Mohon tunggu...
Hanifah Tarisa
Hanifah Tarisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemuda: Menjadi Problem Solver atau Trouble Maker?

12 Mei 2023   17:59 Diperbarui: 12 Mei 2023   18:08 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemuda Problem Solver

Pada peradaban Islam dahulu peran pemuda sangat dibutuhkan demi tersebarnya dakwah Islam dan kemajuan bagi peradaban. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam yang mulia sangat mengetahui potensi pemuda sehingga pada masa awal dakwah beliau banyak diantara kalangan pemuda yang masuk Islam seperti Ali bin Abi Thalib yang berusia delapan tahun, Zubair bin Awwam juga delapan tahun bahkan Arqam bin Abi al-Arqam yang pada saat itu berusia dua belas tahun, rumahnya telah menjadi markas dakwah Nabi dalam mengajarkan Islam dan membina para sahabat.

Sikap Nabi sungguh peduli dan dekat kepada para pemuda. Beliau membina mereka selama kurun waktu tiga tahun dengan meningkatkan aktivitas berfikir di antara mereka mengenai ayat-ayat Allah dan merenunginya secara mendalam terhadap seluruh ciptaan-Nya. Beliau juga membimbing akal mereka dengan pemahaman Islam dan Al-Qur'an  dan membentuk akhlak dan kepribadian mereka mejadi seorang yang sabar dalam beriman kepada Allah, ridha dan ikhlas dalam ketaatan dan siap berjuang bersama Nabi untuk menegakkan dan menyebarluaskan panji Islam.

Oleh karenanya para pemuda pada zaman Nabi tumbuh menjadi seorang pemuda yang berjiwa besar, mental yang kuat dan rela berkorban demi tegaknya agama Islam di seluruh penjuru Arab. Tidak dapat dipungkiri kemampuan dan kecakapan mereka dalam berjuang bersama Nabi sangat diperhitungkan. Contoh saja Usamah bin Zaid yang telah menjadi komandan pasukan perang pada usia delapan belas tahun. Ada Mush'ab bin 'Umair yang menjadi duta pertama Islam di Madinah, Salman Al Farisi yang memiliki kecerdasan dalam strategi perang dan masih banyak lagi. Mereka semua adalah pemuda yang tumbuh menjadi problem solver bagi masyarakat di sekitarnya bukan menjadi trouble maker seperi kebanyakan pemuda saat ini.

Oleh sebab itu jika pengusa ingin nasib pemuda di negerinya seperti para sahabat Nabi yang cerdas nan berakhlak mulia sudah selayaknya aqidah Islam menjadi landasan dalam mengatur arah pergerakan pemuda. Dengan ideologi Islam negara akan melahirkan sosok pemuda yang senantiasa takut kepada Allah dan menjauhi maksiat sehingga potensi mereka yang besar akan dimanfaatkan untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi umat dan agamanya. Walhasil penerapan sistem Islam dalam skala negara tidak dapat ditunda lagi dan umat Islam harus segera menegakkanya demi menyelamatkan nasib pemuda saat ini.

"Sesungguhnya di tangan pemudalah urusan umat dan di kaki-kaki merekalah terhadap kehidupan umat." -Syekh Mustofa al-Ghulayni. Wallahu 'alam bis shawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun