Filipina kerap disebut sebagai Pabrik Bayi, hal ini dikarenakan setidaknya setiap 12 menit terdapat bayi yang dilahirkan di Rumah Sakit Dr. Jose Fabella Memorial. Dalam tiga dekade terakhir, populasi Filipina meningkat dua kali lipat dari 45 juta menjadi 100 juta nyawa. Hal yang lebih memprihatinkan adalah kenyataan bahwa hampir semua perempuan yang melahirkan berada dalam jangka umur 13 tahun.Â
Sekitar 500 remaja Filipina menjadi ibu setiap harinya atau sama dengan 182.500 remaja per tahun. Sehingga, angka kehamilan remaja di Filipina meningkat drastis di kala angka ini justru menurun di seluruh dunia. Lantas, apa yang menjadi penyebabnya?
Filipina merupakan negara Katolik yang taat. Setidaknya 80% populasi Filipina menganut Agama Katolik, sehingga aborsi merupakan perbuatan yang terlarang. Agama memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam kebijakan pemerintah, terutama dalam isu perencanaan berkeluarga. Usia dewasa di Filipina pun merupakan salah satu yang terendah di dunia, yaitu 12 tahun. Di mana saat umur 12 tahun ini remaja sudah legal untuk melakukan hubungan seksual.
"Setiap nyawa itu berharga," begitulah kata Wakil Gubernur Palawan, Dennis Socrates yang sangat menentang semua bentuk kontrasepsi. Ketika Socrates menjadi walikota, dia menghentikan semua dana untuk alat kontrasepsi yang didistribusikan melalui pusat kesehatan umum. Hal ini tentunya membuat akses alat kontrasepsi terbatas.
Meskipun pada tahun 2012 Filipina akhirnya mengesahkan undang-undang Kesehatan reproduksi yang komperhensif, namun pada akhirnya gereja katolik dan kelompok anti aborsi lainnya menggugat undang-undang tersebut di depan Mahkamah Agung sehingga undang-undang yang bersangkutan itu tidak jadi diterapkan.
Sumber : Aljazeera
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H