Aksen, lelaki tampan yang sedang bersedih selepas ditinggal pergi kekasihnya. Nama Hana tetap membekas di otaknya, dan sulit untuk ia lupakan. Setelah lulus kuliah, Aksen pun mendirikan sebuah Kafe pinggir jalan. Kafe itu memberikan kesan antik dan nyaman, tak heran jika Kafe tersebut selalu ramai walau baru dibuka seminggu yang lalu. Aksen hanya memiliki 2 karyawan, Wanda dan Sam. Mereka bertiga merupakan teman satu kos saat masih kuliah. Wanda dan Sam khawatir dengan kondisi bos mereka, karena sering terlihat melamun dan sempat terlihat mengeluarkan air mata. Namun, semua berubah semenjak keberadaan seorang perempuan cantik yang sering datang ke kafe.
“Alhamdulillah, sekarang bos udah lumayan baik ya kondisinya. Semenjak Perempuan cantik itu datang”
“Iya, bener nda. Tapi kok dia nggak pernah ganti baju ya”
Hanya perkara baju saja, mereka sampai khawatir. Namun, rasa khawatir itu tak berlangsung lama karena kesibukan mereka di hari itu. Waktu menunjukkan pukul 9 malam, waktu Kafe untuk tutup. Wanda tengah membersihkan meja dan tak sengaja melihat bosnya sedang tertawa dan bercakap-cakap dengan seseorang di balik mobil van yang terparkir disana. Wanda bergumam
“Apa yang Aksen lakukan disana? siapa yang dia ajak bicara?”
Tiba-tiba…
“Mas, lagi ngeliatin apa sih”, tanya Sam memecah keheningan
“Haduh, kamu ini bikin kaget aja. Itu si Aksen, dia lagi ngomong sama siapa sih”
“Loh, iya ya. Siapa yang Mas Aksen ajak ngomong malam-malam kayak gini”
Karena khawatir, mereka berdua pun memutuskan untuk memeriksanya secara langsung. Saat hampir sampai, mereka malah dibuat terkejut saat melihat tak ada orang sama sekali disana selain bos mereka. Mereka hanya terdiam dan saling tatap menatap satu sama lain, hingga Aksen memanggil mereka
“Hei kalian, ngapain diem aja disana? Kenalin ini cewek yang sering datang ke kafe kita. Namanya…Hana”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H