"Eh, bentar lagi Ramadhan kan ya?" tanya Clara setelah jam ujian hari terakhir selesai. Teman-teman yang tadinya saling mengobrol satu sama lain langsung tertarik dengan pertanyaan Clara.
"Iya yaaa, gimana yaa rasanyaa, kita pulang ga?" balas Filma, dan teman-teman lainnya hampir serempak mengangguk. Suasana tiba-tiba jadi lebih hidup dengan topik Ramadhan yang datang mendekat.
"Iya juga ya, ini pertama kalinya puasa bareng teman-teman, dan nggak pulang," pikirku dalam hati. Memang sih, Ramadhan kali ini akan terasa berbeda. Biasanya di rumah sahur dan buka puasa sama keluarga, tapi tahun ini bersama dengan teman-teman.
"Kayaknya nanti bakal ada acara spesial dehh, seru banget!" ucap Ziya dengan semangat. Nggak sabar banget dia menunggu Ramadhan. Teman-teman yang lain langsung pada setuju, menambahkan berbagai harapan tentang kegiatan seru yang bakal mereka lakukan.
Percakapan kami terhenti sejenak ketika bel berbunyi, memberi tanda bahwa saatnya untuk tidur siang.
 Kami semua langsung bergegas keluar kelas, menuju lantai dua yang jadi tempat tidur siang santri. Suasana yang tadinya ramai jadi lebih tenang, hanya terdengar langkah kaki kami yang sibuk menuju lantai dua.
Di lantai dua, kami berbaring berjejer di atas karpet hijau karet yang sedikit empuk ditambah dengan bantalan tas agar lebih nyaman, lalu berusaha untuk tidur.
Tapi entah kenapa, perasaan penuh antusiasme tentang Ramadhan kali ini nggak bisa hilang begitu saja. Rasa penasaran tentang apa yang bakal terjadi, apa yang bakal dilakukan bersama-sama, terus mengisi pikiranku.
"Sha, bangun sha, udah adzan," ucap Filma pelan. Aku terbangun dengan badan yang lemas, sedikit terkejut, dan menatap sekeliling.
Suasana masih hening, hanya terdengar napas teman-teman yang masih tertidur. Beberapa dari mereka sudah bangun, tapi ada juga yang masih terlelap. Aku bisa melihat beberapa teman se-asrama mulai pergi, menuju asrama duluan.
Dengan sedikit susah payah, aku meraih tas yang kempes, yang tadi jadi bantal, dan perlahan bangkit. Rasanya seperti baru saja tidur beberapa menit, padahal udah azan dzuhur.
Filma, yang sudah siap, menunggu sambil melangkah menuju tangga dan turun perlahan. Kami berdua berjalan bersama, menikmati keheningan yang terasa nyaman dan terik matahari di sekitar kami.
Biasanya, setelah bangun tidur, kami langsung ambil antrian untuk mandi, jadi setelah dzuhur dan makan siang, kami nggak perlu berebutan lagi.
Yang datang duluan ke asrama bisa ambil antrian pertama, dan yang datang berikutnya antri sampai semua dapat giliran. Kadang aku mandi setelah Filma, kadang juga sebaliknya. Karena masuk asramanya barengan, aku dan Filma punya gilirannya sendiri.
Karena sering seperti itu, teman-teman jadi tahu kalau setelah aku pasti Filma, atau setelah Filma pasti aku. Setelah ambil antrian, Aku dan Filma langsung bersiap-siap untuk sholat dzuhur.
"Eh, Sha, nanti kalau ada libur semester gitu, kamu ke rumah aku aja gimana?" tawar Filma sambil berjalan menuju lantai dua lagi untuk sholat dzuhur.
"Iya juga ya!" jawabku antusias, mulai merencanakan bagaimana cara izin ke orangtua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI