MBKM Bajak Potensi Generasi
Sekilas proyek MBKM beserta program-programnya yang telah disusun nampak baik dan bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Sebabnya proyek MBKM digadang-gadang akan meningkatkan ekonomi negara dan menciptakan lulusan yang siap bersaing di dunia kerja sehingga tingkat pengangguran di negeri ini akan berkurang. Namun nampaknya proyek MBKM ini telah membajak potensi generasi dan merupakan bentuk komersialisasi pendidikan.
Disebut komersialisasi pendidikan karena proyek MBKM tidak terlepas dari perjanjian bersama tentang perdagangan jasa GATS (General Agreement of Trade in Services) dari WTO (World Trade Organization) yang merupakan Organisasi Perdagangan Dunia. Indonesia yang telah secara resmi menjadi anggota WTO tentu harus tunduk terhadap seluruh kesepakatan yang dihasilkan oleh WTO salah satunya tentang kesepakatan yang menyebutkan bahwa pendidikan  adalah salah satu dari 12 komoditas yang diperdagangkan.
Asas sekulerisme yaitu pemisahan agama dari campur tangan kehidupan dalam hal ini pendidikan juga telah menyebabkan bergesernya tujuan global pendidikan yang seharusnya mencetak SDM (Sumber Daya Manusia) berkepribadian Islam dengan intelektualitas nya yang digunakan untuk kemajuan umat menjadi SDM yang hanya mengejar materi untuk kebutuhan industri.
Akibat dari proyek MBKM yang juga tidak disadari saat ini adalah generasi menjadi cuek dan tidak lagi kritis terhadap permasalahan bangsanya karena mereka disibukkan magang di dunia kerja. Orientasi kuliah hanya sekedar untuk mencari kerja dengan bergaji besar bukan lagi untuk menjadi orang yang berilmu dan bermanfaat bagi sekitar. Tak heran jika saat ini banyak diantara mereka yang menjadi hedonis, individualis, materialistis dan mudah dibajak potensinya.
Islam Memuliakan Pendidikan
Sistem pendidikan dalam Islam sangatlah ideal jika ingin memajukan kualitas pendidikan suatu peradaban. Sebabnya sistem pendidikan Islam memiliki gold standar yaitu menjadikan hukum syara' atau aqidah Islam sebagai standar atau prinsip pendidikan yang didekasikan agar setiap insan menjadi bertakwa dan bermanfaat untuk sekitar. Islam sangat menekankan fungsi ilmu yaitu untuk membentuk seorang yang berkepribadian Islam, menguasai tsaqafah Islam dan menguasai ilmu kehidupan (sains teknologi dan keahlian) yang memadai.
Sebagaimana sabda Nabi "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim" (HR Ibnu Majah No. 224). Dalam Islam ilmu dan pendidikan sangat dihargai karena ilmu diibaratkan ruh peradaban atau air bagi kehidupan sehingga ilmu atau pendidikan menjadi kebutuhan yang wajib bagi seluruh manusia. Kewajiban menuntut ilmu ini harus dipenuhi oleh negara secara murah bahkan gratis karena sifatnya yang dibutuhkan oleh setiap orang dan jika tidak dipenuhi maka akan menyebabkan kemudharatan. Hal ini sejalan dengan sabda Nabi "Imam (Khalifah) laksana penggembala dan dia bertanggung jawab terhadap gembalaannya (rakyatnya)." (HR Bukhari)
Oleh sebab itu sistem Islam akan menghasilkan intelektual yang dengan ketinggian berfikirnya akan menemukan ilmu dan teknologi untuk mengatasi berbagai problem masyarakat yang terkait kebutuhan pokok, individual dan komunal. Sistem Islam akan mengadopsi temuan para intelektual sehingga ilmu dan teknologi sebagai produk pendidikan tinggi yang berpengaruh terhadap kesejahteraan umat dan terciptalah peradaban yang mulia.Â
Keberhasilan pendidikan Islam dapat dilihat dari sejarah masa lalu saat masa kejayaan pemerintahan Islam yang menghasilkan banyak ilmuwan berpengaruh seperti Ibnu Sina di bidang kedokteran, Al-Khawarizmi di bidang matematika, Al Zahrawi penemu operasi modern dan masih banyak lagi.
Sudah seharusnya Negara menerapkan sistem pendidikan Islam yang berkualitas agar umat Islam memiliki peradaban yang tinggi, mulia dan diberkahi Allah. Tentunya memenuhi kebutuhan pendidikan rakyat secara gratis dan berkualitas juga didapat dari sistem ekonomi dan politik yang juga Islam sehingga Negara bisa mengelola seluruh pendapatan dan kekayaan SDA nya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.