Mohon tunggu...
Hanifah Taqiyyah
Hanifah Taqiyyah Mohon Tunggu... Lainnya - ouuwell

dudidam dodam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gelap, Sunyi, Kosong

4 Maret 2021   12:03 Diperbarui: 4 Maret 2021   12:09 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Identitas Buku

Judul Buku                          : Moga Bunda Disayang Allah

Penulis                                 : Tereliye

Tahun Terbit                      : 2006

Penerbit                              : Republika

Kota                                       : Jakarta

Jumlah Halaman               : 306 Halaman

Harga                                    : Rp 60.000

Pendahuluan

"Moga Bunda Disayang Allah" merupakan salah satu novel terbitan Republika tahun 2006. Novel ini adalah karangan penulis besar Indonesia bernama Darwis atau yang lebih dikenal dengan nama pena Tere liye yang laris dipasaran, bagaimana tidak? Karya - karya Tere liye sangatlah menyentuh hati dan dapat membawa para pembacanya ikut merasakan apa yang dialami dan diderita oleh tokoh dalam novel tersebut. Novel ini menceritakan tentang sebuah kehidupan seorang gadis kecil bernama Melati dengan segala kekurangannya. Gelap! Melati hanya bisa melihat gelap. Hitam, Kosong dan tak ada warna. Senyap! Melati hanya mendengar senyap. Sepi, Sendiri dan tak ada nada.

Ringkasan

Melati yang masih berumur 6 tahun ini harus menanggung keterbatasan dalam hidupnya. Ia menderita buta, tuli, dan bisu. Keterbatasan ini membuatnya frustasi, sebenarnya ia menyimpan banyak pertanyaan yang ingin diungkapkan, namun bagaimana cara mengungkapkannya? Setiap hari Melati dihantui rasa penasaran akan segala hal, Bahkan ia pun tidak mengenal siapa tuhannya, alam dengan segala isinya maupun ayah bundanya, yang Melati tahu hanyalah tangan lembut bunda yang selalu ada untuk Melati. Rasa ingin tahu membuat Melati semakin frustasi dan tidak dapat dikendalikan, ia sering mengamuk dan melempar benda-benda yang ada sekelilingnya. Orangtua Melati hampir putus asa akan kesembuhan anak semata wayangnya itu, dokter dari luar negeri sudah sering mereka panggil, namun hasilnya nihil, tetap taka da perubahan. Hingga akhirnya seorang pemuda bernama Karang yang suka mabuk dan terpuruk akan kehidupan lah yang datang  menolong Melati agar dapat mengenal tuhan dan alam seisinya. Bunda Melati sudah berkali-kali mengirimkan surat bahkan langsung mengunjungi langsung ke rumah Karang untuk meminta bantuan agar mau menolong Melati, awalnya karang tak ada minat sedikitpun utuk membantu melati karena rasa bersalah dan frustasi yang masih terbayang dibenaknya yang telah menewaskan 18 anak didiknya di taman bacaan ketika terjadi kecelakaan tenggelamnya kapal. hal itu masih terbayang di benak karang karna tak dapat menyelamatkan mereka.

Karena kecintaan karang terhadap anak kecil, akhirnya ia berubah pikiran dan mau membantu Melati. Karang berusaha semampunya mengajari melati mengenal benda mengajari ia tata kerama makan dan lain sebagainya, yang tadinya melati amat sangat susah makan dengan sendok akhirnya ia bisa walau harus berulang kali gagal, Melati juga sudah bisa duduk di atas kursi jika ia makan, hampir rasa putus asa itu timbul dalam diri karang, namun secara bertahap kebesaran Allah sudah mulai terlihat dalam diri melati walau banyak kendala yang dialami oleh karang kerap bebrapa kali ia ingin diusir dari rumah mewah itu karna dianggap tak ada hasil atau perkembangan dalam diri melati.

Pada suatu ketika melati tak dapat lagi membendung rasa keingin tahuanya akan benda yang dingin dan sangat menyenangkan baginya itu, ia kemudian berjalan keluar sambil meraba-raba menuju taman yang saat itu sedang diguyur hujan deras, Melati bediri dibawah rintikan hujan merasakan benda yang sangat ia sukai, Lalu keajaiban datang ketika air mancur membasuh lembut telapak tangan Melati. Melati merasakan aliran air di sela jemarinya. Saat itulah untuk pertama kalinya Karang melihat Melati tertawa senang. Karang akhirnya mengerti, melalui telapak tangan itulah karang menuliskan kata Air, dan meletakkan telapak tangan Melati kemulutnya dan berkata A-I-R. Melati akhirnya mengerti benda yang menyenangkan itu bernama air. Melalui telapak tangan itulah semua panca indera Melati terbuka. Akhirnya dunia Melati tidak lagi gelap. Dia bisa mengenali orang tuanya, dia bisa mengenali tuhannya,alam semesta beserta isinya. Setelah beberapa waktu Melati belajar bicara dengan Karang melalui telapak tangan, Melati bisa mengucapkan kata kata indah, kata yang membuat bundanya tersenyum Bahagia. " Moga Bunda Disayang Allah " ucap Melati.

Kelebihan

Novel ini mengandung banyak pelajaran di dalamnya, seperti mengajarkan kita untuk lebih bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan, bersyukur karena kita masih bisa melihat dan mendengar dengan sangat baik. Setelah membaca novel ini, saya sangat termotivasi untuk menggunakan panca indera yang sudah Allah berikan ini dengan sebaik-baiknya, menggunakan mata dan telinga untuk melihat dan mendengar hal hal baik. Novel ini juga dikemas dengan gaya Bahasa yang unik.

Kekurangan

Terdapat penggunaan kosakata yang berulang-ulang, ada beberapa inti cerita yang tidak dijelaskan dengan detail, serta tempat atau kota terjadinya cerita juga tidak digambarkan dengan jelas, hanya seperti "rumah di atas bukit".

Rekomendasi

Disamping harga bukunya yang terjangkau, penulis merekomendasikan bacaan ini karena ceritanya memberikan pelajaran yang berharga untuk kita. Novel ini pun cocok untuk anak remaja maupun orang tua. Buku ini akan membuat kita lebih mencintai Allah serta hambanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun