Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis,infeksi berulang, atau stimulasi psikososial yang tidak memadai selama periode kritis pertumbuhan,terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan standar tinggi badan anak seusianya berdasarkan kurva pertumbuhan WHO.
Stunting tidak hanya memengaruhi pertumbuhan fisik tetapi juga berdampak pada perkembangan kognitif, imunitas tubuh, dan produktivitas anak di masa depan.
Perlu kita ketahui bahwa ada beberapa penyebab utama terjadinya stunting nih moms, penyebab nya dapat berupa :Â
1. Kekurangan Nutrisi Kronis: Terutama selama kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan.
2. Infeksi Berulang: Misalnya, diare atau infeksi pernapasan akut yang menghambat penyerapan nutrisi.
3. Pola Asuh yang Kurang Baik: Termasuk pengetahuan yang rendah tentang gizi anak dan ibu.
4. Sanitasi Buruk: Lingkungan yang tidak higienis meningkatkan risiko infeksi
Nah, ada juga beberapa dampak yang terjadi jika seorang anak mengalami stunting.Â
Dampak Stunting sendiri berupa :
- Pertumbuhan fisik yang terhambat.
- Penurunan kemampuan belajar dan prestasi akademik.
- Peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi di masa dewasa
Maka dari itu moms, mari kita kenali stunting pada anak mulai dari sekarang. Berikut cara mengenal stunting pada anak
1. Pengukuran Tinggi dan Berat Badan Anak
- Stunting ditentukan berdasarkan tinggi badan anak yang berada di bawah standar usia menurut kurva pertumbuhan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
- Tinggi badan anak dibandingkan dengan standar z-score WHO: nilai z-score < -2 menandakan stunting
2. Pemantauan Rutin di Posyandu atau Fasilitas Kesehatan
- Lakukan pemantauan rutin untuk mengukur pertumbuhan anak minimal setiap bulan di posyandu atau puskesmas.Â
- Jika ditemukan gejala seperti anak tidak tumbuh sesuai standar, segera konsultasikan ke tenaga kesehatan
3. Identifikasi Faktor Risiko
- Anak yang lahir dari ibu dengan kekurangan gizi, infeksi berulang, atau pola asuh yang kurang optimal berisiko mengalami stunting.
- Tenaga kesehatan dapat membantu mengevaluasi riwayat kehamilan ibu dan lingkungan tempat tinggal.
Kalau sudah sampai di fase stunting terus kita harus apa dong ?, berikut hal yang harus dilakukan Ketika moms sudah tau bahwa sang anak terkena stunting.Â
Cara Mengatasi Stunting pada anak
1. Peningkatan Asupan Gizi Anak
- 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK): Fokus utama untuk mencegah dan memperbaiki stunting adalah pada periode ini.
- Berikan makanan bergizi seimbang yang kaya protein hewani (daging merah,hati,unggas,ikan dan kerang), zat besi ( bayam,brokoli,kacang merah,brokoli),dan vitamin.
- Berikan suplementasi zat besi dan vitamin A sesuai anjuran dokter.
- Hindari teh, kopi, atau makanan kaya kalsium saat makan, karena dapat menghambat penyerapan zat besi.
- Konsumsi makanan kaya vitamin C, seperti jeruk, kiwi, stroberi, atau paprika
2. Pengobatan Infeksi dan Penyakit
- Tangani infeksi seperti diare atau ISPA dengan segera karena dapat menghambat penyerapan nutrisi.
- Lakukan imunisasi lengkap sesuai jadwal untuk mencegah penyakit menular
3. Perbaikan Lingkungan dan Pola Hidup Sehat
- Pastikan kebersihan lingkungan, sanitasi yang baik, dan akses air bersih untuk mencegah infeksi.
- Terapkan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
Ayo moms jaga gizi anak mulai dari 1000 hari pertama agar anak Indonesia menjadi penerus yang sehat tanpa stunting!!Â
Sumber :
1. Kementerian Kesehatan RI. "Nutrisi untuk Cegah Anemia".Â
2. WHO. "Iron Deficiency Anaemia: Assessment, Prevention and Control". Organisasi Kesehatan duniaÂ
3. Healthline. "Foods High in Iron".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H