Mohon tunggu...
Hifdzan Hanif AlGhifari
Hifdzan Hanif AlGhifari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadyah Jakarta

saya hobi otomotif, musik, dan film sisanya anda liat aja dibawah😁

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hoaks dan Disinformasi: Tantangan Komunikasi Politik Modern

19 November 2024   18:49 Diperbarui: 19 November 2024   18:55 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hoaks dan disinformasi sama-sama merujuk pada informasi yang salah, tetapi keduanya memiliki perbedaan utama terkait niat di balik penyebarannya:

Hoaks

Hoaks adalah informasi palsu atau tidak benar yang sengaja dibuat dan disebarkan untuk menyesatkan, memengaruhi opini publik, atau menciptakan kebingungan. Hoaks sering kali dirancang agar terlihat meyakinkan, sehingga orang mudah mempercayainya tanpa memverifikasi kebenarannya.

Ciri-ciri hoaks

1. Judul Sensasional atau Provokatif, menggunakan kata-kata yang memancing emosi, seperti "heboh," "bocor," atau "mengerikan."

2. Sumber Tidak Jelas, tidak mencantumkan sumber yang kredibel atau menggunakan nama sumber yang tidak dapat diverifikasi.

3. Mengandung Unsur Manipulasi, bisa berupa teks, gambar, atau video yang telah dimanipulasi untuk mendukung narasi tertentu.

Untuk melawan hoaks, penting untuk selalu memeriksa fakta, menggunakan sumber terpercaya, dan tidak langsung menyebarkan informasi yang belum diverifikasi.

Contoh dampak hoaks politik: menciptakan polarisasi dan ketidakpercayaan terhadap lembaga pemerintah atau kandidat.

Disinformasi

Disinformasi adalah penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan dengan tujuan yang disengaja untuk memengaruhi opini, membingungkan, atau menipu orang lain. Berbeda dengan misinformasi (informasi yang salah tetapi tanpa niat jahat), disinformasi dilakukan secara sengaja untuk mencapai tujuan tertentu, seperti propaganda, manipulasi publik, atau keuntungan pribadi.

Ciri-ciri disinformasi

1. Kesengajaan, dibuat dengan niat tertentu untuk menyesatkan atau memanipulasi.

2. Sumber tidak transparan, sering kali berasal dari sumber anonim atau menggunakan identitas palsu.

3. Bertujuan strategis, biasanya untuk kepentingan politik, ekonomi, atau sosial tertentu, seperti menjatuhkan lawan atau memecah belah kelompok masyarakat.

4. Penyajian meyakinkan, dirancang agar terlihat kredibel dengan data, gambar, atau narasi yang tampak nyata.

Menghadapi Disinformasi

Cara menghadapi disinformasi dengan cara:

1. Verifikasi Fakta

2. Periksa Sumber Informasi

3. waspadai Bias Pribadi

4. Hindari Penyebaran Tanpa Konfirmasi

Disinformasi dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi dan memperburuk konflik sosial, sehingga penting untuk selalu kritis terhadap informasi yang diterima.

Contoh dampak disinformasi politik: Mengedarkan berita palsu tentang skandal seorang kandidat untuk merusak reputasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun