Mohon tunggu...
Hanif Izzaturrahman Ahmad
Hanif Izzaturrahman Ahmad Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa semester akhir Universitas Muhammadiyah Malang, Prodi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kunjungan Mahasiswa PMM UMM ke UMKM Kerupuk Nasi Bu Sriatin dan Bu Satuni: Upaya Melestarikan UMKM Lokal dengan Rebranding Kemasan

4 September 2024   11:26 Diperbarui: 4 September 2024   11:52 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merupakan program yang dirancang untuk menerapkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh kampus. Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam membantu memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Salah satu implementasi dari program tersebut adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelompok 104 Gelombang 08, yang terdiri dari Reza Rizky Pratama, Hanif Izzaturrahman Ahmad, Alfin Ahmad Safei, Arjuna Danendra, dan Raihan Adreal Ananda, semuanya berasal dari Program Studi Ilmu Komunikasi. Di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Ibu Isnani Dzuhrina, M.Adv., kelompok ini melaksanakan program pengabdian di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Pada hari Kamis, tanggal 18 Juli 2024, mahasiswa PMM mengunjungi Dusun Krajan, Desa Sumbersekar, dengan fokus utama program mereka adalah melakukan rebranding kemasan terhadap produk-produk UMKM lokal, terutama pada usaha rumah produksi kerupuk nasi. Dusun Krajan terkenal dengan beberapa rumah produksi kerupuk nasi rumahan yang telah menjadi ciri khas daerah tersebut. Dua rumah produksi yang paling dikenal adalah "Kerupuk Nasi Bu Sriatin" dan "Kerupuk Nasi Bu Satuni". Keduanya masih menggunakan metode tradisional dalam proses produksi kerupuk nasi, yang meskipun sederhana, tetap mampu menarik pesanan tanpa henti.

Walaupun metode yang digunakan masih tradisional, kualitas kerupuk nasi yang dihasilkan oleh kedua rumah produksi ini telah mendapatkan tempat di hati para konsumen. Pesanan datang dari berbagai daerah, menunjukkan bahwa produk ini memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Namun, salah satu tantangan yang dihadapi oleh Bu Sriatin dan Bu Satuni adalah keterbatasan dalam aspek identitas produk. Hingga saat ini, produk kerupuk nasi mereka belum memiliki branding yang kuat, terutama dari segi kemasan dan visualisasi logo, yang menyebabkan jangkauan pasar mereka relatif terbatas.

Untuk membantu mengatasi tantangan ini, kelompok mahasiswa PMM dari UMM hadir dengan menawarkan solusi melalui program rebranding. Langkah yang dilakukan oleh tim ini adalah membantu kedua rumah produksi dalam menciptakan logo dan stiker kemasan yang baru. Dengan adanya logo dan stiker ini, produk kerupuk nasi dari Bu Sriatin dan Bu Satuni diharapkan dapat memiliki identitas visual yang lebih jelas, yang pada akhirnya akan membantu meningkatkan daya saing dan memperluas jangkauan pasar.

Selama proses rebranding, tim mahasiswa PMM melakukan beberapa langkah strategis. Pertama, mereka berdiskusi dengan pemilik UMKM untuk memahami nilai dan cerita di balik produk mereka. Setelah itu, mahasiswa merancang logo yang mencerminkan keunikan dan kualitas kerupuk nasi buatan Bu Sriatin dan Bu Satuni. Desain logo ini kemudian diaplikasikan pada stiker yang akan ditempel pada kemasan produk.

Langkah ini bukan hanya memberikan sentuhan modern pada produk tradisional, tetapi juga membuka peluang lebih besar bagi produk kerupuk nasi ini untuk dikenal di pasar yang lebih luas, termasuk pasar luar daerah dan bahkan pasar online. Dengan kemasan yang lebih menarik dan profesional, konsumen diharapkan akan lebih tertarik untuk membeli dan mencoba produk ini, sekaligus meningkatkan brand awareness UMKM tersebut.

Dalam proses ini, para mahasiswa tidak hanya membantu dari segi desain dan branding, tetapi juga memberikan pelatihan dasar mengenai pemasaran digital. Mereka mengajarkan bagaimana memanfaatkan media sosial sebagai alat promosi, sehingga produk kerupuk nasi ini dapat menjangkau lebih banyak konsumen. Langkah ini diambil mengingat pentingnya keberadaan online bagi UMKM di era digital saat ini.

Melalui kunjungan dan program rebranding ini, mahasiswa PMM Universitas Muhammadiyah Malang tidak hanya membantu meningkatkan daya saing produk lokal, tetapi juga turut berkontribusi dalam melestarikan warisan kuliner tradisional yang ada di Dusun Krajan. Dengan bantuan ini, diharapkan usaha kerupuk nasi Bu Sriatin dan Bu Satuni dapat berkembang lebih jauh dan menjadi produk yang semakin dikenal di pasar nasional, sekaligus menjaga keberlanjutan UMKM lokal yang menjadi tulang punggung ekonomi desa.

Program PMM ini juga menunjukkan bagaimana sinergi antara institusi pendidikan dan masyarakat dapat menghasilkan dampak positif, tidak hanya bagi mahasiswa yang belajar secara langsung di lapangan, tetapi juga bagi masyarakat yang mendapatkan manfaat dari penerapan ilmu pengetahuan tersebut. Dengan adanya rebranding ini, diharapkan UMKM kerupuk nasi di Dusun Krajan dapat terus berkembang, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memperkuat posisi mereka di pasar yang semakin kompetitif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun