Keterampilan ini berkaitan dengan perhatian dan kesiapsiagaan penuh yang diberikan pada konseli dari konselor sebagai bentuk penerimaan. Tujuannya agar konseli merasa diterima dan nyaman. Meskipun dilakukan dalam bentuk verbal dan non-verbal, akan tetapi aspek non-verbal lebih ditekankan dalam keterampilan ini.
2. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya adalah keterampilan untuk mengajukan pertanyaan. Tujuannya agar konselor dapat memperoleh pemahaman yang baik untuk membantu konseli. Ada 2 tipe pertanyaan, yakni pertanyaan terbuka dan tertutup. Pertanyaan terbuka (untuk probing) memungkinkan untuk mendapat jawaban yang terbuka  dan luas, sedangkan pertanyaan tertutup (pertanyaan klarifikasi) memungkinkan untuk dijawab dengan jawaban tertentu saja.
3. Keterampilan Restatement
Keterampilan ini adalah pengulangan kata-kata pernyataan secara eksplisit dari konseli untuk penegasan kembali.
4. Keterampilan Empati
Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan/emosi orang lain, atau dengan kata lain, keterampilan ini membutuhkan kesanggupan untuk memposisikan diri dalam keadaan orang lain. Keterampilan ini dapat bentuk verbal maupun non-verbal.
5. Keterampilan Klarifikasi
Klarifikasi sendiri adalah suatu respon konselor untuk mendorong konseli agar memperjelas apa yang dirasakan dan dialami oleh konseli saat ini. Keterampilan ini dibutuhkan ketika konselor mencoba untuk menyamakan persepsi dengan konseli. Untuk memfasilitasi keakuratan komunikasi, klarifikasi dapat berbentuk pernyataan atau pertanyaan yang efektif.
6. Keterampilan  Genuine
Keterampilan genuine adalah keterampilan berupa perilaku dan ungkapan jujur dari konselor mengenai pikiran dan perasaan konselor kepada konseli, namun dengan tetap mempertahankan hubungan baik antara konselor dan konseli.