Pengaruh Lingkungan Bebas Terhadap Pergaulan Remaja
Mengingat berbagai kejadian terkini, banyak pemuda dan pemudi beralih ke prostitusi, disebabkan karena gaya hidup yang kurang baik lalu rendahnya kesadaran diri remaja terhadap pergaulan bebas. Kurangnya pengetahuan tentang batas-batas sosial antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat menjadi penyebab utama masalah ini. Selain itu, globalisasi modernisasi dan ketiadaan kubu agama yang memudahkan masuknya budaya lain tanpa penyaringan yang ketat turut membantu hal tersebut. Seks bebas merupakan salah satu contoh yang saat ini sedang populer di kalangan remaja.
Sekitar 70% remaja pernah melakukan hubungan seks satu kali, dan 13% remaja di seluruh dunia yang berusia 15 tahun melakukan aktivitas seksual untuk pertama kali. Tujuh dari sepuluh remaja telah melakukan aktivitas seksual pada saat mereka menginjak usia 19 tahun.
PAMEKASAN – Kejadian tragis ini dapat menjadi peringatan bagi para orang tua untuk selalu mengawasi kegiatan sosial anaknya.
Seorang perempuan muda, sebut saja Bunga (13), warga Mongging Barat (Pademawu), Pamekasan, mulai terlibat pergaulan bebas. Pelajar kelas II SMP ini mengaku sudah lebih dari satu kali, bahkan berkali-kali, "hubungan terlarang" dengan kekasihnya berinisial CH alias Tian (16), warga Gladak Anyar. Pengakuan itu disampaikan Bunga saat berada di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Polres Pamekasan, Selasa (30/5) siang.
Bunga yang saat ini berusia 12 tahun dan duduk di bangku SMP mengatakan, dirinya sempat berhubungan dengan pelaku saat kejadian pada Januari 2023 lalu.. Bunga berkenalan dengan pelaku melalui temannya yang sekaligus menjadi matchmaker di dalam hubungannya.
Mereka akhirnya mulai berkencan setelah banyak panggilan dan SMS WhatsApp (WA) masuk dan baru memutuskan untuk bertemu setelah seminggu berpacaran. Korban dibawa pelaku di jalan samping SPBU Pamekasan dimana suasana malam yang gelap gulita, mereka langsung bercinta. Rayuan Tian berhasil pada malam itu. Padahal, "dosa" itu dilakukan setelah dipaksa naik sepeda motor. Sejak itu, keduanya rutin berkumpul dan melakukan hal-hal "seperti" itu lagi. “Saya beberapa kali dibawa ke rumahnya dan kami berhubungan seperti suami istri,” aku Bunga.
Sulit di terima akal sehat
Secara teori dan konsep remaja merupakan generasi penerus yang akan membangun bangsa ke arah yang lebih baik, yang dimana mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya dapat menguntungkan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Perzinahan atau yang sering kita kenal dengan “seks bebas” memang bukan menjadi hal yang tabu lagi. Pasalnya, zaman sekarang banyak siswa siswi yang dengan bangga mengakui dan bercerita kepada teman temannya bahwa mereka sudah pernah melakukan seks bebas.
Bahkan, sekelas anak SMP/MTS sederajat yang sebagian besar masih baru memasuki masa puber, mereka tidak ada rasa sungkan untuk menunjukkan bahwasanya mereka sudah pernah dibawa ke tempat penginapan (kos) ataupun sejenisnya, tidak sedikit dari mereka yang melawan larangan orang tuanya dan dengan bangganya menyebutkan mereka sudah hamil anak orang yang dicintainya. Remaja saat ini memiliki kesalahpahaman tentang apa itu pergaulan yang sebenarnya. Mereka hanya mengerti bahwa kita bebas melakukan apa yang mereka suka. Remaja biasanya melakukan perilaku memalukan ini karena penasaran, yang didorong oleh kurangnya pendidikan dan lingkungan yang bebas.
Kurangnya ilmu agama?
Dewasa ini, banyak kita temui di media massa maupun kita lihat di media elektronik adanya remaja yang berprestasi dari segi akademik/non akademik dan tidak sedikit pula kita temui banyaknya remaja yang melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar Pergaulan bebas, di sisi lain, adalah bagian penting dari keberadaan manusia karena fakta bahwa manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan kebersamaan dengan orang lain setiap hari dan bahwa hubungan antarpribadi membina hubungan antar manusia. Setiap orang berhak untuk berserikat, yang merupakan hak asasi manusia yang harus dibebaskan.
Oleh karena itu, tidak boleh ada manusia yang dibatasi pergaulannya, apalagi dengan diskriminasi, karena hal tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Jadi hubungan antara orang harus bebas, dengan tetap berpegang pada hukum, agama, budaya, dan konvensi masyarakat. Oleh karena itu, pergaulan bebas medis tidak akan menimbulkan ekses seperti saat ini, asalkan ada aturan dan norma yang teratur atau terbatas dalam kehidupan manusia.
Pergaulan sering dicirikan sebagai menjauh dari pergaulan orang benar. Kejadian kejadian negative dari pergulan bebas tidak akan terjadi jika semua pihak bekerja sama dalam menerapkan wawasan edukasi yang baik serta yang terpenting ialah menerapkan ilmu agama sejak dini. Banyaknya kasus seks bebas tidak lain tidak bukan salah satu penyebabnya ialah kurangnya ilmu agama yang seharusnya harus melekat dalam diri individu. Bagaimana tidak, zaman sekarang sudah jarang anak anak masuk sekolah yang terdapat ajaran agama di dalamnya.
Para wali murid hanya mementingkan pengetahuan umum anaknya saja, tapi mereka lupa bahwa ilmu agama sangatlah penting dalam membentengi generasi muda (remaja) dalam mengontrol dirinya sendiri untuk bergaul di lingkungan baru. Sifat remaja yang selalu penasaran akan hal baru tentunya harus diimbangi dengan beberapa sifat diantaranya harus berpendirian kokoh dalam mengambil keputusan, tidak mudah terpengaruh terhadap ajakan lawan jenis, serta selektif dalam memilih teman dapat menjadi beberapa hal positive untuk membawa kita agar tidak terjerumus terhadap seks bebas karena lingkungan pertemanan sangat berpengaruh dalam membentuk karakter seseorang.
Kisah bunga di atas dapat menjadi pembelajaran bagi kita sebagai generasi muda agar selalu berhati hati dalam bergaul dengan orang baru.
Menambah relasi itu penting, tapi kita juga harus memperhatikan seperti apa orang baru yang kita kenal. Kita juga harus senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan agar Aqidah dan moral kita tidak rusak. Saya percaya bahwa remaja perlu mendapat perhatian ekstra dari diri mereka sendiri, orang tua mereka, dan masyarakat luas. Mendekatkan diri dengan agama sangat penting dalam membentengi diri sendiri seperti, perlunya mengikuti kegiatan positif (pengajian, karang taruna, dll) dan juga melibatkan diri dalam kegiatan yang positif baik di sekolah maupun di lingkungannya yang tentunya harus mendapatkan dorangan serta restu dari orangtua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI