Mohon tunggu...
Hanifah Harviatulhaq
Hanifah Harviatulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi

Seorang mahasiswi psikologi di Universitas Islam Negeri Bandung. Tertarik dengan kesehatan mental, gangguan dan masalah yang terjadi pada diri sendiri atau orang sekitar. Sangat senang mendengar orang bercerita tentang masalahnya, dan berharap dengan mendengar mereka bercerita, mereka terbantu dan memiliki regulasi emosi yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filosofi Teras: Kendalikan Dirimu, Tak Perlu Repot Menjadi Budak

28 Desember 2023   21:42 Diperbarui: 28 Desember 2023   22:11 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filosofi teras ini hadir untuk mengurangi perasaan dan perilaku manusia yang saat ini cukup berlebihan, masalah kecil selesain masalahnya se-geng, musuhan, dendam, sampe ada bunuh-bunuhan. Yang sering terjadi pun saat ini seperti bunuh diri, depresi, dan banyak hal yang menjadi masalah diri kita sendiri karena respon kita terhadap stimulus ini berlebihan. 

Iya, saya ga maksud buat menyepelekan masalah setiap orang. Saya sangat mengerti setiap orang memiliki masalahnya yang berbeda-beda. Tapi yang harus diketahui juga Victor frankl bisa bertahan hidup walaupun berada di kamp Nazi di mana dia juga mendapat siksaan dari para nazi ini. Ya ini masuk lagi ke teorinya dia sendiri yaitu "kebermaknaan hidup" tapi yang nyambung dikit-dikit lah ya, hehe. 

Tapi, manusia kan makhluk yang memiliki perasaan? wajar dong kalo ada yang jahatin mereka marah, wajar dong kalo ada masalah mereka sedih? filosofi teras ga masuk akal, masa masalah datang kita masih harus nahan emosi kita? kalo misal orang tua kita meninggal nih, itu kan ga bisa kita kendalikan. maka dari itu? apakah kita tidak boleh berperilaku berlebihan dengan nangis ? atau bahkan ada lho yang sampe pingsan karena sedihnya kehilangan. 

Yaps kalo itu nanti kita bahas di artikel saya selanjutnya, karena pada nyatanya filosofi teras ini masih memiliki kekurangan. 

Pengalaman saya sendiri adalah, saya awalnya meragukan pernyataan penulis filosofi teras ini. Baru nyoba sehari wah rasanya capek sekali, malah jadi stres sendiri. Setiap hari setiap ada masalah saya menanamkan filosofi teras ini dan ujung-ujungnya gagal. Tapi tanpa sadar, ketika ada kendala-kendala lain saya seperti otomatis dengan filosofi teras ini dan menenangkan diri saya sendiri. Walaupun memang sulit, pada nyatanya tanpa saya sadari hal itu sangat membantu untuk saya sendiri. Memang, tidak semua saya terapkan filosofi ini, tapi tidak ada salahnya untuk selalu memperbaiki diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun