Darurat L987-HIV/AIDS, Pemuda Harus Apa?
Oleh : Hanifah Tarisa Budiyanti (Mahasiswi Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir UINSI Samarinda)
Tak habis-habisnya permasalahan yang menimpa generasi penerus bangsa. Kali ini permasalahan HIV/AIDS dan L987 telah mengintai sebagian besar pemuda. Pasalnya, berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Kalimantan Timur, hingga tahun 2019 jumlah pengidap Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Kaltim mencapai 7.286 orang dengan latar belakang yang beragam, termasuk dari kalangan pelajar.
Jumlah kasus tersebut hanya menunjukkan di salah satu provinsi di Indonesia. Fakta lain yang semakin mengejutkan menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kasus HIV terus meningkat sejak 2010-2022. Hingga Juni 2022, total pengidap HIV yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia mencapai 519.158 kasus.Â
Selain itu, L987 juga termasuk dalam kelompok berisiko. Sebanyak 18,7 persen dari total keseluruhan kasus di Indonesia dialami oleh kelompok L987. Masih menurut Kemenkes, rata-rata pengidap HIV tertinggi terjadi pada kelompok dengan usia 20-49 tahun. Tingkat kematian akibat HIV/AIDS juga cukup tinggi. Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2020, sekitar 680.000 orang meninggal akibat HIV.
Bagai fenomena gunung es, jumlah kasus yang tercatat hanyalah sebagian kecil dari kasus-kasus yang sesungguhnya terjadi. Ratusan ribu kasus HIV/AIDS yang menimpa generasi telah membuat Indonesia kembali mendapat predikat negeri dengan darurat HIV/AIDS. Setelah sebelumnya mengantongi predikat negeri dengan darurat kekerasan seksual.
Hal inilah yang mendasari PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan melakukan edukasi terkait pencegahan dan bahaya HIV/AIDS di kalangan pelajar, tepatnya dilaksanakan di SMA Negeri 5 Balikpapan pada Selasa 22 November 2022. Berbagai edukasi, ataupun seminar yang membahas tentang pencegahan HIV/AIDS tentu merupakan suatu langkah yang baik agar pemuda bisa berhati-hati dan tidak tertular penyakit HIV/AIDS.Â
Namun jika dikritisi, langkah ini bukanlah sebuah solusi tuntas yang bisa memberantas penyakit HIV/AIDS. Apalagi hingga kini belum ditemukan adanya obat untuk menyembuhkan penyakit HIV/AIDS.
Lantas apa solusi tuntas untuk memberantas fenomena kasus HIV/AIDS dan L987? mengapa kasus HIV/AIDS terus meroket dan tak bisa dihentikan? apa akar masalahnya? bagaimana Islam memandang hal tersebut?
Liberalisme Mengintai Generasi
Berbagai kasus yang menimpa generasi tentu membuat sedih sekaligus miris. Ada apa dengan nasib pemuda saat ini? mengapa kebanyakan dari mereka justru mengalami kemerosotan moral dan lemah mental? Padahal pemuda adalah agen perubahan yang mempunyai segenap potensi dan akal cemerlang untuk membangun peradaban gemilang.
Jika kita menganalisa, akar masalah kasus HIV/AIDS dan L987 tidak bisa dilepaskan dari paham liberalisme yang merupakan buah dari sistem sekulerisme. Liberalisme telah menjangkiti hampir seluruh generasi muda di seluruh dunia sehingga mereka memiliki kecenderungan untuk hidup bebas tanpa mau terikat dengan aturan agama.Â
Sekulerisme, menjauhkan agama dari kehidupan juga menjadi landasan kuat mengapa generasi muda semakin kering dari nilai-nilai agama. Akhirnya muncul berbagai kasus yang menimpa generasi seperti HIV/AIDS, pelecehan seksual, L987, dan kasus-kasus lainnya yang menunjukkan buramnya potret generasi muda saat ini.
Negara yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam membentengi generasi dari kemerosotan moral justru abai dan terkesan tidak peduli terhadap nasib generasi. Negara justru mengarusderaskan proyek moderasi beragama yang semakin menguatkan liberalisme dan sekulerisme di negeri ini. Moderasi beragama yang merupakan agenda Barat untuk menjauhkan kaum Muslim dari agamanya dan harus mau sependapat dengan ide-ide sekuler Barat seperti HAM, feminisme, humanisme, plularisme, toleransi, dan lain-lain telah membuat generasi muda semakin anti terhadap syariat dan takut untuk mempelajari Islam kaffah karena Negara akan melabeli radikal ataupun teroris terhadap siapapun yang berseberangan terhadap ide-ide sekuler Barat.
Inilah sesungguhnya yang mengancam generasi. Moderasi beragama disusun oleh Barat agar Barat tetap bisa mengukuhkan hegemoninya dalam mengeruk sumber daya alam di negeri-negeri kaum Muslim dan menghancurkan sumber daya manusianya. Barat paham jika pemuda Muslim memahami ajarannya secara kaffah, maka kebangkitan Islam akan datang dan Barat akan kehilangan kepentingannya dalam menguasai negeri-negeri Muslim.
Islam Kaffah Solusi Tuntas
Sesungguhnya Islam telah memberikan solusi hakiki dalam mengatasi berbagai problem yang menimpa generasi. Kasus HIV/AIDS dan L987 tidak terjadi dalam sekejap mata namun ada pola kehidupan serba bebas yang telah tersistem di alam kehidupan sekulerisme saat ini.
Kasus HIV/AIDS dan L987 terjadi karena maraknya pergaulan bebas yang dialami pemuda. Para pemuda di zaman ini bahkan tidak malu melakukan hubungan suami istri di luar pernikahan sebagai bentuk pembuktian atas nama cinta dan mereka cenderung bergonta-ganti pasangan sehingga tertularlah kasus HIV/AIDS dalam tubuh mereka. Fenomena jatah mantan, Friends with Benefit dan sebagainya merupakan potret buram pemuda yang begitu mudah menyerahkan kehormatannya sebelum pernikahan.
Maka Islam telah memberikan solusi tuntas dalam menjaga pergaulan antar perempuan dan laki-laki dengan memerintahkan menutup aurat dan menundukkan pandangan. (Lihat QS An Nur ayat 30-31). Islam juga melarang khalwat (berdua-duaan) dan ikhtilat (campur baur) antar lawan jenis untuk menjaga interaksi keduanya, Islam mendorong setiap individu agar meningkatkan ketakwaan kepada Allah sehingga muncul rasa takut untuk melakukan aktivitas maksiat.
Begitupun peran Negara dalam Islam, Negara akan mendorong masyarakatnya untuk melakukan amar makruf nahi mungkar sehingga suasana keimanan yang tinggi akan terwujud dan tidak ada yang berani melakukan kemaksiatan.Â
Negara juga akan menutup berbagai celah kemaksiatan seperti media-media dan tempat-tempat yang mengumbar aktivitas maksiat dan pergaulan bebas karena dalam Islam, Negara adalah sebuah perisai (junnah) yang melindungi rakyatnya dan juga mengurusi urusan rakyat. Sebagaimana sabda Nabi "Imam (Khalifah) adalah pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat yang diurusnya." (HR Ahmad dan Bukhari).
Dengan demikian sudah seharusnya Negara mengambil sistem Islam untuk mengatur rakyatnya agar kasus HIV/AIDS ataupun L897 semakin berkurang bahkan habis. Begitupun pemuda Muslim juga harus berhati-hati terhadap virus liberalisme dan sekulerisme yang mengintai generasi saat ini.Â
Pemuda Muslim harus senantiasa meningkatkan keimanan mereka dengan mempelajari Islam secara kaffah, tidak mengambil ide moderasi dan memperjuangkan tegaknya Islam dalam institusi Khilafah sebagai solusi tuntas dalam mengatasi problem kehidupan yang terjadi saat ini. Wallahu 'alam bis shawab.
Sumber: Koran Swara Kaltim Edisi 5 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H