Kita tidak bisa menutup mata terhadap fenomena-fenomena tertentu dalam kehidupan kita sebagai manusia yang mendapat gelar makhluk sosial. Banyak kali kita mendengar orang dengan mudah mengatakan dua kata ini: 'bekas' dan 'mantan'. Kedua kata ini sering dipakai begitu saja.Â
Kata mantan sebenarnya merupakan ameliorasi dari kata bekas. Ahmad Bastari Suan dalam majalah Pembinaan Bahasa Indonesia tahun 1984, mengatakan bahwa kata mantan dapatlah menjadi pengganti kata bekas yang mana arti kata bekas dirasa kurang sopan dan bernilai lebih rendah untuk disematkan pada orang yang dihormati dan pernah menduduki jabatan mulia atau profesi tertentu sebelumnya.Â
Dalam hal ini kata bekas tetap bisa dipakai untuk sesuatu yang bukan orang atau kepada orang yang telah meninggalkan pekerjaan buruk.
Itu sebabnya pada saat ini kita mendengar orang menyebut mantan terindah atau mantan tidak terindah: mantan suami, mantan istri, mantan pacar, mantan bupati dan lain sebagainya. Kita jarang dan pasti tidak akan mendengar sebutan ini: mantan anak dan mantan cucu.Â
Ternyata anak dan cucu tidak pernah akan menjadi mantan apalagi bekas. Hanya karena kedegilan hati manusia maka ada mantan suami dan mantan istri. Namun demikian mantan tetap memiliki cerita yang menghiasi hidup orang yang merasa memiliki mantan. Mantan menjadi sebuah memory yang indah atau memory yang pahit yang sungguh bisa mengubah hidup kita.