Quantum learning merupakan gabungan dari belajar dan bermain yang mana quantum learning juga menyertakan keadan bahwa belajar bukan hanya soal materi apa yang dipelajari, namun juga bagaimana mempelajari materi pembelajaran tersebut. Hal ini dikarenakan adanya quantum teaching yang berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar, yang mana dalam quantum teaching juga terdapat penggubahan belajar yang meriah dari segala nuansanya. Quantum teaching turut menyertakankan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berdasarkan dari bebrapa teori, misalnya Accelerated Learning, Multiple Intelligences, Neuro-Linguistic Programing, Experiental Learning, Cooperative Learning and Elective Effective of Instruction.
      Pelaksanaan quantum teaching memiliki pola atau metode yang disebut dengan TANDUR ( Tanamkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan ), dimana maksud dari TANDUR adalah sebagai berikut :
- Tumbuhkan.
- Tumbuhkan dimaksudkan untuk menumbuhkan minat serta menyampaikan apa manfaat dari pembelajaran tersebut bagi mereka. (AMBAK (Apakah Manfaatnya BAgiKu)) dengan proses yang semenarik mungkin. Tumbuhkan dalam hal ini berperan sangat penting karena pengajar perlu mengantarkan siswa ke dunia kita dan sebaliknya, kita perlu membawa diri kita ke dunia mereka.
- Alami.
- Pada fase alami, dimaksudkan memberikan pengalaman belajar langsung kepada siswa. Ketika siswa diberikan pengalaman beajar secara langsung, mereka akan mengingat apa yang diperlajarinya karena belajar seperti ini diharapkan dapat masuk kedalam Long Term Memory mereka.
- Namai.
- Namai dalam hal ini dimaksudkan untuk menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus, maupun strategi sebagai penanda. Pengajar perlu memberikan siswa pengertian materi serta memberikan beberapa contoh tentang pengaplikasian materi yang telah diberikan.
- Demonstrasikan.
- Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka serta mempraktikkan materi apa yang telah mereka terima. Demonstrasi memiliki peran yang cukup dominan karena semakin banyak pengajar memberikan kesempatan siswa untuk berdemosntrasi, semakin paham pula siswa dengan materi yang pengajar berikan.
- Ulangi.
- Ulangi dilakukan dengan cara memberikan review secara umum tentang apa yang telah dipelajari.
- Rayakan.
- Fase rayakan ini berupa pemberian apresiasi kepada siswa karena telah bekerja dengan baik. Pemberian pujian sangat penting gar siswa semakin termotivasi untuk terus belajar. Namun pemberian pujian secara berlebih juga tidak baik, karena mereka akan bergantung serta selalu berharap pujian disetiap aktivtasnya.
      Pengimplementasian quantum learning yang diharapkan mampu memberikan perubahan yang cukup signifikan terhadap pekembangan pembelajaran di sekolah nyatanya mengalami beberapa kendala. Beberapa masala tersebut diantaranya :
- Adanya perbedaan konsep belajar dan konsep diri yang menyebabkan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran sangat kurang, siswa menjadi kurang percaya diri sehingga materi pelajaran yang disampaikan menjadi terhambat.
- Perkembangan dan kematangan masing-masing individu berbeda antara satu dengan yang lainnya, hal ini menyebabkan minat, motivasi, dan kreativitas siswa dalam berkarya khususnya dalam bidang akademik menjadi terhambat.
- Kecerdasan siswa yang berbeda -- beda.
- Adanya perbedaan kebutuhan, tujuan, dan motivasi siswa.
- Sikap atau kebiasaan yang salah seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar.
      Jika ada masalah, pasti ada solusi. Pendidik perlu mencari solusi atas masalah tersebut. Ada beberapa langkah untuk mengatasi hal tersebut diantaranya dengan membangun percaya diri siswa. Membangun kepercayaan diri siswa dapat dilakukan dengan menghargai usaha dan prestasi siswa, dan memberikan apresiasi kepada siswa. Kemudian masalah perbedaan perkembangan, kematangan, dan kesiapan belajar siswa adalah mungkin dengan pendidik yang mencoba menyediakan media belajar dari barang atau benda yang nyata guna mengatasi siswa yang belum mampu berpikir abstrak. Lalu untuk mengatasi masalah perbedaan kecerdasan siswa, mungkin pengajar bisa menciptakan kondisi lingkungan, kesempatan, iklim emosi yang memungkinkan individu untuk memperoleh pengalaman tertentu seperti menciptakan suasana yang kondusif, pengajuan beberapa pertanyaan kepada siswa sehingga siswa mampu berpikir kritis. Sementara itu, untuk menangani masalah motivasi belajar siswa, prngajar perlu mengusahakan penyediaan beberapa materi baru yang menarik serta pemberian stimulus yang menarik. Selain itu, adanya penguatan yang diberikan pengajar kepada siswa juga dapat mempengaruhi dorongan untuk melakukan kegiatan belajar.
      Quantum learning merupakan salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk menciptakan suasan belajar yang menenangkan. Pelaksanaan  quantum learning dengan metode TANDUR diharapkan mampu memberikan perubahan yang signifikan dalam perkembangan strategi belajar. Namun dalam pengaplikasiannya, ada saja beberapa masalah yang mengambat kesuksesan belajar menggunakan strategi dan metode tersebut. Hal itu menjadi tantangan bagi pendidik untuk mengevluasi dan memperbaiki sistem strategi belajar tersebut supaya penggunaan quantum learning dengan metode TANDUR dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Daftar Pustaka
Mahananingtiyas, E. (2016). Metode Quantum Learning Untuk Meningkatkan Efikasi Diri dan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan. 4(1), 17 -- 25
De  Porter dan  Hernacki.  terjemahan  Alwiyah  Abdurrahman.  2010. Quantum  Learning : Membiasakan  Belajar  Nyaman  dan  Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Ulandari dan Surya. (2017). Improving Learning Outcomes of Linear Program with Quantum Teaching Model at Grade X Students SMK-BM PAB 3 Medan Estate. International Journal of Sciences: Basic and Applied Research. 33(3), 120 -- 129
Azhar, I. N. (2006) Quantum Teaching Sistem TANDUR dan Penerapannya dalam Pengajaran Bahasa Inggris. Jurnal Pamator. 3(2), 1 -- 16
Martini, Rasna, dan Artawan. (2014). Implementasi Model Pembelajaran Quantum Learning dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi pada Siswa Kelas X SMKN 1 Abang. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 3 (diakses pada tanggal 1 Juni 2022 pukul 20.12) link : https://media.neliti.com/media/publications/206855-implementasi-model-pembelajaran-quantum.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H