Berbekal pengalaman kedua orang tua  yang sangat gigih memperjuangkan 5 anak-anaknya agar tetap lanjut ke bangku sekolah atau pendidikan yang lebih tinggi walaupun ekonomi keluarga  yang sangat minim.
Orang tua yang rela bekerja menjadi apa saja untuk biaya 5 orang anak, Â ibu yang rela menjadi pembantu rumah tangga bahkan rela menjadi babysister diluar kota untuk memperjuangkan beliau dan kakak beliau, karena kakak beliau perlu biaya untuk ujian akhir atau ujian skripsi. Sedangkan ayah seorang guru rela menjadi kuli, tukang becak satpam dan sebagainya untuk menambah pemasukan keluarga.
Sebelum meneruskan kelas 3 SMA, beliau sempat berhenti sekolah 2 tahun, karna bergantian biaya kepada kakak yang ingin lulus di sebuah perguruan tinggi negeri di kota Malang. Allah memberi jalan yang lebih indah.
Disela-sela kekosongan tanpa beraktivitas beliau mencari kesibukan sementara sambil menunggu biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah atas (SMA). Alhamdulillah atas kehendak Allah, ada yang mengajak beliau untuk membantu mengajar di TK Dharma Wanita di kota di Malang.
2 tahun berlalu, membantu sekaligus mencari kesibukan untuk mengajar tanpa pengalaman yang cukup.Hanya saja dari kecil beliau sudah menyukai anak kecil, ntah mengapa bila bersama anak-anak hati terasa senang. Sampai akhirnya kakak beliau di angkat menjadi guru di sebuah SMA di kota Banjar Masin. Dan akhirnya beliau ikut kakak beliau ke kota Banjar Masin. Betapa banyak nikmat yang keluarga beliau dapatkan.
Setelah lulus SMA di Kota Banjarmasin, saya ingin melanjutkan pendidikan ke lebih tinggi.Akan tetapi biaya belum mendukung dan beliau putuskan untuk bekerja lagi. Untungnya sekolah yang pernah dulu saya mengajar masih menginginkan beliau untuk meneruskan mengajar di TK Dharma Wanita kota Malang. Sampai beliau putuskan untuk menikah dan mempunyai anak. Saat itu gaji beliau perbulan hanya 15.000 Â pada tahun 1994-1995.
Pada kelahiran anak pertama beliau memutuskan untuk tidak mengambil cuti, dikarenakan janin atau bayi yang ada di dalam perut saya harus terlahir secara prematur dan akhirnya beliau mengambil persalinan secara sesar.Saat itu beliau masih kuat mengajar.
Akan tetapi pada tanggal 28 maret 1995, gaji beliau di potong setengah dari 15.000 menjadi 7.500 karena beliau tidak masuk mengajar.Beliau  bersyukur masih diberi gaji. Akan tetapi gaji 7.500 tidak cukup untuk biaya keluarga, ditambah biaya untuk anak pertama beliau. Allah memberi jalan yang lain pada keluarga beliau, Allah memberi jalan lewat kakak beliau, yang dulunya menempuh pendidikan diploma di UM dan saat itu ada pengangkatan dinas.
Selang berapa tahun kakak saya mendapat rezeki dari Allah.Kakak saya mendapatkan beasiswa untuk meneruskan S1 di kembalikan ke UM karena dulu pernah menjalani pendidikan Diploma di UM.Kita yang sama-sama memiliki anak yang masih kecil, kakak beliau kasihan/iba melihat gaji beliau yang tidak cukup untuk biaya anak kecil atau bayi karena anak beliau anak pertama masih banyak kebutuhan yang harus di beli. Kata kakak bu Yayuk " sekarang kamu cari kursus guru TK, supaya kamu gak di buat bulan-bulan/sembarangan orang kalo Cuma ijazah SMA"
Pada tahun 1997, saya di minta untuk resain mengajar di TK Dharma Wanita Malang, kemudian mencari kursus mengajar agar mempunyai dasar mengajar yang baik dengan biaya bantuan dari kakak saya. Setelah mengikuti kursus guru TK. " itu loh di Asy-Syahriyah samean mau a?" bilang Seorang guru kursus yang mengajari beliau panggilannya bu asih, memberi informasi tentang lowongan kerja di TA-Asy-Syariyah.
Beliau yang tak pernah memberi tahu kepada bu Asih akan pengalaman pernah mengajar di sebuah TK di kota Malang. Penawaran bu Asih membuat beliau ingin mencoba, akan tetapi niat awal beliau kursus mengajar bukan karena ingin langsung bekerja akan tetapi untuk mencari ilmu yang lebih karena belum memiliki pengalaman mengajar.