Mohon tunggu...
HANIFAH AGUSTIN
HANIFAH AGUSTIN Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mengungkapkan kata dengan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1

12 Oktober 2024   17:11 Diperbarui: 12 Oktober 2024   17:19 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Materi pengambilan keputusan dalam coaching efektif untuk membangun pemahaman bahwa keputusan harus direnungkan dan didasarkan pada nilai-nilai kebajikan. Melalui proses coaching, akan diarahkan pada pengambilan keputusan yang positif dimana keputusan tersebut akan mendukung perkembangan murid. Ki Hadjar Dewantara menyoroti pentingnya tujuan pendidikan untuk membimbing tumbuhnya kekuatan alami anak agar dapat memperbaiki perilakunya. Oleh karena itu, penting bagi para pendidik untuk memiliki keterampilan coaching guna membimbing potensi individu menuju keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia dan anggota masyarakat. Menerapkan teknik TIRTA dalam coaching adalah langkah yang tepat ketika membantu individu, terutama dalam kasus di lingkungan sekolah. Tahapan-tahapan dalam TIRTA dapat mengidentifikasi masalah dari coachee. Saat sedang melakukan coaching, guru yang berperan sebagai coach dapat menemukan potensi yang dimiliki coachee untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dan membuat keputusan yang tepat. Teknik TIRTA, ketika digabungkan dengan 9 langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan, dapat membangun komunikasi yang empatik dan memberdayakan sebagai Pemimpin Pembelajaran. Hal ini akan membantu dalam membuat perubahan strategis yang mampu menggerakkan komunitas sekolah pada ekosistem belajar, serta menjadi sangat ideal dalam pengambilan keputusan. Sehingga keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Sebagai pendidik dan tenaga kependidikan yang memilih untuk menjadi pendidik, yang mendampingi murid di sekolah sepanjang hari, kita perlu memikirkan cara untuk membimbing mereka mencapai potensi terbaik mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat, serta mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang mereka inginkan. Peran pendidik sebagai pemimpin pembelajaran adalah menginspirasi siswa agar memiliki ketertarikan yang kuat terhadap materi pelajaran dengan menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan berarti. Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari sosial emosional sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi dilema etika. Hal ini terutama penting ketika menghadapi perbedaan karakteristik gaya belajar peserta didik di kelas. Sebagai pendidik, penting untuk menciptakan suasana belajar yang sesuai dengan kebutuhan murid. Guru seharusnya melatih pengambilan keputusan yang berbasis etika dan memihak pada murid. Guru perlu memahami pemetaan 4 paradigma dilema etika agar dapat membuat keputusan dengan bijaksana. Untuk mencegah pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh emosi dan perasaan, guru harus mengikuti 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan serta pengujian keputusan. Hal ini akan membantu guru untuk menghasilkan keputusan yang bijaksana dan menguntungkan bagi murid.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pendidikan yang mendukung peserta didik adalah pendidikan yang mengarahkan perkembangan potensi, minat, dan bakat sesuai dengan kodrat alam dan zaman anak. Pendidikan yang peduli pada murid adalah usaha untuk memastikan bahwa setiap individu menerima pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi mereka. Dengan pendidikan yang mementingkan murid, dapat diciptakan lingkungan belajar yang inklusif, memotivasi, dan memberdayakan setiap individu. Jika suasana positif tercipta, murid dapat mengekspresikan diri, mengembangkan bakat dan minat, kreativitas, serta berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Seorang pendidik, ketika menghadapi dilema etika atau tekanan moral di sekolah, akan mempertimbangkan nilai-nilai reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif, dan pro-murid dalam proses pengambilan keputusan. Pendidik harus mendukung dan memprioritaskan kepentingan murid serta mampu menemukan solusi yang tepat untuk setiap masalah yang muncul. Kesadaran penuh atau self awareness sangat diperlukan oleh pendidik untuk menganalisis setiap kasus atau permasalahan, baik itu termasuk dalam dilema etika maupun bujukan moral. Jika kasus tersebut merupakan bujukan moral,sebagai pendidik harus tetap meneguhkan nilai-nilai kebenaran yang dianutnya. Dengan mengikuti nilai-nilai ini, harapannya keputusan yang diambil akan sesuai dengan prinsip berpusat pada murid dan mendorong terciptanya iklim pendidikan yang positif di sekolah.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pendidikan merupakan upaya yang disengaja dan terencana untuk menciptakan lingkungan belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri mereka untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan untuk diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara. Seorang guru adalah individu yang berupaya mendorong perkembangan individu lain. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Ki Hajar Dewantara dan pola pikir inquiry apresiatif, pengambilan keputusan yang tepat akan menghasilkan perubahan yang positif menuju pencapaian tujuan yang diinginkan. Ini merupakan hal yang sangat penting. Namun, kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat memiliki dampak negatif. Dengan mengutamakan pendidikan siswa, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, memotivasi, dan memberdayakan setiap individu. Apabila suasana positif tercipta, murid dapat berekspresi, menyalurkan bakat dan minat, mengembangkan kreativitas, serta mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Dalam proses pengambilan keputusan, penting untuk memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah yang telah ditetapkan. Jika pengambilan keputusan melalui analisis kasus yang hati-hati, bijak, dan 9 langkah pengujian, keputusan tersebut akan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat, menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Murid dapat belajar dengan efektif dan mengoptimalkan potensi mereka. Tujuan pendampingan murid adalah mencapai kebahagiaan belajar yang maksimal.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan dalam pengambilan keputusan adalah mencari pilihan terbaik, terutama dalam kasus ketika semua opsi nampak benar. Dalam pengambilan keputusan, penting untuk mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan memastikan manfaatnya bagi banyak orang, bukan hanya keuntungan pribadi atau merugikan pihak lain. Di lingkungan saya, tantangan dalam pengambilan keputusan atas kasus dilema etika terjadi ketika terdapat perbedaan sudut pandang terhadap kasus tersebut. Perbedaan sudut pandang ini menghambat tercapainya kesepakatan dalam pengambilan keputusan. Keterkaitan dengan perubahan paradigma dalam pengambilan keputusan di sekolah ada, karena beberapa rekan belum bersedia berpikir dengan paradigma baru. Inilah tantangan terbesar dalam mengatasi dilema etika. Pada dasarnya, pengambilan keputusan melibatkan komunikasi yang efektif antara pihak terkait, warga sekolah, dan masyarakat sekitar. Seorang pemimpin perlu memahami nilai-nilai kebajikan dari visi dan misi sekolah. Dia harus memiliki kepribadian dan kinerja yang baik dalam melaksanakan tugas kepemimpinan. Saat mengambil keputusan, penting bahwa keputusan tersebut sejalan dengan nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi oleh institusi Pendidikan, seperti tanggung jawab dan kepedulian pada murid. Keputusan langsung atau tidak, mempengaruhi arah dan tujuan institusi serta mencerminkan nilai dan integritasnya, yang berdampak pada mutu pendidikan murid-murid.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun