Mohon tunggu...
Hanifah Mahiroh Azizah
Hanifah Mahiroh Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Pengembangan Bakat Khusus

18 November 2023   23:55 Diperbarui: 19 November 2023   00:00 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masih banyak sampai saat ini pemahaman terhadap kecerdasan yang didominasi terhadap keberhasilan seseorang itu masih cukup kental terutama di indonesia,  ada pahaman kalau di indonesia  bahwa kalau orang yang mempunyai biaya pendidikan, maka sudah tidak bisa di tawar lagi kalau lulus sma atau lulus smk sudah bisa dipastikan akan lanjut kuliah. Sementara di beberapa negara maju sudah tidak melakukan itu, jadi sebelum kelulusan sma tingkat dasar atas , itu di biasanya di lakukan assesment untuk bisa apakah siswa ini pantas  untuk lanjut kestudi atau lanjut pantas melakukan pemaksimalan skill yang ada didalam dirinya. Jadi habis lulus sma tidak semuanya mau lakukan keinginan lanjut ke perguruan tinggi. Jadi itu bahwa kecerdasan yang di unggulkan dalam suatu kegiatan tidak hanya mengandalkan IQ sudah lagi menghargai tentang  multiple intelligences sehingga mungkin bagi siswa yang memiliki kecerdasan  multiple intelligences kemudian sekolah biasanya mengarahkan misalnya punya kemampuan di bidang IQ maka sejak  kelas 11 sudah di arahkan dan dibekali soft skill IT yang lebih dalam. UN atau lainnya sudah tidak ada. Seseorang yang tidak memiliki kapasitas kecerdasan yang unggul maka itu di beberapa negara terutama eropa dilakukan pemaksilamalan untuk menemukan punya kecerdasan apa yang harus dia munculkan atau diunggulkan sehingga habis lulus sma ga malu dia kemudian langsung kerja.

Dari pengamatan tersebut jadi memahami bahwa suatu negara yang bisa memahami bahwa seseorang itu mepunyai keunikkan punya  multiple intelligences, atau seseorang itu yang mempunyai keterbatasan begitu sangat di hargai di posisinya. Termasuk dengan orang dengan kondisi ABK. Abk di indonesia itu masih memerlukan support system sementara dibeberapa negara maju support sistemnya sudah terbentuk.  Kenapa banyak orang indonesia yang punya kondisi anak abk besar disana? Karena kalau balik ke indonesia hanya sudah habis untuk biaya 1 orang anak. Multiple intelligences membahas bagaimana kita menghargai sikap dari setiap individu dan harus melihat potensi yang dimiliki dari setiap orang. 

Teori ini mengusulkan bahwa ada delapan jenis kecerdasan yang mungkin dimiliki seseorang, termasuk linguistik, logis-matematis, spasial, kinestetik-jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalistik. 

Orang dengan kecerdasan linguistik- verbal cenderung memiliki kosakata yang kaya, menikmati permainan kata, dan memiliki kemampuan untuk berbicara tentang apa yang mereka baca. arir yang sesuai untuk orang dengan kecerdasan linguistik-verbal antara lain penulis, wartawan, editor, pengajar, penerjemah, dan lainnya. 

Anak-anak dengan kecerdasan logis-matematik yang baik cenderung memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah matematika dengan cepat dan tepat, menikmati permainan yang membutuhkan strategi seperti catur, dan memiliki kemampuan untuk memahami pola dan hubungan sebab-akibat. 


Anak dengan kecerdasan kinestetik memiliki kemampuan memproses informasi secara fisik, lewat gerakan tangan, tubuh, ekspresi, dan kontrol Mereka cenderung lebih tertarik terhadap karier yang melibatkan interaksi fisik, seperti ilmu bedah, terapi fisik, keperawatan, dan seni. 

Anak dengan kecerdasan musikal memiliki ciri-ciri seperti senang bernyanyi, aktif mendengarkan musik, mampu berkomunikasi melalui musik/irama, dan dapat memainkan alat musik. 

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk memahami emosi dan perilaku orang lain, berkomunikasi secara efektif, dan bekerja dalam tim. 

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan mengatur emosinya sendiri, sekaligus memahami dirinya sendir. Dengan memahami ciri-ciri ini, orang tua dan pendidik dapat membantu mengembangkan kecerdasan intrapersonal anak melalui berbagai kegiatan yang mendukung kemampuan refleksi diri, evaluasi diri, dan pengaturan emosi. 

Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, melihat perbedaan, menggolongkan, dan mengkategorikan apa yang dilihat anak di alam atau lingkungan seperti bergabung dengan pramuka, mendaki gunung, camping, berkunjung ke taman atau kebun binatang. 

Setiap orang pasti memiliki kecerdasan atau multiple intelligences masing-masing hanya terkadang perlu diolah lagi walaupun itu tidak di sadari. Jadi orang lain yang memperhatikan dengan kondisi multiple intelligences tersebut.  Orang yang mempunyai interpersonal nya bagus , kadang-kadang memiliki sifat yang memikirkan orang lain tetapi tidak memikirkan diri sendiri tapi orang yang memiliki intrapersonalnya bagus belum tentu interpersonalnya bagus  dan intrapersonalnya bagus sementara interpersonalnya tidak bagus maka jadi orang yang egois hanya ingin mementingkan diri sendiri. Harus ballance antara setiap intellegent IQ.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun