Mohon tunggu...
Hanifah Salma Muhammad
Hanifah Salma Muhammad Mohon Tunggu... Penulis - Master Law Student

Penulis merupakan seorang pascasarjana yang mengambil fokus pada bidang hukum keluarga yang memiliki hobi meneliti, menulis dan berolahraga. Dalam web ini, tulisan-tulisan yang akan di posting lebih fokus dalam membahas terkait hukum, keluarga, perekonomian dan anak yang diharapkan bermanfaat untuk masyarakat luas. Karya penulis dalam jurnal juga dapat di lihat dalam GoogleSchoolar. Mari tumbuh, berkembang, dan maju bersama untuk bangsa dan negara.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Doom Spending dan Keluarga: Menjaga Stabilitas Finansial di Tengah Godaan Kosumtif

4 Oktober 2024   13:23 Diperbarui: 4 Oktober 2024   13:27 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membuat Anggaran yang Realistis
Langkah pertama untuk menjaga stabilitas finansial adalah dengan menyusun anggaran keluarga yang realistis. Pastikan setiap anggota keluarga mengetahui batas pengeluaran yang sudah ditetapkan dan patuhi anggaran tersebut. Dengan perencanaan yang baik, pengeluaran impulsif dapat diminimalisir.

  • Menabung untuk Masa Depan
    Salah satu cara terbaik untuk mengurangi ketergantungan pada belanja impulsif adalah dengan membangun dana darurat. Menabung secara teratur memberi keamanan finansial, sehingga ketika kecemasan muncul, keluarga tidak akan merasa terdorong untuk melarikan diri ke belanja konsumtif.

  • Mengatasi Penyebab Emosional
    Doom spending sering kali merupakan hasil dari perasaan cemas atau tidak aman. Oleh karena itu, penting untuk menemukan cara-cara sehat dalam mengatasi stres, seperti berbicara dengan pasangan atau teman, berolahraga, atau menjalani kegiatan yang menenangkan. Dengan cara ini, kebutuhan emosional tidak lagi dilampiaskan melalui belanja.

  • Edukasi Keuangan untuk Keluarga
    Penting bagi setiap anggota keluarga, termasuk anak-anak, untuk memiliki pemahaman dasar mengenai manajemen keuangan. Literasi keuangan dapat mengurangi risiko doom spending, karena setiap anggota keluarga menjadi lebih sadar akan pentingnya pengelolaan uang yang bijaksana.

  • Kebijakan Keuangan di Masa Krisis

    Keluarga yang mengalami dampak finansial dari doom spending perlu mempertimbangkan langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah tersebut. Di masa krisis ekonomi atau ketidakpastian global, beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:

    • Mengurangi Pengeluaran Tidak Penting
      Evaluasi pengeluaran keluarga dan singkirkan kebutuhan sekunder atau barang mewah yang tidak mendesak. Fokuskan keuangan pada kebutuhan pokok terlebih dahulu.

    • Diversifikasi Pendapatan
      Mencari sumber pendapatan tambahan bisa membantu memperkuat anggaran keluarga. Hal ini bisa berupa pekerjaan sampingan atau memanfaatkan aset yang ada.

    • Rencana Pengelolaan Utang
      Jika doom spending sudah menimbulkan hutang yang menumpuk, penting untuk menyusun rencana pengelolaan utang. Bisa dengan negosiasi ulang suku bunga atau memprioritaskan pelunasan utang berbunga tinggi.

    Dari penjelasan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa doom spending adalah ancaman nyata terhadap stabilitas keuangan keluarga, terutama di masa krisis ekonomi atau ketidakpastian. Untuk mengatasi godaan ini, penting bagi keluarga untuk mengembangkan keterampilan manajemen keuangan yang baik, mengatasi penyebab emosional yang mendasari perilaku konsumtif, dan tetap berfokus pada tujuan jangka panjang. Dengan demikian, keluarga dapat menjaga stabilitas finansial mereka dan menghadapi tantangan ekonomi dengan lebih percaya diri.

    Melalui perencanaan yang matang dan disiplin dalam mengelola anggaran, keluarga tidak hanya akan terhindar dari dampak negatif doom spending, tetapi juga dapat membangun fondasi keuangan yang lebih kuat untuk masa depan.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
    Lihat Lyfe Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun