Mohon tunggu...
Nur Hanifah
Nur Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta

Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Murah di Muka Belum Tentu Murah di Akhir

21 Oktober 2021   12:56 Diperbarui: 21 Oktober 2021   13:32 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Sebagaimana Negara berkembang, Indonesia memikirkan banyak hal untuk memajukan negeri dan memfasilitasi rakyatnya. Salah satu cara adalah dengan mengembangkan fasilitas transportasi umum. 

Transportasi yang sedang dalam proses pengembangan adalah kereta cepat Jakarta -- bandung. Wacana pembangunan kereta cepat Jakarta -- Bandung ini sudah ada di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2012 lalu. Proyek kereta cepat Jakarta -- Bandung merupakan salah satu upaya menanggulangi kemacetan yang sering terjadi di Tol Jakarta -- Bandung.

Berselang 3 tahun, pada 2015 pemerintah Indonesia sempat menolak 2 tawaran proposal proyek pembangunan kereta cepat Jakarta -- Bandung. Hingga akhirnya Rini Soemarno yang saat itu menjabat sebagai Menteri BUMN bersikeras untuk melanjutkan proyek kereta cepat Jakarta -- Bandung. 

Dengan menggandeng Cina yang kala itu merupakan salah satu negara yang mengajukan tawaran proposal proyek pembangunan tersebut.

Pada tahun 2021 ini konstruksi proyek sudah mencapai 80%. Namun, proyek pembangunan kereta cepat Jakarta -- bandung ini justru mengalami pembengkakan biaya hingga Rp 27,74 triliun dari estimasi awal sebesar Rp 86,5 triliun menjadi Rp 114,24 triliun.

Perjanjian awal pemerintah Indonesia dengan Cina dalam proyek pembangunan kereta cepat dimulai pada Agustus atau September 2015 dan berakhir pada 2018. 

Namun, hingga kini pembangunan tersebut masih dalam proses dan mundur 3 tahun dari rencana. Kesalahan sangat mungkin terjadi namun kesalahan bisa diminimalisir dengan melakukan analisis strategi yang tepat.

Keterangan :

Tawaran Jepang

  1. Dimulai pada 2016, Test-run 2019 dan Pengoperasian 2021
  2. Nilai investasi USD 6,2 miliar
    • 75% dibiayai jepang
    • Bertenor 40 tahun
    • Bunga 0.1 persen per tahun
  3. Teknologi : Kereta cepat Jepang sudah dikembangkan sejak tahun 1964 sesuai dengan kebutuhan kondisi iklim empat musim

Tawaran Cina

  1. Dimulai Agustus atau September 2015 dan selesai pada 2018
  2. Pinjaman USD 5,5 miliar
    • Bertenor 50 tahun
    • Bunga 2 persen per tahun
    • Skema 40% dibawah kepemilikan Cina dan 60% kepemilikan lokal
  3. Teknologi : Teknologi Siemens yang di kembangkan Cina sejak tahun 2003

Sesuai Dengan Kebutuhan

Untuk menanggulangi kemacetan yang berkepanjangan di Jakarta-Bandung. Mayoritas disebabkan oleh kendaraan pribadi, pemerintah Indonesia mengembangkan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta -- Bandung agar masyarakat menggunakan fasilitas transportasi umum. Pembangun kereta cepat memang sangat bagus dan akan bermanfaat untuk jangka panjang serta merupakan solusi yang cukup baik untuk menanggulangi kemacetan.

Pemilihan Tender 

Pemilihan tender memang tidak bisa dilakukan secara sepihak dan tanpa perhitungan. Seperti keterangan tawaran diatas, pemerintah Indonesia seharusnya memperhitungkan lagi mana tender yang lebih berpengalaman dalam pembangunan kereta cepat dibandingkan tender yang memberikan tawaran yang lebih murah.

Murah Dimuka Belum Tentu Akan Murah Diakhir

Seperti kejadian membengkaknya biaya dan mundurnya masa konstruksi. Ada 2 kerugian yang kini harus ditanggung oleh pemerintah Indonesia yakni kerugian waktu dan biaya (utang serta bunga yang tinggi). 

Tinggi biaya pembangunan juga akan berdampak pada harga tiket kereta cepat nantinya. Murah diawal belum tentu akan murah diakhir, kini akan segera dirasakan oleh seluruh masyarakat pengguna fasilitas transportasi umum kereta cepat Jakarta -- Bandung. 

Selanjutnya diharapkan pemerintah Indonesia lebih selektif dalam memilih dan mengatur strategi jangka panjang untuk pembangunan fasilitas umum apapun.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun