan pengetahuan kita tentang topik tersebut.

Ketiga, melihat berbagai sumber informasi lainnya. Seringkali platform online menampilkan konten berdasarkan apa yang kita sukai. Cobalah untuk melihat berbagai sumber berbeda untuk belajar dan mengakses informasi baru.

Nah, setelah mengetahui tentang hoaks, bukankah lebih baik kita mencegah tersebarnya berita bohong? Untuk itu, mulailah dari diri sendiri terlebih dahulu.

Seperi peribahasa "Mulutmu Harimaumu", maka berhati-hatilah dalam menyampaikan informasi yang belum jelas kebenarannya. Bagikanlah informasi positif dan bermanfaat bagi sekitar. Mari kita ciptakan dunia maya yang sehat dan positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun