Mohon tunggu...
Hanifa Salma Nurlaili
Hanifa Salma Nurlaili Mohon Tunggu... Mahasiswa - penyuka indomie dan esteh

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Sunan Kaljaga 21107030009

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Unik Perayaan Isra Mi'raj di Indonesia dari Tradisi Rejeban Peksi Buraq hingga Tradisi Nganggung

1 Maret 2022   08:45 Diperbarui: 1 Maret 2022   16:53 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Rejeban Peksi Buraq di Yogyakara (photo by ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Setiap tanggal 27 rajab tahun hijriyah, umat islam memperingati peristiwa isra' mi'raj yang tahun ini jatuh pada hari senin tanggal 28 februari 2022.

Isra' mi'raj adalah 2 perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. dalam waktu semalam saja. Perjalanan itu dimulai dari masjidil haram yang berada di mekkah menuju ke masjidil aqsa yang berada di yerussalem, palestina. Kemudian, terbang ke langit ketujug yang bernama sidratul muntaha.

Isra'mi'raj merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi pada masa kenabian nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini juga penting bagi kaum muslim sebab pada peristiwa ini beliau mendapat perintah shalat lima waktu dari Allah SWT.

Ada banyak ragam tradisi untuk memperingati isra' mi'raj ini yang tersebar di seluruh Indonesia.

  • Tradisi rejeban peksi buraq -- Yogyakarta

Tradisi ini merupakan tradisi yang cukup popular di kalangan masyarakat, khususnya daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Tradisi ini berbentuk arak-arakan atau biasa disebut kirab sudah dilakukan ratusan tahun di keraton kesultanan Yogyakarta.

Dalam tradisi ini kita dapat melihat simbol kendaraan Nabi Muhammad yang terbuat dari jeruk bali. Dalam arak-arakan ini juga diletakkan simbol burung buraq yang berada di atas tumpukan buah yang terdiri dari rambutan, manggis hingga tebu.

Simbol kendaraan ini diarak oleh abdi dalem kaji selusin yang berasal dari Bangsal Kencana Kraton Yogyakarta. Mereka bersama-sama memanggul menuju serambi masjid gede kauman dengan didahului dengan doa bersama.

  • Ambengan -- jawa tengah

Tradisi ini biasanya banyak digelar pada bulan rajab atau menjelang bulan suci Ramadhan. Acara ini biasanya dilaksanakan beramai-ramai semacam acara perkumpulan warga setempat mulai lingkup RT, RW, hingga kampung.

Ambengan berasal dari kata "ambeng" yang berarti bongkahan makanan dalam ukuran besar. Biasanya ambengan ini berisi nasi putih, lauk-pauk, dan makanan lainnya yang ditempatkan berupa panci atau besek.

Ambengan ini dibawa atau dipanggul dari rumah oleh setiap warga untuk dibawa ke masjid dan disantap bersama-sama. Ambengan ini memiliki banyak nilai dan karakter yang terkandung dalam tradisi tersebut.

Ambengan ini memiliki gambaran dari bumi sebagai tempat hidup semua makhluk ciptaan tuhan baik itu manusia, hewan, tumbuhan, dan lain-lain yang harus dijaga kelestariannya.

  • Rajaban -- Cirebon

Seperti yang kita tahu, Cirebon merupakan salah satu daerah yang tradisi keislamannya masih kental. Biasanya pada akhir bulan rajab, di Cirebon banyak ditemukan tradisi perayaan isra' mi'raj yang biasa disebut Rajaban.

Tradisi rajaban ini dilakukan dengan melakukan ziarah ke Plangon. Plangon merupakan sebuah makam dari Pangeran Panjuanan dan Pangeran Kejaksan.

Tidak hanya berziarah saja, keraton kasepuhan Cirebon juga biasanya mengadakan pengajian yang setelahnya akan diadakan pembagian nasi bogana untuk warga.

Nasi bogana adalah jenis makanan yang terdiri dari kentang, telor ayam, tempe, tahu, parutan kelapa, dan bumbu kuning yang dijadikan satu.

  • Nganggung -- Bangka Belitung

Di daerah Bangka Belitung ini juga memiliki tradisi dalam memperingati isra' mi'raj ini. Tradisi itu bernama nganggung.

Tradisi ini sudah ada sejak dulu tetapi masih belum bernuansa islam, yaitu dengan memberikan sesembahan berupa makanan ke sungai, pohon, dan tempat-tempat sakral lainnya. Kemudian oleh syekh Abdurrahman as shidiq diadaptasi dan dimodifikasi dengan nilai keislaman.

Nganggung adalah sebuah budaya membawa makanan diatas dulang atau rantang dengan ditutup tudung saji yang bermotif. Sajian di dalamnya bermacam-macam sesuai dengan kemampuan masyarakat yang membuat. Ada berbagai hidangan yang tersaji seperti nasi, lauk-pauk, buah-buahan serta beraneka ragam kue khas setempat.

  • Meeraji -- Gorontalo

Meeraji adalah salah satu tradisi yang biasanya dilakukan oleh masyarakat daerah Gorontalo. Meeraji adalah proses membaca naskah aksara arab yang ditulis dengan Bahasa Gorontalo. Tradisi ini mengingatkan kepada masyarakat bahwa bulan Ramadhan semakin dekat.

Sebelum memulai meeraji, kemenyan, bara api, meja kecil beserta kain putih yang digunakan sebagai alas, dan segelas air putih harus dipersiapkan terlebih dahulu.

Pada pelaksanaan meeraji ini dilakukan dua tahap. Pertama, meeraji dilakukan secara nasioanl atau bersama, maksudnya pembacaan meeraji ini dibacakan oleh beberapa imam/ pembaca dilaksanakan dengan berpidato. Dan yang kedua secara tradisional, yakni dilaksanakan dengan tata upacara adat.

Pelaksaan meeraji ini biasanya dilaksanakan tepat pada 27 rajab dan berakhir pada 15 sya'ban dan dilaksanakan pada sepertiga malam.

  • Nyadran -- Sirawak

Nyadran sebenarnya sudah lumrah kita jumpai, hampir disetiap daerah melakukan nyadran. Hal itu juga yang dilakukan oleh masyarakat daerah sirawak dalam memperingati isra' mi'raj. Kegiatan yang dilakukan biasanya adalah berziarah kubur dan diadakannya pengajian umum yang diadakan di masjid.

Suasana sangat meriah, karena yang hadir nyadran tidak hanya masyarakat kampung setempat tetapi juga sanak saudara yang berasal dari luar kampung sirawak.

Acara yang terselenggara tidak hanya berziarah dan pengajian saja tetapi ada juga karnaval atau arak-arakan. Karnaval ini diikuti oleh semua elemen masyarakat dengan menampilkan berbagai atraksi. Ada berbagai hasil bumi, replika warak, replika lesung, kapal dan grojogan sirawak.

Semua tradisi-tradisi dalam memperingati isra' mi'raj yang dilakukan pasti tidak lepas dari hikmah isra' mi'raj itu sendiri. Hikmah yang dapat kita ambil dan dijadikan suri tauladan yang baik bagi kehidupan seharri-hari kita adalah:

  • Untuk meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT.
  • Memperbaiki kualitas shalat
  • Mempercayai kekuasaan Allah
  • Meningkatkan keimanan setelah cobaan yang diberikan kepada Nabi Muhammad

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun