Mohon tunggu...
Hanifah Callysta
Hanifah Callysta Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Namaku Hanifah Callysta. Aku biasa dipanggil Hani. Umur ku 14 tahun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kelinci Putih di Jantung Taman

14 April 2024   14:28 Diperbarui: 14 April 2024   14:30 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelinci Putih di Jantung Taman

   Pada suatu hari Aku dan Rara akan pergi ke taman. Disana ada banyak bunga dan hewan yang mengemaskan yaitu kelinci. 

"Rara ayo cepat nanti kita kesiangan ke taman, kan jadi nggak seru. "

"Iya-iya tunggu sebentar aku lagi menyiapkan makanan untuk kelinci di sana. "

   Aku dan Rara pun pergi ke taman dengan naik sepeda. 

"Iiih kok kamu berat banget sih Ra? Berat dosanya nih"

"Enak aja kamu, aku gak seberat itu yaa, kamu nya aja yang gak ada tenaga"Sahut Rara dengan nada kesal. 

"Iya dehhh ntar traktir aku ya biar aku ada tenaga lagi, hehehe"

   Setelah beberapa menit Aku dan Rara pun tiba di taman. Setibanya di sana Aku dan Rara beristirahat sebentar dibawah pohon yang rindang dan dikelilingi oleh bunga-bunga yang memanjakan mata. 

"Kita istirahat dulu ya Ra aku capek banget nih, ngebonceng kamu dari tadi. "

"Okeyy aku juga mau istirahat abisnya tadi aku kepanasan karena gak bawa topi. "

   Setelah tiga puluh menit kami beristirahat. Kami pun beranjak dari bawah pohon yang rindang itu. Lalu beralih ke inti taman bunga, yang biasa kami sebut jantung taman. 

   Di jantung taman itu kami berlarian melewati bunga-bunga yang indah dan memberi makan kelinci yang ada di sana. 

"Tetapi kenapa hanya ada kelinci abu -abu disini? Dimana kelinci putih Ra? "

"Hah? Kelinci putih hilang? "

   Di jantung taman seharusnya ada satu kelinci putih yaitu kelinci yang sangat penting. Tanpa adanya kelinci putih itu maka jantung taman serasa tak lengkap. 

"Ayo kita cari kelinci putih Ra, kita gak bisa cuma tinggal diam disini. "

"Baiklah Aku akan ikut mencari kelinci putih bersama mu Lily. "

"Rara! Lihat ada jejak kaki besar di sana, ayo kita ikuti jejak kaki itu. "

   Aku dan Rara pun mengikuti jejak kaki besar itu. 

"Tetapi apakah kelinci putih di culik penyihir, Lily? Aku sangat khawatir dengan kelinci putih. "

"Tenang saja Rara kita akan membawa kembali kelinci putih ke jantung taman. "

   Aku dan Rara pun mengikuti jejak kaki besar itu sampai di taman mati, taman tanpa adanya warna disini hanya ada warna abu-abu dan hitam. 

   Taman mati ini adalah suatu tanda bahwa rumah penyihir sudah dekat. Dan ini dia rumah penyihir dengan rumah yang di cat dengan warna marun tua. Hanya itu satu-satunya warna yang ada di sana. Ditambah lagi dengan nuansa jaring laba-laba di setiap pohon yang aku dan Rara temui. 

"Lily aku takut, apa benar kelinci putih ada di sini? Apa kita balik saja?. "

"Jangan gitu dong Rara kita kan udah nyampe di sini kita harus menyelamatkan kelinci putih. "

   Kami kesana tidak dengan tangan kosong tentunya, kami sudah membawa Quitter, yakni pedang panjang yang biasanya hanya digunakan ketika ada hal yang berbahaya. 

"Dalam hitungan tiga, Rara selamatin kelinci putih dan Aku bakal mengalihkan penyihir dengan Quitter ini. "

"Baiklah satu, dua, tiga."

"Eeh ada apa ini? Kok kalian bawa Quitter kesini?. "

"Loh kelinci putih kamu ngapain disini? Ayo cepat selamatkan dirimu jantung taman masih membutuhkan mu"

" Ahahahahha kalian lucu sekali aku dan penyihir sedang bekerjasama untuk menghidupkan kembali taman mati ini. " Ujar kelinci putih. 

"Iya, anak-anak ini sudah salah paham ya dengan saya saya ini penyihir warna, warna-warna di taman mati hilang karena wabah penyakit yang melanda beberapa tahun yang lalu, jadi kami bertekad untuk mengembalikan semua warna agar taman kembali menjadi indah seperti dahulu. "

   Ternyata selama ini kelinci putih bukan diculik oleh penyihir, melainkan kelinci putih dan penyihir telah bekerja sama untuk mengembalikan warna-warna di taman mati.

" Maafkan kami ya penyihir kami sudah berburuk sangka kepadamu."

" Baiklah Lily dan Rara Ayo kita kembali ke jantung taman. "

"Aku dan penyihir sudah menemukan obatnya nanti penyihir bisa menaburkan obat ini ke taman mati agar warna dari taman mati kembali seperti dahulu kala. "

   Dan akhirnya warna dari taman mati pun kembali seperti dahulu kala. Lily, Rara dan kelinci putih pun mengucapkan selamat tinggal kepada penyihir, dan kembali ke jantung taman.

Lily dan Rara kembali ke rumah mereka di desa dan taman masih tetap indah sampai sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun