Mohon tunggu...
Hanief Arief
Hanief Arief Mohon Tunggu... Relawan - NKRI Mandiri dan Berdaulat

Leaders grow, they are not made..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Selamat Atas Pelantikan PII (2015 - 2018)

17 Februari 2016   15:03 Diperbarui: 17 Februari 2016   15:11 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SELAMAT ATAS PELANTIKAN PII 2015 - 2018 !!

Kongres PII (Persatuan Insinyur Indonesia) ke XX baru saja usai, bersiap menghadapi tantangan yang sudah menghadang depan mata yaitu tingkat persaingan global yang semakin ketat, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Trans Pacific Patnership, Chinese Engine dan menggeliatnya perkembangan ekonomi di kawasan ASIA timur. Tentu saja dari pengurus yang baru dilantik pada tanggal 16 Februari 2016 di Kementerian PU-Perumahan Rakyat memunculkan harapan baru dan semangat baru dalam kepengurusan untuk segera melakukan aksi nyata dalam mendorong peningkatan daya saing bangsa melalui peningkatan kemampuan kapasitas sumberdaya manusia di bidang teknik. Tentunya bukan perkara mudah, mengingat dalam Word Economic Forum saat ini indonesia turun rangking dari 34 menjadi 37 dari 140 negara. Sungguh suatu awal yang kurang menggembirakan dan ini menjadi tantangan bagaimana peran insinyur dapat memberikan peran yang signifikan terhadap peningkatan daya saing bangsa kedepan. 

Isu strategis yang berkembang seperti bonus demografi, Midle Income Trap, serta isu-isu lingkungan terkait dengan hemat energi, pengembangan EBT (Energi terbarukan), pengembangan infrastruktur pedesaan, transportasi dan masih banyak lagi dan tentunya masih menyisakan persoalan yang belum sepenuhnya selesai. Menurut Emil Salim dalam Zuhal (2008) dikatakan bahwa dalam teori pembangunan konvensional, kegiatan menghasilkan barang dan jasa ditentukan oleh kualitas dan kuantitas empat faktor produksi, yaitu : sumberdaya Alam; Tenaga Kerja; Modal; Keterampilan memanfaatkan teknologi; dengan kata lain, semakin tepat penggabungan faktor produksi ini, maka semaki efisien dan semakin bermutu produk yang dhasilkan. Namun tentunya faktor ini belum dirasakan cukup dalam menunjang potensi daya saing bangsa sehingga perlu dilengkapi dengan kemampuan masyarakat menjangkau aksesibilitas masuk pasar global dalam memenuhi permintaan sesuai dengan tuntutan zaman. 

PII sebagai lembaga profesional yang diamanatkan dalam UU No. 11/2014 tentang keinsinyuran berfungsi mengutamakan kaidah keselamatan masyarakat, kesehatan kerja dan kelestarian lingkungan hidup dan peningkatan kualitas dan kuantitas insinyur melalui pengembangan kompetensi insinyur secara signifikan. Disamping itu, sebagai lembaga profesional yang bergerak dibidang keteknikan PII juga menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan nasional dalam hal inovasi untuk meningkatkan nilai tambah dalam kegiatan keinsinyuran secara berkesinambungan. 

Perkembangan suatu negara sangat tergantung dari kemajuan teknologinya, kita melihat Jepang, Korea Selatan, China yang sukses menjadi raksasa ekonomi karena berhasil melakukan perkembangan teknologinya yang tersebar keseluruh dunia. Bicara perkembangan teknologi, tentu saja tidak lepas dari peran para insinyur yang melakukan riset dan pengembangan teknologi di lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang sukses melakukan industrialisasi terhadap berbagai hasil invensinya. 

Namun kondisi tersebut masih jauh dari harapan, saat ini kita kekurangan jumlah insinyur dimana menurut M. Nasir Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam (Sindo, 2015) dikatakan bahwa Indonesia hanya mempunyai sekitar 2.671 Insinyur persatu juta penduduk, jauh dari negara tetangga yang mempunyai sekitar 3.337 persatu juta penduduk. Artinya, sulit membayangkan jika kita bicara daya saing jika jumlah insinyur kita masih jauh dari harapan. Belum lagi Insinyur yang tidak fokus terhadap bidang kerjanya sehingga makin memperbesar gap jumlahnya. 

Kondisi tersebut tentunya akan berdampak banyaknya insinyur asing yang masuk keindonesia untuk mengisi kekosongan tersebut, sehingga akan makin memperlebar kesenjangan. Perlu strategi yang komprehensif dan sistematis dalam mengatasi persoalan, tidak saja hanya persoalan jangka pendek namun perlu juga memikirkan bagaimana mengantisipasi dalam jangka panjang sehingga jumlah insinyur yang berkualitas akan meningkat pesat secara berkelanjutan. 

Peran perguruan tinggi sangat signifikan dalam mencetak para insinyur yang berkualitas, baik secara kualitas maupun kuantitas, artinya tidak saja pada skala jumlah namun juga kompetensinya. Insinyur tidak saja hanya untuk mengisi kebutuhan dunia kerja, terutama bidang infrastruktur tapi juga dalam hal peningkatan kapasitasnya dibidang riset yang tentunya hasilnya dapat dipergunakan industri. Saat ini, inovasi yang dilakukan para periset masih belum memenuhi harapan industri, akibatnya hasil-hasil riset yang dilakukan para peneliti diperguruan tinggi belum banyak yang menarik minat industri untuk diproduksi secara masal. Tentunya ini juga harus menjadi concern PII dalam mendorong peningkatan kapasitas hasil-hasil riset tersebut agar diterima oleh industri dan berdampak luas secara ekonomi. 

Poin penting untuk kepengurusan baru PII priode 2015 - 2018, PII tidak saja sebagai lembaga profesional yang mengurusi sertifikasi, tapi juga dituntut tanggungjawab secara moral dalam mendukung arah pembangunan nasional dengan meningkatkan kapasitas dan kemampuan SDM melalui para insinyur yang ada, serta mencetak insinyur-insinyur yang profesional dan berkualitas untuk mendorong produktifitas nasional. disamping itu, memperkuat kolaborasi dengan perguruan tinggi dalam hal kompetensi sdm, membangun komunikasi yang intensif dengan dunia industri agar hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti yang kebanyakan insinyur hasilnya dapat dimanfaatkan di industri sehingga mampu meningkatkan nilai tambah, mengurangi impor dan menaikan produksi dalam negeri. 

akhir kata, kita semua berharap bahwa PII kedepan akan menjadi lembaga profesi yang handal dan mampu menjawab tantangan jaman kedepan. semoga Alloh Subhannahu wataala memberikan berkah dan hidayahnya agar PII terus mampu mengukir sejarah untuk bangsa tercinta, salam Insinyur!!!

 

JAKARTA, 17 FEBRUARI 2016

HANIEF ARIEF

 

SUMBER : 

ZUHAL, 2008 KEKUATAN DAYA SAING INDONESIA : Mempersiapkan Masyarakat Berbasis Pengetahuan, Kompas

SINDO, 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun