[caption caption="http://asset-img.ourstage.com/photo_galleries/NN/ZM/NNZMQEQMKYMV-520x520.jpg"][/caption]
Di Indonesia banyak terdapat band Folk yang bersentuhan dengan Pop. Salah satunya adalah Stars and Rabbit. Stars and Rabbit adalah  duo Folk asal Jogjakarta yang memang populer dengan vokal unik ala Elda Suryani dan arrangement gitar, Adi Widodo.Â
Bagi khalayak yang belum terbiasa mendengarkan musik folk serta sedikit sentuhan indie pop dengan karakter vokal seperti ini, akan merasa ilfil mendengarkan suara vokal duo Stars and Rabbit . Tetapi disitulah keunikan dan karakter musik Stars and Rabbit dapat dirasakan dan dengarkan sensasinya. Keunikan vokal Elda Suryani yang bisa dibilang sampai titik annoying ini termasuk tipe karakter vokal yang berbeda seperti yang ada kebanyakan. Mungkin pada awalnya orang akan merasa tidak begitu suka, tetapi jika sudah menemukan sensasi sendiri di musiknya maka hal tersebut dapat diterima oleh telinga dan akal sehat.
Tahun 2011 Stars and Rabbit mulai merilis lagu- lagu mereka. Dari awal band ini berdiri, Elda dan Adi tidak pernah memikirkan satu nama. Sampai akhirnya muncullah nama Stars and Rabbit yang secara tidak sengaja diambil dari nama akun twitter pribadi milik Elda. Jadilah nama Stars and Rabbit itu sebagai nama band duo yang beraliran folk/pop ini. Nama Stars and Rabbit sendiri sebenarnya pun tidak memiliki satu arti khusus. Elda juga mengakui bahwa tidak ada arti tertentu ketika ia memilih menggunakan nama itu sebagai akun twitternya. Karena dirasa lucu, akhirnya dipakailah nama tersebut sampai sekarang.
[caption caption="https://i.ytimg.com/vi/_INVERWvzQ0/maxresdefault.jpg"]
Sebelum bergabung dalam Stars and Rabbit, Elda adalah vokalis sebuah Band bernama EVO. Seiring waktu, band EVO pun melorot dari hingar bingar panggung mainstream seiring bergantinya kiblat dan selera musik mainstream. Bubarnya EVO ternyata tidak membuat Elda Suryani, sang mantan vokalis, berhenti bermusik. Setelah dua tahun vakum, namanya kembali mencuat di blantika musik tanah air. Bersama dengan partner barunya, Adi Widodo, mereka melahirkan Stars and Rabbit. Elda dan Adi mengaku bahwa sebenarnya mereka tidak tahu pasti tentang genre mereka. Kategori Pop Folk hanyalah berdasarkan penilaian pendengar musik mereka semata.
Kehadirannya kembali dalam panggung indie bersama Stars and Rabbit justru menjadikan Elda dan Adi mampu menuangkan ide dan gagasan idealis mereka kedalam karya yang juga disukai khalayak ramai. Dibantu oleh rekannya Didit, yang juga mantan personil EVO, mereka bersama-sama membuat musik untuk Stars and Rabbit. Menurut Elda, peran Didit sendiri sangat penting bagi mereka.
Single pertama mereka yang berjudul ‘Worth It’ ternyata sudah terlebih dahulu menyita banyak perhatian beragam komunitas di Indonesia bahkan di daratan Inggris. Materi Stars and Rabbit patut di acungI jempol, dari segi aransemen, penampilan, dan kompisisi musik mereka. Meski sederhana tapi sangat patut untuk diperhitungkan. Di tambah lagi dengan hadirnya suara vokal Elda yang apik mengiringi irama musik dari duo akustik ini. Bahkan, single yang berjudul ‘The House’ menjadi soundtrack dalam film hollywood Wander.
Dengan salah satu lagu yang ditulis oleh Elda serta bantuan Adi, "Like it Here" benar- benar membuat pendengar menyukai nuansa di dalam lagu ini. Dapat dikatakan atmosfer yng hadir merupakan percampuran antara coldplay serta Sigur Ros yang kental dengan Flowing Atmosphere inside of every song.Â
Saat ini Stars and Rabbit telah mempunyai album perdana yang berjudul "Constellation". Dalam album ini sebenarnya tidak ada lagu yang berjudul serupa, satu-satunya kata Constellation terselip dalam lirik lagu "Man upon the hill". Constellation dalam bahasa Indonesia berarti Konstelasi atau yang lebih dikenal dengan "rasi bintang". Mungkin ini adalah bagian imajinasi Elda tentang bintang dan bagaimana ia melihat sifat tersebut ke dalam kehidupannya sehari-hari. Pastinya bakalan imajinatif dan dipenuhi lirik-lirik yang multi tafsir.
Jika terbiasa mendengarkan Stars and Rabbit dengan musik minimalis. Kali ini akan dikagetkan dengan aransemen full band. Semua lagu kembali di aransemen dengan full band yang secara tidak langsung membentuk ambience yang emosional di bandingkan dengan nuansa folk di EP Live at the Deus. Kecuali lagu "Rabbit Run" yang pada akhirnya dibiarkan dengan format akustik.
 [caption caption="http://www.deathrockstar.club/wp-content/uploads/2015/06/stars-and-rabbit.jpg"]
Album ini di produseri oleh mereka sendiri, Artwork nya sendiri di buat oleh Nady Azhry. Keunikan dalam album ini adalah Mastering nya oleh John Davis, Metropolis studios, Londonyang sudah menangani artis-artis seperti Lana del rey, Led zeppelin, blur dll. Berawal dari mencari nama-nama master engineering dari band-band favorit mereka, dan dengan memanfaatkan email, ternyata John Davis sendiri sangat tertarik dengan album constellation. Hal ini harusnya jadi semangat optimis bahwa album ini harusnya bisa dipasarkan di luar Indonesia.. Selain itu, album ini juga di promosikan melalui Constellation Asian Tour 2015 di beberapa kota seperti Malang, Bali, Shenzhen, Hong kong, Guanzhou, Manila dan Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H