Negara harus belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya saat negara masih belum berani memberlakukan lockdown karena terkendala logistik sedangkan disaat yang bersamaan kasus covid semakin meningkat tajam yang berdampak pada banyaknya rakyat yang menjadi korban tidak terkecuali nakes yang juga berjatuhan. Jika banyak nyawa rakyat yang melayang karena kasus covid yang semakin menjulang maka hal ini menjadi alarm keras bagi penguasa apakah sudah serius menjaga nyawa rakyatnya?
Pada masa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam masih hidup wabah pernah terjadi di suatu daerah sehingga Rasulullah bersabda "Jika kalian mendengarkan wabah di suatu tempat maka janganlah memasuki tempat itu. Dan jika terjadi wabah, sedangkan kamu berada di tempat itu, maka janganlah keluar dari sana." (HR Muslim). Sabda Rasul ini telah mengindikasikan adanya strategi lockdown bagi suatu wilayah yang terkena wabah.
Kebijakan lockdown juga pernah diterapkan pada masa kekhilafahan Umar bin Khattab dimana saat itu Umar ingin pergi ke Syam namun ketika dalam perjalanannya Umar mendapat kabar bahwa wabah sedang menimpa wilayah Syam sehingga Umar pun mengurungkan niatnya untuk pergi ke Syam karena mengingat hadits Nabi tersebut. Semua upaya ini dilakukan agar wabah tidak menyebar luas ke wilayah lain.
Sedangkan pada wilayah yang terkena wabah, negara harus memastikan tercukupinya kebutuhan warganya terkait dalam hal pangan dan kesehatan di wilayah tersebut secara tepat, cepat dan gratis. Negara juga wajib memberikan jaminan pengobatan dan fasilitas kesehatan yang memadai agar rakyat tetap hidup nyaman dan bisa pulih dengan cepat. Kebutuhan primer rakyat saat wabah tentunya didapat negara melalui pos-pos pemasukan negara seperti pengelolaan SDA yang sesuai syariat, kharaj, jizyah, zakat dan sebagainya. Semua upaya ini merupakan strategi Islam dalam mengentaskan penyakit wabah sehingga negara yang menerapkan strategi ini tentu akan bisa bertahan dengan baik dan menyelamatkan nyawa rakyatnya.
Demikianlah sistem Islam dalam mengatasi wabah. Sudah selayaknya negara tidak meremehkan adanya wabah alih-alih lebih mementingkan pertumbuhan ekonomi. Pemimpin yang takut kepada Allah tentu akan berhati-hati dalam mengatasi wabah karena nyawa seorang manusia begitu berharga di sisi Allah. Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Hilangnya dunia lebih ringan di sisi Allah dibanding terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak." (HR Tirmidzi). Wallahu 'alam bis shawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H