Tingkok mengalami perubahan sistem politik dari yang pada awalnya menggunakan sistem otoriter komunis namun dengan adanya perdagangan yang dilakukan dengan dunia internasional, membuat Tiongkok mau tidak mau mengadakan perubahan perpolitikan dalam negeri dengan mengubahnya menjadi sistem yang lebih liberal untuk interaksi dengan negara lain. Hal tersebut tergambarkan pada Tingkok karena Tiongkok menggunakan pendekatan diplomasi yang lebih liberal untuk menentang hegemoni dan menyarakan inklusivitas global. Tiongkok juga terus menyuarakan perdamaian dunia dan mengajak negara-negara internasional untuk menghormati perbedaan peradaban dengan menerapkan prinsip kesetaraan dan inklusivitas sebagai bentuk dari penggunaan posisinya sebagai negara adidaya global yang baru.
- Amerika Serikat
Amerika Serikat mulai mengalami perkembangan yang signifikan pada abad ke-19 tepatnya saat masa revolusi industri ditambah pula dengan adanya rekonstruksi ekonomi setelah Perang Dunia II yang menyebabkan terjadinya perkembangan teknologi, pertumbuhan di sektor industri, dan mendorong terjadinya perdagangan internasional. Hal tersebut disebabkan karena adanya globalisasi yang semakin nyata terjadi antarnegara di dunia. Sejak setelah Perang Dunia II dan revolusi industri tersebut lah yang membuat Amerika Serikat menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi-politik terpesat dan mampu untuk menguasai segala aspek kehidupan ekonomi-politik dunia. Amerika Serikat sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang besar dan stabil di dunia membuatnya dijuluki sebagai negara superpower. Julukan tersebut tidak terlepas dari keterlibatannya terhadap berbagai aspek penting di kehidupan negara-negara di dunia. Amerika Serikat memiliki andil dalam dunia internasional khususnya dalam bidang perdagangan antarnegara, investasim dan kebijakan moneter. Seperti yang telah kita ketahui, Amerika Serikat terlibat dalam beberapa organisasi internasional yang dimana mayoritas Amerika menjadi anggota penting di dalamnya, seperti dalam PBB atau Perserikatan Bangsa Bangsa, Amerika Serikat menjadi salah satu dari lima anggota permanen DKPBB dan menjadi penyumbang finansial terbesar bagi PBB. Bagi World Bank atau bank dunia, Amerika merupakan pemegang saham tersebesar yang membuat Amerika Serikat juga memiliki hak veto atas berjalannya struktur bank. Amerika Serikat juga memiliki peran besar dalam terbentuknya IMF yang merupakan organisasi yag bertujuan untuk mempererat kerjasama antarnegara untuk moneter global, memperkuat stabilitas keuangan, dan juga mendorong berjalannya perdagangan internasional.
Liberalisasi yang dilakukan Amerika Serikat dalam aktivitas ekonominya mempermudah jalan negara ini untuk mengambil alih perkonomian dunia, khususnya sejak tahun 1970-an. Liberalisasi Amerika Serikat membuat arus modal asing atau investasi menjadi mengalir deras memasuki Amerika Serikat. Hal itu tentunya membuat pendapatan negara menjadi meningkat dan mampu untuk membangun negaranya di segala bidang, baik itu ekonomi, sosial, dan juga infrastruktur. Tidak hanya itu, liberalisasi Amerika Serikat juga membuat Amerika Serikat menjadi mudah untuk menjalin kerjasama perdagangan dengan dunia internasional, seperti Transatlantic Trade and Investment Partnership (T-TIP) yang merupakan bentuk perjanjian kerjasama perdagangan dan investasi antara Amerika Serikat dengan Uni Eropa, Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) untuk bekerja sama dengan Australia, Brunei Darussalam, Fiji, India, india, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam untuk membangun perekonomian bagi kesejahteraan, menjadi salah satu pendiri APEC yang merupakan kerja sama ekonomi Asia Pasifik, menjadi salah satu pendiri G20 yang merupakan forum untuk membahas solusi untuk mengatasi berbagai isu perekonomian dunia, dan lainnya.
PERBANDINGAN PERTUMBUHAN EKONOMI-POLITIK TIONGKOK DAN AMERIKA SERIKAT
Perbandingan keduanya dapat kita lihat dari cara mereka berkembang dalam dunia ekonomi dan politik. Di bidang politik, Amerika Serikat memiliki konsistensi dalam sistem perekonomian yang mereka pakai. Amerika Serikat pada saat setelah Perang Dunia II sampai saat ini tetap menggunakan sistem liberal dalam melakukan aktivitas ekonominya baik dalam negeri maupun luar negeri. Hal tersebut juga sesuai dengan sistem politik yang diterapkan Amerika Serikat yakni sistem demokrasi liberal dalam kehidupan politik dan ekonominya. Hal ini memengaruhi pertumbuhan ekonomi di negara ini yang semakin pesat tiap tahunnya sehingga menjadikannya negara yang besar dan adidaya. Sedangkan, Tiongkok memiliki perbedaan antara sistem politik dan sistem ekonomi yang diterapkannya. Pada sistem politik, Tiongkok menerapkan sistem otoriter komunis, namun dalam sistem perekonomiannya, Tiongkok mengalami perubahan dari yang sebelumnya menerapkan sistem otoriter komunis, berubah menjadi sistem yang liberal, sehingga memungkinkan adanya pendekatan diplomasi dan kerja sama terhadap negara-negara lainnya.
Dalam pertumbuhan ekonominya, Tiongkok cenderung mengalami pertumbuhan dan perubahan yang lebih signifikan dibandingkan dengan Amerika Serikat. Hal tersebut dapat dilihat dari laporan IMF yang menyatakan bahwa Tiongkok memiliki tingkat pertumbuhan PDB rill yang lebih besar dibandingkan Amerika Serikat yakni sebesar 4,6% dengan tingkat inflasi, proyeksi harga konsumen sebesar 1% pada tahun 2024, seperti yang tertera dalam gambar berikut:
Sedangkan, Amerika Serikat memiliki tingkat pertumbuhan PDB rill yang jauh lebih kecil untuk saat ini yakni sebesar 2,7% dengan tingkat inflasi, proyeksi harga konsumen sebesar 2.9% pada tahun 2024.
Data tersebut menandakan bahwa terdapat persaingan sengit diantara kedua adidaya tersebut dalam perekonomian. Globalisasi dapat mengubah kondisi suatu negara, tergantung bagaimana negara tersebut memanfaatkan globalisasi itu sendiri. Globalisasi dapat membawa keuntungan bagi sebuah negara bila dapat memanfaatkannya dengan melakukan banyak aktivitas perekonomian dengan negara lain dan kebijakan yang tepat untuk mendukung jalannya aktivitas tersebut. Sebaliknya, globalisasi dapat membawa pada kerugian jika tidak dapat dimanfaatkan dengan benar dan tidak di dukung dengan kebijakan yang tepat.