Mohon tunggu...
Hanifah Salma Muhammad
Hanifah Salma Muhammad Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis merupakan seorang pascasarjana yang mengambil fokus pada bidang hukum keluarga yang memiliki hobi meneliti, menulis dan berolahraga. Dalam web ini, tulisan-tulisan yang akan di posting lebih fokus dalam membahas terkait hukum, keluarga, perekonomian dan anak yang diharapkan bermanfaat untuk masyarakat luas. Karya penulis dalam jurnal juga dapat di lihat dalam GoogleSchoolar. Mari tumbuh, berkembang, dan maju bersama untuk bangsa dan negara.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sudah Waktunya Menikah, Tapi Belum Siap: Mengapa Menikah Bukan Hanya Soal Waktu?

30 September 2024   16:08 Diperbarui: 30 September 2024   16:25 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selain itu, seiring perkembangnya zaman dan masyarakat yang terus berkembang menjadi lebih terbuka wawasannya, terutama dengan perubahan dalam nilai-nilai gender dan peran perempuan, semakin banyak perempuan dan laki-laki yang memilih untuk fokus pada pendidikan dan karier sebelum menikah. Keputusan ini tidak hanya mencerminkan perubahan dalam pandangan hidup, tetapi juga menunjukkan bahwa kesiapan pribadi menjadi prioritas dibandingkan dengan memenuhi ekspektasi sosial.

Oleh karena itu, pada akhirnya lebih baik menikah karena kesiapan, bukan sekadar usia. Dimana pernikahan bukanlah sekedar tentang "kapan" atau "usia berapa," tetapi tentang "apakah kita siap?". Setiap individu memiliki jalan hidup dan waktu yang berbeda-beda dalam hal pernikahan. Yang terpenting adalah memastikan bahwa keputusan untuk menikah didasarkan pada kesiapan mental, emosional, dan komitmen untuk membangun hubungan yang sehat dan langgeng.

Pernikahan adalah sebuah perjalanan yang penuh tantangan, dan untuk bisa menjalani perjalanan ini dengan baik, kesiapan diri menjadi kunci. Jadi, daripada merasa terburu-buru oleh tekanan usia atau sosial, lebih baik fokus pada pengembangan diri, pemahaman tentang apa yang kita inginkan dari pasangan, dan kesiapan untuk berkomitmen. Dengan begitu, kita bisa menjalani pernikahan yang tidak hanya bertahan, tetapi juga membahagiakan dan melahirkan generasi yang berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun