Mohon tunggu...
Hanifah Tarisa
Hanifah Tarisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Narasi Terorisme Kembali Mencuat, Siapa yang Diuntungkan?

20 Desember 2023   20:12 Diperbarui: 20 Desember 2023   20:15 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inilah sebabnya AS melancarkan operasi militer ke Afganistan karena diduga menjadi markas al-Qaeda dan melindungi pimpinannya saat itu, Osama bin Laden yang dituding menjadi dalang pengeboman Menara WTC 9/11. Namun nyatanya tudingan tersebut sampai saat ini belum terbukti sedangkan AS dengan operasi militernya tersebut telah menewaskan jutaan warga sipil Afganistan.

Melalui GWOT juga, AS mencengkeramkan imperialismenya ke negeri-negeri Islam yang memiliki kekayaan SDA tak terhingga. Seperti misalnya konflik KKB di Papua yang seakan tak pernah berhenti bahkan justru memakan korban dari aparat dari TNI beberapa waktu silam. Beberapa pengamat mengatakan bahwa konflik ini memang seakan dipelihara agar tetap eksis, sementara AS dengan tenang mengeruk SDA emas di Papua lalu membawanya ke negaranya.

Dengan proyek GWOT juga, AS bisa menekan kebangkitan Islam dan menciptakan virus Islamophobia di segala lini bahkan tak jarang umat Islam pun terjangkiti virus ini. Barat sangat paham jika umat Islam bersatu dan memahami agamanya dengan baik, maka Islam akan menguasai dunia dengan seluruh syariatnya yang membawa rahmat dan kebaikan bagi umat manusia. Namun Barat tidak menginginkan hal tersebut terjadi karena Barat akan kehilangan hegemoni kapitalismenya dalam menguasai seluruh kekayaan SDA di negeri-negeri Islam.

Alhasil Barat pun mengkiriminalisasi sebagian ajaran Islam seperti jihad dan khilafah bahkan mempersekusi siapapun yang memperjuangkannya. Barat pun menuduh siapapun yang tidak pro dengan ide-ide Barat seperti humanisme, pluralisme, feminisme dan demokrasi, maka ia akan dilabeli radikal atau bahkan ekstrimis. Oleh karenanya, seluruh narasi perang melawan terorisme dan radikalisme sejatinya hanyalah menguntungkan Barat agar tetap bisa menancapkan hegemoninya kepada negeri-negeri Islam. Barat sebenarnya berperang melawan Islam dan kaum Muslim demi menghadang laju kebangkitan Islam dan khilafah.

Islam Tidak Mengajarkan Teror

Islam adalah agama yang penuh dengan kedamaian dan toleran kepada umat manusia manapun tanpa memandang ras, suku atau agamanya. Hal ini karena dalam Islam nyawa manusia begitu dihargai dan dimuliakan. Allah Taala berfirman:

"... Barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya..." (TQS Al-Ma'idah [5]: 32).

Begitupun di ayat-ayat lainnya tentang larangan membunuh manusia. (lihat QS. Al-Baqarah [2]: 84, QS Al-An'am [6]: 151, QS Al-Isra' [17]: 31 dan 33).

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda "Tidak halal bagi seorang Muslim menakut-nakuti Muslim yang lain." (HR Abu Daud dan Ahmad). Dengan melihat kedua dalil tersebut, jelaslah bahwa Islam tak pernah mengajarkan umatnya untuk melakukan aksi teror yang bisa menciptakan ketakutan bahkan hingga menimbulkan korban.

Umat mesti paham bahwa di tengah derasnya opini melawan radikalisme dan terorisme, umat harus mencari penjelasan yang jernih tentang syariah Islam semisal Islam politik, jihad dan khilafah agar umat tidak terjebak kepada narasi-narasi Barat yang berusaha memonsterisasi ajaran-ajaran Islam hingga berujung phobia. Umat mesti paham bahwa syariat Islam adalah rahmat yang ketika diterapkan, terbukti telah membawa kebaikan selama 13 abad menaungi dunia dengan hukum yang adil dan mensejehaterakan manusia.

Bukti historis ini telah dipaparkan oleh seorang sejarahwan Kristen, T.W. Arnold, dalam bukunya, "The Preaching of Islam", ia menuliskan "Sekalipun jumlah orang Yunani lebih banyak dari jumlah orang Turki di berbagai provinsi khilafah yang ada di bagian Eropa, toleransi keagamaan diberikan kepada mereka. Perlindungan jiwa dan harta yang mereka dapatkan membuat mereka mengakui kepemimpinan sultan atas seluruh Umat Kristen. Kaum Cossack yang merupakan penganut kepercayaan kuno dan selalu ditindas Gereja Rusia menghirup suasana toleransi dengan kaum Kristen di bawah pemerintahan Sultan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun