Pernahkan berpikir bahwa kehidupan teman kita lebih bahagia? Padahal kita tidak tahu bahwa dia ternyata memiliki kecemasan dan beban di kehidupannya, serta sering mempertanyakan bagaimana kehidupnya besok. Terkadang kita terlalu peduli dengan kesempurnaan orang lain dari media sosial seakan lupa bahwa setiap orang punya masalahnya masing-masing yang tidak mungkin dibagikan di dunia maya.
Perempuan seringkali disalahkan, mulai dari cara berpakaian, pilihan untuk menjalin hubungan, cara mengasuh anak, dicemburui dan dibandingkan tentang cara melahirkan, bahkan pilihan hidup untuk berpisah dengan pasangan.
Siapa yang melakukan itu?
Perempuan lain! Banyak perempuan tanpa sadar melakukan hal tersebut. membanding-bandingkan dirinya dengan perempuan lain adalah kegiatan yang tanpa sadar sering dilakukan. Padahal setiap keputusan yang diambil mereka diatas pastilah telah melalui renungan serta instropeksi panjang, dan membutuhkan waktu tidak sebentar
Bukankah sebagai sesama perempuan mereka harus saling mendukung dan menguatkan? Bukan malah menyindir atau membanding-bandingkan apa yang kita punya? Sayangnya kebiasaan tersebut sudah menjadi bagian dari keseharian banyak perempuan.
Buku ini berisi cerita singkat untuk refleksi diri, bahwa kita sebagai perempuan tidak perlu menjadi sempurna. Cukuplah menjadi seseorang yang percaya pada diri sendiri. Dan tak lupa untuk tidak berhenti mencintai diri dan terus belajar berempati pada lingkungan sekitar.
Dalam buku ini, fakta-fakta yang dialami perempuan saat ini diceritakan dalam sepenggal cerita singkat, namun penuh maksa. Dilengkapi dengan kalimat-kalimat cinta yang menyadarkan, memberikan motivasi, dan sebagai pengingat bahwa apapun yang terjadi, kita harus tetap mencintai dan percaya pada diri sendiri.
" Walaupun hidup tanpa pasangan (baik yang belum memiliki atau telah berpisah), tidak menghapus keberhasilan yang diraih merempuan"
"Imajinasi tentang standar tubuh ideal. Kita butuh lingkungan yang menguatkan, bukan pujian hanya berdasarkan penampilan dengan standar tertentu"
"Pilihan menjadi ibu bekerja atau ibu rumah tangga. Menjadi ibu bekerja bukan berarti mengorbankan keluarga. Dukungan untuk ibu bekerja tidak sebanding dengan kontribusinya. Ibu rumah tangga sering mendapatkan tuntutan dan tekanan lebih tinggi, padahal perlu adanya kolaborasi"
Menurut Ibu Najeela Shihab selaku penulis, Banyak perempuan menjadi sumber inspirasi dan teman eksplorasi. Beliau pun berharap agar buku ini sampai kepada banyak perempuan untuk menghadapi apapun yang mengerdilkan masa depan kita.Â
Semoga Kita sebagai perempuan terus mencintai diri sendiri serta terus meningkatkan rasa empati terhadap lingkungan serta perempuan lain...
Kita juga harus ingat bahwa tidak ada yang salah jika kita berbeda dengan standar sosial yang entah dari mana telah melekat pada masyarakat. Setiap manusia mempunyai alasan masing-masing untuk melakukan/ tidak melakukan suatu hal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H