Image "gemuk" yang sudah melekat sekian lama dari kecil hingga segede ini rasanya sangat nggak nyaman. Apalagi gendut bawaan genetik. Rasa nggak nyaman itu bukan hanya karena "celotehan" mereka saja, tetapi tubuh yang gemuk akan terasa lebih banyak mengalami kesusahan dalam bergerak, bergaya, dan lain sebagainya. Orang yang bertubuh gemuk cenderung kurang percaya diri di lingkungan sosialnya.
Mungkin waktu kecil orang akan memandang kita dengan gemas. Namun seiring berjalannya waktu pandangan itu berubah jadi "are you freaking serious with that weight?" Rasanya sangat tidak adil untuk men-judge seseorang dari penampilan luarnya saja, tetapi memang itu kenyataannya. Celotehan orang mungkin hanya bermaksud gurauan, namun sebenarnya, meskipun terkadang kita menanggapi dengan lebih mencaci diri kita, you know, like "yeah, you're right, I'm a big bear." Atau bahkan ngrasa kita adalah badut gendut yang bisa bikin banyak orang ketawa. err Tapii... yang kita rasakan tidak sedemikian bahagia. Dalam hati kecil kita berkata, "Damn, shut up! Coba lo jadi gue, dua hari juga mati lo". Ups! sorry..
Kebanyakan orang lain akan berpikir bahwa orang gemuk itu banyak makan, malas bekerja, malas bergerak. Oh, ketahuilah tidak semua demikian. Tahukah kamu? sebagian dari kita mati-matian melakukan berbagai metode diet sepanjang umur kita. Dari mulai tradisional, modern, sampai internasional sudah dicoba. Olahraga dua kali sehari, berhenti mengkonsumsi nasi, jadi vegetarian, minum obat diet seharga ratusan ribu rupiah. Dan hingga pada akhirnya usaha kita tetap saja sia-sia.
Tidak hanya sebulan dua bulan kita melakukannya, seumur hidup. Menjaga pola makan, pola hidup. Lalu, apakah harus kita menyalahkan genetik? No. Saking seringya diet, gagal lagi, diet lagi, gagal lagi, lalu kemudian munculah ungkapan "I'm getting sick of this diet", akhirnya kita menyerah. Pasrah terhadap kegemukan. "yaa mungkin udah takdirnya gw gendut kali". That's arrrgh..
But, you know what? Dear my big friends.. literally, it's all right to be fat. Kita nggak sendirian. Tidak ada perbedaan yang begitu berarti antara si gendut dengan si ideal. Mungkin memiliki tubuh ideal masih menjadi mimpi yang selalu kita peluk erat-erat. It's okay, we're going to get through this. Si gemuk bisa kok dapet kerjaan bagus, pasangan yang baik, being fashionable like just the way we are. Yaaa balik lagi, seenggaknya kita masih bisa bikin orang bahagia dengan jadi badut gendut kesayangan mereka. Eww..
Untuk lo yang masih mau bertahan di kegendutan ini, aelahh.. it's okay. Yaa walaupun cantik nggak bisa di eja dari g-e-n-d-u-t, tapi cantik juga nggak bisa tuh di eja pake k-u-r-u-s. Just be yourself. Lakuin apa aja yang lo senengin. Gaul sama siapa aja yang lo pengen gaulin. Eh? Emm intinya act like everything is really really really okay with this weight. Cause you're deserve to be happy.
Buat lo yang udah nggak tahan sama kegemukan (gw salah satunya), mungkin bisa dapet saran dari para reader. Sok atuh mangga komen yang tau metode diet efektif. But, jangan ngiklan please.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H