Tak lama, kakak kelas menghampiriku dan mengajakku kembali masuk asrama. Kakak tersebut menunjukkan salah satu lemari di sudut ruangan untuk menaruh beberapa barangku.
Dengan sabar, kakak tersebut membantuku menata barang-barang agar lebih rapi dan tertata. Aku ikut membantu, sambil ngobrol santai dengan kakak itu. Suasana yang lebih tenang membuatku merasa sedikit lebih nyaman.
 menyimpan barang dan merapikannya, kakak kelas mengajakku menuju gedung utama untuk acara pembukaan penerimaan siswa-siswi baru. Di sana, aku akan bertemu teman-teman baru, tetapi karena aku datang paling awal, ruangan itu masih kosong. Hanya ada tumpukan barang dan alat-alat yang tersusun rapi, menunggu acara dimulai.
Aku melihat karpet bulu berwarna hijau terhampar luas di tengah ruangan. Rasanya agak aneh karena ruangan itu masih sepi, tapi karpet hijau itu terlihat nyaman, seperti tempat yang pas untuk duduk dan menenangkan diri. Aku pun duduk di sana, merasakan tekstur lembut karpet di bawahku, sambil menunggu acara yang akan datang.
Meski semuanya masih sunyi, aku mulai membayangkan bagaimana pertemuan dengan teman-teman baru nanti. Ada perasaan campur aduk---antara kegugupan dan semangat---tapi yang jelas, aku merasa ini adalah awal yang baru. Ada banyak hal yang menanti, dan aku tidak sabar untuk memulai.
Beberapa  menit kemudian, teman-teman baruku mulai berdatangan. Mereka masuk ke ruangan, beberapa di antaranya tampak agak canggung, sementara yang lain sudah mulai ngobrol.
Aku cuma duduk di sana, ikut menyimak suasana, merasa sedikit bingung harus mulai dari mana. Aku nggak begitu suka memulai percakapan duluan, jadi agak khawatir juga kalau aku bakal kesulitan mencari teman.
Tiba-tiba, salah satu teman baru masuk, didampingi oleh kakak kelas. Teman itu duduk tepat di sebelahku, dan aku merasa sedikit lega, setidaknya ada teman yang duduk dekat. Kakak kelas itu kemudian berkata dengan santai,Â
"Teman seangkatan kamu loh, nanti."
Aku melirik teman baru yang duduk di sebelahku itu. Sejujurnya, aku masih merasa sedikit canggung dan bingung mau ngobrol apa. Rasa khawatir masih ada---apakah aku bakal bisa berteman dengan mereka? Atau nanti malah sendirian? Tapi aku coba untuk santai saja dan melihat bagaimana semuanya berjalan. Semoga nanti ada kesempatan buat ngobrol lebih banyak.
Akhirnya, setelah semua berkumpul, acara pun dimulai dengan semangat! Pembukaan yang singkat, tapi langsung terasa kegembiraannya. Karena acara ini khusus untuk perempuan, kami nggak akan bertemu satu pun laki-laki di dalam ruangan, kecuali saat kami masuk gerbang tadi.
Yang paling seru adalah tampilan dari kakak-kakak kelas! Mereka tampil dengan sangat enerjik, dan aku nggak bisa berhenti tersenyum. Beberapa dari mereka menyanyi dengan suara ceria, dan yang paling lucu adalah mereka menggunakan alat musik dari barang-barang seadanya.