Mohon tunggu...
Hanifah Salma Muhammad
Hanifah Salma Muhammad Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis merupakan seorang pascasarjana yang mengambil fokus pada bidang hukum keluarga yang memiliki hobi meneliti, menulis dan berolahraga. Dalam web ini, tulisan-tulisan yang akan di posting lebih fokus dalam membahas terkait hukum, keluarga, perekonomian dan anak yang diharapkan bermanfaat untuk masyarakat luas. Karya penulis dalam jurnal juga dapat di lihat dalam GoogleSchoolar. Mari tumbuh, berkembang, dan maju bersama untuk bangsa dan negara.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengatasi Ketakutan akan Pernikahan: Membangun Keluarga Harmonis di Era Modern

25 September 2024   12:04 Diperbarui: 25 September 2024   12:09 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di era sekarang, pembahasan mengenai pernikahan semakin marak terdengar dengan nada pesimis. Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan perceraian yang meningkat telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan anak muda. Ketakutan ini sering terwujud dalam perasaan bahwa "marriage is scary". Timbulnya istilah marriage is scary merupakan sebuah persepsi bahwa pernikahan merupakan hal yang  menakutkan. Padahal hakikatnya pernikahan yakni tentang apa yang seharusnya menjadi perjalanan hidup yang indah bagi dua insan manusia yang telah diciptakan oleh Allah swt berpasang-pasangan. Namun dengan maraknya marriage is scary, apakah pernikahan selalu harus menyeramkan? Apakah ada jalan untuk membangun keluarga yang harmonis dan bahagia meskipun tantangan besar kerap menghadang?

Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan ini. Maka kita harus sedikit mengubah perspektif anak muda yakni: Pernikahan Adalah Perjalanan Bersama, Bukan Beban.

Ketakutan anak muda terhadap pernikahan sering kali berakar dari cerita-cerita buruk yang mereka dengar atau saksikan. Dimana saat ini, berita-berita mengenai pernikahan sangat mudah di akses atau ditemukan. Namun perlu diingat bahwa pernikahan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan perjalanan bersama yang menuntut komitmen dan kerjasama. Sebagai anak muda, penting untuk menyadari bahwa setiap pernikahan memiliki tantangannya sendiri, tetapi tantangan itu bukanlah akhir dari kebahagiaan. Justru, melalui komunikasi, saling pengertian, dan dukungan satu sama lain, pernikahan bisa menjadi perjalanan yang membahagiakan.

Sebuah keluarga harmonis tidak dibangun dalam semalam,akan tetapi melalui usaha kedua belah pihak untuk saling menghormati, menghargai, serta berbagi tugas. Menikah bukan hanya tentang mencintai di masa-masa baik, tetapi juga tentang saling mendukung ketika masa-masa sulit datang. Kuncinya ada pada saling pengertian, saling mendengarkan, dan komitmen untuk terus berkembang bersama.

Kiat dari Mereka yang Sudah Menikah: Bangunlah dengan Cinta dan Ketulusan

Bagi pasangan yang sudah menikah, penting untuk terus memberikan contoh dan wejangan yang baik kepada generasi muda. Bukan hanya berbagi kisah keberhasilan, tetapi juga tantangan yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Berikut beberapa kiat yang dapat membantu membangun keluarga harmonis:

  1. Komunikasi Terbuka: Rahasia dari pernikahan yang sehat dan bahagia adalah komunikasi yang jujur dan terbuka. Jangan pernah takut untuk membicarakan perasaan, harapan, atau kekhawatiran kepada pasangan. Dengan komunikasi yang baik tersebut dapat menyelesaikan konflik sebelum menjadi masalah besar.

  2. Penghargaan Satu Sama Lain: Terkadang, setelah bertahun-tahun menikah, penghargaan terhadap pasangan dapat berkurang. Jangan pernah lupa untuk memberikan pujian, terima kasih, ataupun perhatian kecil kepada pasangan. Tindakan sederhana ini mampu memperkuat hubungan dan menunjukkan bahwa cinta masih tumbuh.

  3. Bekerja Sama, Bukan Melawan: Saat menghadapi masalah, hadapilah sebagai tim. Berusahalah untuk menemukan solusi bersama daripada menyalahkan satu sama lain. Ingatlah bahwa kalian merupakan rekan hidup, bukan lawan.

  4. Waktu Berkualitas Bersama: Di tengah kesibukan, luangkan waktu untuk pasangan. Baik itu sekedar makan malam bersama, berlibur, atau sekedar ngobrol tanpa gangguan, waktu berkualitas adalah investasi dalam hubungan yang harmonis.

  5. Memaafkan dan Melupakan: Tidak ada pernikahan yang sempurna, dan kesalahan pasti terjadi. Kuncinya adalah bagaimana kita merespon kesalahan tersebut. Memaafkan dengan tulus dan tidak menyimpan dendam adalah langkah penting untuk menjaga kedamaian dalam rumah tangga.

Bangun Keluarga Harmonis untuk Generasi Selanjutnya

Meskipun tantangan dalam pernikahan nyata, ini tidak harus membuat kita takut untuk menikah. Sebaliknya, ini bisa menjadi peluang untuk belajar bagaimana membangun keluarga yang harmonis dan bahagia. Dengan dukungan dari orang-orang yang sudah berpengalaman, anak muda dapat memulai perjalanan pernikahan mereka dengan optimisme, dan pasangan yang sudah menikah dapat terus menjaga keharmonisan dalam keluarga mereka.

Pernikahan adalah perjalanan yang indah jika dijalani dengan cinta, pengertian, dan komitmen. Mari kita bantu generasi muda untuk melihat bahwa pernikahan tidak perlu ditakuti, melainkan disambut dengan hati terbuka. Bersama, kita bisa membangun keluarga yang bahagia dan kehidupan yang tentram.

Dengan pesan ini, mari kita sebarkan inspirasi dan optimisme kepada anak muda serta memberikan wejangan yang positif bagi pasangan yang sudah menikah. Keluarga harmonis adalah pondasi masyarakat yang kuat, dan itu semua dimulai dari hubungan yang sehat dan penuh cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun