Mohon tunggu...
Hanifan Aulia Hafiz
Hanifan Aulia Hafiz Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa aktif pada prodi Ilmu Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ontologi dalam Menghadapi Misinformasi pada Zaman Digital

4 Juni 2023   21:50 Diperbarui: 4 Juni 2023   21:55 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada zaman modern dan digital saat ini, terdapat berbagai informasi yang dapat kita peroleh di internet. Berbagai berita, informasi, dan kabar bisa kita dapatkan dengan mudah pada zaman digital saat ini. Informasi yang berada di berbagai penjuru dunia bisa kita akses hanya dengan mencarinya di internet, bahkan tidak perlu kita mencarinya kita bisa mendapatkan informasi dan berita yang ada. Informasi dan berita yang bisa kita dapatkan banyak mengandung nilai-nilai yang baik maupun nilai informatif, namun terdapat juga berita-berita dan informasi-informasi yang belum tentu benar dan belum teruji kebenarannya.

Berita dan informasi yang belum teruji kebenaran dan faktanya bisa berupa informasi yang berkaitan dengan isu-isu ekonomi maupun politik, namun tidak menutup kemungkinan topik-topik lain dapat mengandung misinformasi. Pada topik politik terdapat berbagai macam misinformasi dan hoaks yang dapat kita temukan pada zaman digital saat ini. Berita mengenai suatu pemilihan hingga isu-isu personal dari para tokoh politik dapat kita dapatkan pada zaman digital saat ini. Misinformasi mengenai suatu kebijakan tokoh politik dapat disebarkan untuk menjatuhkan tokoh tersebut agar pada pemilihan selanjutnya tokoh tersebut tidak akan mendapatkan suara.

Terdapat juga isu-isu politik internasional yang mendapatkan misinformasi hingga kebohongan sekalipun agar dapat menjalankan agenda suatu pihak. Suatu kebijakan yang jelas melanggar hukum internasional dapat dikatakan bahwa kebijakan tersebut dilakukan demi mempertahankan negaranya. 

Pada panggung internasional terdapat banyak sekali aktor baik aktor negara maupun non-negara yang memiliki kepentingannya sendiri, hingga mereka akan melakukan apapun demi menjalankan kepentingannya dan mendapatkan apa yang diinginkan. Amerika Serikat dapat menuduh Irak memiliki suatu senjata pemusnah massal yang dapat membahayakan suatu wilayah hingga membahayakan seluruh komunitas internasional sekalipun. Amerika Serikat lalu dapat menyerang negara yang dituduh memiliki senjata pemusnah massal tersebut dan merekonstruksi negara tersebut sesuai keinginannya.

Terdapat juga contoh lain Rusia menuduh Ukraina bahwa negara tersebut membahayakan integritas dan kedaulatan dari Rusia, lalu dengan tuduhan itu Rusia melakukan invasi dengan alasan ingin membebaskan Ukraina dari pengaruh fasisme dan nazisme. Kasus-kasus geopolitik seperti contoh yang telah disebutkan dapat mengandung berbagai misinformasi disaat kasus tersebut disebar dan diberitakan.

Berbagai macam misinformasi dan hoaks dapat disebar dengan mudah melalui internet pada zaman digital saat ini. Misinformasi ini dapat membentuk suatu opini hingga dukungan yang dapat membantu tujuan dan agenda dari pihak-pihak tertentu. Dengan pemberitaan dan narasi yang tepat, agenda suatu negara maupun aktor non-negara yang secara hukum dan moral salah dapat di justifikasi.

Dengan berbagai macam misinformasi yang dapat tersebar penting bagi kita untuk tidak mengonsumsi informasi secara mentah-mentah. Kita perlu menyaring informasi-informasi yang kita dapatkan agar terhindar dari hoaks dan misinformasi. Pada filsafat ilmu terdapat suatu pemahaman dasar yang bernama ontologi. 

Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani, studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret (Adib 2011). Ontologi dapat diartika sebagai ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang ada. Dengan kata lain, ontologi adalah ilmu yang mempelajari tenatng hakikat sesuatu yang berwujud dengan berdasarkan pada logika semata.

Menurut Augustine, manusia mengetahui dari pengalaman hidupnya bahwa dalam alam ini ada kebenaran, namun akal manusia terkadang merasa bahwa ia mengetahui apa yang benar, tetapi terkadang pula merasa ragu- ragu bahwa apa yang diketahuinya itu adalah suatu kebenaran (Adib 2011). Dalam penyaringan informasi dan berita, ontologi dapat digunakan dengan beberapa cara, diantara lain: (1) klasifikasi dan kategorisasi; (2) semantik dan pemahaman konten; (3) penyempurnaan dan pencarian; (4) deteksi penyaringan berita palsu; (5) personalisasi dan rekomendasi.

Klasifikasi dan kategorisasi, Ontologi membantu mengklasifikasikan dan mengategorikan informasi ke dalam topik atau domain yang relevan dengan memahami konten berdasarkan konsep dan hubungan ontologis yang terdefinisi. Semantik dan pemahaman konten, Ontologi dapat membantu kita dalam memahami makna dari suatu konten dengan cara menentukan arti kata-kata, frasa, atau konsep tertentu. 

Dengan menggunakan ontologi, kita dapat membedakan konten yang relevan dan tidak relevan, serta mengidentifikasi konsep yang terkait dengan konten yang sedang dibahas. Penyempurnaan dan pencarian, ontologi dapat meningkatkan efektivitas pencarian informasi dan berita dengan menghubungkan konsep yang terkait dan memberikan konteks yang lebih kaya.

Deteksi penyaringan berita palsu, ontologi dapat membantu dalam deteksi dan penyaringan berita palsu atau hoaks. Dengan menggunakan ontologi, kita dapat memverifikasi kebenaran klaim yang dibuat dalam berita dengan memeriksa hubungan ontologis antar entitas, mengonfirmasi fakta dengan sumber terpercaya, dan mengidentifikasi pola yang mencurigakan. 

Dalam hal ini, ontologi dapat membantu meningkatkan kepercayaan pada informasi dan berita yang diterima oleh kita. Personalisasi dan rekomendasi, ontologi dapat digunakan untuk membangun profil pengguna berdasarkan preferensi dan minat kita. Dengan memahami ontologi yang relevan dengan minat kita, kita dapat menyaring informasi dan berita yang lebih sesuai dengan preferensi kita. Dalam hal ini, ontologi dapat membantu meningkatkan pengalaman kita dengan mencari informasi yang lebih relevan dan disesuaikan dengan preferensi kita.

Referensi

Adib, Mohamammad. 2011. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan Edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun