SEMARANG. -- Sosialisasi demam berdarah dilakukan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terpogram (KKN MIT) kelompok 38 Universitan Islam Negeri Walisongo Semarang dengan sasaran para warga yang ada di Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
Kegiatan sosialisasi demam berdarah merupakan salah satu program kerja mahasiswa KKN kelompok 38. dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2022 pukul 10.00 -- 11.30 WIB yang bertempat di Balai Kelurahan Bubakan.
Sosialisasi demam berdarah tersebut dihadiri langsung oleh Bapak Winasis Tjatur H. S.H. selaku Lurah Kelurahan Bubakan, serta peserta yang terdiri dari warga Kelurahan Bubakan, Acara tersebut diisi langsung oleh Bapak Tri Susilo Hadi Skm.,M.Kes Kepala Puskesmas Karangmalang.
Anissa Saffa Yuniar,sebagai ketua panitia menuturkan," Alasan Saya mengadakan acara sosialisasi demam berdarah karena banyaknya kasus demam berdarah di Kota Semarang, sehingga diharapkan dengan adanya sosialisasi ini dapat memberikan wawasan kepada masyarakat cara mencegah penyakit demam berdarah tersebut, acara sosialisasi ini juga bertujuan mendukung program dari pemerintah Kota Semarang yang dilakukan setiap minggu yaitu Pemantauan Jentik Nyamuk (PJN) "
Bapak Lurah Kelurahan Bubakan juga mengapresiasi acara sosialisasi demam berdarah yang dilakukan oleh mahasiswa KKN MIT kelompok 38 UIN Walisongo Semarang tersebut karena dapat memberikan arahan kepada warganya untuk bisa mencegah penyakit demam berdarah tersebut, yang nantinya dapat menekan kasus demam berdarah di Kota Semarang.
Mencegah menyebarnya demam berdarah sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Intinya jangan biarkan nyamuk-nyamuk penyebar virus mematikan ini bebas bersarang di rumah ataupun di lingkungan warga. Gerakan 3 M dipercaya dapat mencegah penyebaran demam berdarah.
M pertama yakni menguras tempat penampungan air dengan rutin sehingga tak ada jentik nyamuk. Selain itu jangan lupa membersihkan pula tempat-tempat yang digenangi air. Antara lain bak pembuangan air, lemari es, dan pot bunga.Â
Sedangkan M kedua adalah menutup tempat penampungan air untuk menghindari nyamuk aedes aegypti berkembang biak. Ketiga adalah mengubur barang-barang bekas. Ini diperlukan buat memberantas sarang nyamuk yang menjadi perantara penularan demam berdarah.
Yang tak kalah penting adalah pengenalan mengenai gejala penyakit tersebut. Ini untuk membantu penangananan medis lebih awal. Gejala demam berdarah seringkali rancu dengan gejala flu biasa.Â
Antara lain demam tinggi naik dan turun selama dua hingga tujuh hari, pusing, sakit pada persendian, serta lesu dan nafsu makan berkurang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H